
Bola.net - - Oleh: Jeffrie Liem
Setelah kekalahan menyakitkan 5-1 di tangan Belanda, Vicente del Bosque dan Spanyol akan menghadapi tantangan terberat dari era keemasan mereka di Piala Dunia Brasil kali ini.
Belum pernah sekalipun generasi La Furia Roja ini merasakan pembantaian sedemikian tragis - bahkan statistik mencatat jika Spanyol adalah juara bertahan dengan kekalahan terburuk dalam sejarah Piala Dunia. Hal tersebut tentu menjadi keprihatinan besar bagi sang juara dunia.
Kita bisa saja memaklumi kekalahan itu, mengingat Spanyol juga mengalami kekalahan saat pertandingan pembukaan di Piala Dunia Afrika Selatan tahun 2010 silam, namun akhirnya mereka toh keluar sebagai juara. Akan tetapi pasukan Del Bosque saat ini punya masalah berbeda dan lebih pelik - mereka harus bersaing dengan selisih gol.
Lawan berikutnya, Chile dan Australia, mungkin hanyalah tim dengan ranking FIFA lebih rendah dari Spanyol. Namun kesalahan kecil saja bisa membuat Iker Casillas dkk angkat koper lebih dini, bahkan sebelum babak penyisihan grup usai.
Selain itu, bahkan jika Belanda terpeleset di salah satu pertandingan sisa mereka, dengan selisih gol saat ini (-4) Spanyol butuh perjuangan ekstra keras jika ingin memuncaki grup dengan dua kemenangan. Lolos sebagai runner-up, maka skenario terburuk juga sudah menanti dengan potensi sua Brasil, tuan rumah yang diprediksi keluar sebagai juara Grup A.
Jadi bagaimana Tim Matador bisa memupuk kebangkitan? Tugas Del Bosque semestinya cukup sederhana. Cukup mengubah gaya permainan Spanyol menjadi lebih praktis dan pragmatis dalam mencetak gol, karena mereka punya masalah akan hal itu.
Spanyol Kurang Produktif
Data pertandingan Spanyol beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa generasi La Roja saat ini telah jauh dari kata produktif di depan gawang lawan, bahkan meski mereka sangat sukses sejak tahun 2008.
Pada 26 pertandingan gabungan dari Piala Dunia 2010, Euro 2012, Kualifikasi Piala Dunia 2014 dan Piala Konfederasi 2013, anak-anak asuhan Del Bosque ini hanya mencetak rata-rata 1,88 gol per pertandingan.
Dan jika kita mengesampingkan kemenangan 10-0 atas Tahiti Juni lalu, Spanyol hanya memiliki rata-rata 1,56 gol per pertandingan di semua laga kompetitif yang mereka jalani dari tahun 2010 sampai saat ini.
Spanyol dipastikan akan bermain habis-habisan untuk mengalahkan Chile dan Australia. Xavi dkk bakal berjuang keras mengatasi masalah produktivitas agar bisa kembali bersaing dengan Belanda di Grup B, sembari berharap Robin Van Persie dkk menderita kerugian di salah satu dari dua pertandingan mereka yang tersisa.
Sebagai catatan, selisih gol yang mengerikan juga memberi Spanyol sedikit margin untuk melakukan kesalahan. Jika Chile berhasil memaksakan hasil imbang melawan sang juara bertahan, dan di laga lain Belanda bisa mengatasi Australia, maka pasukan Del Bosque harus mengejar selisih enam gol di laga pamungkas kontra Australia dan berharap De Oranje tak bermain mata di tempat lain. Sebuah tuntutan skenario yang teramat berat ....
Advertisement
Berita Terkait
-
Piala Dunia 17 Juni 2014 23:22
-
Piala Dunia 17 Juni 2014 23:04
-
Piala Dunia 17 Juni 2014 22:59
-
Piala Dunia 17 Juni 2014 17:26
-
Piala Dunia 17 Juni 2014 12:06
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:42
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:35
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:25
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 01:18
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:15
-
Liga Italia 21 Maret 2025 01:01
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...