EDITORIAL: Luis Suarez, Senjata Mematikan Merseyside Merah

EDITORIAL: Luis Suarez, Senjata Mematikan Merseyside Merah

Bola.net - - Oleh: Gia Yuda Pradana

Dia memang sosok kontroversial yang cukup identik dengan polemik. Namun, talenta spesial dan kehebatan Luis Suarez sebagai seorang predator kotak penalti layak mendapatkan apresiasi tinggi.

Sejak menginjakkan kaki di Inggris ketika direkrut dari Ajax senilai £22,8 juta pada 2007, berbagai image negatif disematkan kepada sang forward tim nasional Uruguay. Hal tersebut merupakan efek dari dugaan pelecehan rasial terhadap full-back Manchester Patrice Evra di musim 2010/11, yang membuatnya diskors delapan pertandingan dan dijatuhi denda sebesar £40.000. Selain itu, pria kelahiran 1987 tersebut juga dicap sebagai tukang diving dan akrab dengan yang namanya kartu kuning. Insiden gigitan terhadap defender Chelsea Branislav Ivanovic pada 21 April 2013, yang berbuah hukuman 10 pertandingan, pun seolah memperpanjang daftar buruk dalam lembar kariernya di Premier League.

Meski begitu, Suarez tetap dipertahankan oleh Liverpool, bahkan hingga sekarang. Kenapa manajer The Reds Brendan Rodgers tak melepasnya saja ketika dia mengutarakan niat untuk hengkang dari Anfield pada musim panas 2013 kemarin?

Mudah saja. Itu karena Suarez memang spesial. Sebagai striker, kemampuannya terbilang komplet dengan speed, teknik, skill serta kemampuan passing dan finishing mumpuni. Dia ahlinya menggetarkan jala gawang lawan dan cukup rajin merancang assist bagi rekan-rekannya. Dia bisa mencetak gol dengan apa dan dari mana saja. Tendangan bebasnya pun dapat diandalkan. Semua itu dibuktikan Suarez dalam laga melawan Norwich City pada pekan ke-14 Premier League 2013/14 di Anfield, Kamis (05/12).

Empat gol serta satu assist (assist keduanya musim ini) untuk Raheem Sterling diukirnya dalam laga yang dimenangi Liverpool 5-1 tersebut. Keempat golnya pun bukan gol-gol yang biasa. Rodgers saja sampai kehabisan kata-kata untuk memuji performa briliannya.



Opener-nya dari jarak jauh yang bersarang telak di gawang John Ruddy tercipta berkat perpaduan insting gol dan shooting technique nomor wahid. Gol kedua lahir berkat kemampuan aerial-nya untuk menyambar crossing Philippe Coutinho dari sudut lapangan. Gol ketiga merupakan pertunjukan dribbling skill plus finishing akuratnya. Pada titik itu saja, Suarez sudah menorehkan rekor sebagai pemain Premier League pertama yang mencetak tiga hat-trick melawan satu tim yang sama (Norwich).

Namun, Suarez tak berhenti sampai di situ. Dengan eksekusi tendangan bebas sempurna, Suarez mencetak gol keempatnya, lalu mengirim assist kepada Sterling untuk menutup pesta di Anfield.

Laga itu seolah merangkum kehebatan Suarez sekaligus mendongkrak reputasinya selevel lebih tinggi. Suarez kini sudah mengoleksi lima buah hat-trick di Premier League, melewati Carlos Tevez (Argentina) untuk torehan hat-trick terbanyak oleh pemain Amerika Latin di kompetisi tertinggi Inggris. Suarez juga tercatat sebagai pemain Amerika Latin pertama yang melesakkan empat gol dalam satu pertandingan Premier League.

Suarez memang goal machine handal. Dalam 86 penampilan di Premier League, torehan golnya sudah menyentuh angka 50. Dia sungguh mematikan!
Sekarang, striker yang baru saja turut mengantarkan Uruguay ke Piala Dunia 2014 itu memimpin daftar top scorer sementara Premier League 2013/14 dengan 13 gol dalam 9 penampilan. Jumlah tersebut mengalahkan 11 gol Sergio Aguero (Manchester City), 9 gol sang partner Daniel Sturridge serta 8 gol Romelu Lukaku (Everton), Aaron Ramsey (Arsenal), Loic Remy (Newcastle) maupun Wayne Rooney (Manchester United). Padahal, dia terlambat memulai musim ini karena masih harus menjalani sanksi terkait insidennya dengan Ivanovic.

Kesuksesan Liverpool bertengger di empat besar sejauh ini tak bisa dilepaskan dari peran dan kontribusi besar Suarez. Dari 30 gol yang sudah diciptakan Liverpool, 43 persennya dihasilkan oleh Suarez.

Jadi, tak rugi rasanya Liverpool mati-matian mempertahankan pemain yang memiliki keinginan menang yang sangat kuat itu di Anfield. Kini, kubu Merseyside merah pun bisa memancang target tinggi yang realistis, yaitu kembali ke pentas paling elit Eropa, Liga Champions, di musim mendatang. Semua itu, sekali lagi, salah satunya berkat Suarez.

Suarez mungkin dibenci banyak pihak akibat 'catatan-catatan gelapnya', tapi akan lebih adil kalau mereka juga secara sportif mengakui bahwa dia memang pesepakbola yang hebat.

Hate the man, but respect the talent.