EDITORIAL: Gervinho Bereinkarnasi di Olimpico

EDITORIAL: Gervinho Bereinkarnasi di Olimpico
Gervinho cetak 3 gol dan 1 assist hingga giornata 7 (c) AFP

Bola.net - - Oleh: Gia Yuda Pradana

Sejak hijrah dari dan berlabuh di Olimpico bersama AS Roma, seperti terlahir kembali dan menjalani kehidupan barunya dengan tenang sehingga bisa mengeluarkan semua potensi terbaik dalam dirinya.

Dua musim (2011-2013) bermukim di Emirates Stadium bukan pengalaman yang terlalu menyenangkan bagi Gervinho. Dia tenggelam, hanya 9 gol dalam 45 penampilan dia torehkan di Premier League. Itu cukup jauh kalau dibandingkan dua musim sebelumnya (2009-2011), kala masih memperkuat , di mana forward 26 tahun Pantai Gading tersebut melesakkan 28 gol dalam 67 penampilan.

Bersama Roma, Gervinho seperti menemukan kembali rasa cinta terhadap sepakbola dan melihat jalan terang dalam karier profesionalnya. Gervinho menunjukkan performa hebat dalam tujuh penampilan awal untuk Roma di Serie A 2013/14. Melihat perbandingan progress-nya dalam tujuh penampilan awal sejak 2009, bisa dibilang Gervinho sudah mendekati kemampuan terbaik seperti ketika masih berkostum Lille dahulu.


Dengan 3 gol dan 1 assist sejauh ini, kontribusi yang diberikan Gervinho kepada Roma sungguh positif. Saat Giallorrossi menumbangkan Inter 3-0 di giornata 7, Gervinho menegaskan bahwa dia belum habis. Gervinho memberi ancaman konstan dari sayap kanan dan menghasilkan 2 shot, 1 on target, 1 key pass, 5 sucessful drible, serta merancang assist untuk gol pembuka Il Capitano Francesco Totti.

Gervinho kembali bermain trengginas. Dribel Gervinho, style of play yang identik dengannya selama ini, merupakan salah satu elemen penting dalam salah satu senjata andalan Roma, yaitu serangan balik. Sebanyak 5 dari 20 gol yang telah diciptakan Roma di Serie A musim ini tercipta lewat skema tersebut.

Jumlah gol itu sendiri adalah yang terbanyak di kasta tertinggi Italia hingga giornata 7.

Dengan Totti sebagai sentral serangan sekaligus konduktor permainan, Gervinho dan Alessandro Florenzi mengacak-acak pertahanan lawan dari kedua sayap, serta tusukan Miralem Pjanic dan Kevin Strootman dari lini kedua, Roma belum terhentikan.

Namun, kunci kesuksesan Roma membalikkan prediksi banyak pengamat bukan hanya terletak pada ketajaman lini serang mereka, tapi juga pertahananannya yang setebal baja. Di Serie A musim ini, gawang Roma baru bergetar sekali, yaitu saat melawan Parma pada giornata 3.

Berkat tangan dingin Rudi Garcia, Roma mengejutkan Eropa dengan tujuh kemenangan beruntun yang melesatkan mereka ke posisi capolista. Di awal musim, tak ada yang menduganya, apalagi setelah hijrahnya sejumlah bintang seperti Marquinhos dan Erik Lamela.

Berkat Garcia juga, Gervinho bisa 'bereinkarnasi'.


Garcia adalah pelatih yang memboyong Gervinho dari Le Mans ke Lille pada tahun 2009. Kini, keduanya bertemu lagi di Olimpico. Satu kesimpulannya: Garcia tahu bagaimana cara mengeluarkan kemampuan terbaik Gervinho.

Musim panas lalu, ketika Eden Hazard dibeli Chelsea dari Lille, dia berkata: "Pemain terbaik yang pernah bermain dengan saya adalah Gervinho."

Waktu itu, banyak yang meragukan komentar Hazard. Namun, sekarang, Gervinho mulai membuktikan bahwa para doubter itu salah besar.

Kini, yang dibutuhkan Gervinho adalah konsistensi. Kalau Gervinho sanggup menjaga form, maka dia bisa menjadi salah satu elemen krusial dalam perjuangan La Maggica memburu Scudetto pertama mereka sejak 2001 silam.