Dukungan Pesepakbola Dunia Untuk Palestina

Dukungan Pesepakbola Dunia Untuk Palestina

Bola.net - - Di tengah-tengah perjalanan Piala Dunia 2014, dunia dikejutkan dengan memanasnya keadaan di Gaza setelah serangan roket yang diluncurkan oleh tentara Israel.

Hampir semua lapisan masyarakat di dunia memberikan dukungan bagi Palestina agar negara tersebut bisa merdeka dan Israel menghentikan serangan tersebut. Salah satunya dari kalangan pemain sepakbola yang juga memberikan dukungan solidaritas mereka melalui berbagai cara.

Berikut delapan pemain sepakbola dunia yang memberikan dukungan mereka untuk Palestina atas nama kedamaian dan kemanusiaan.

1 dari 8 halaman

Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo

Hampir sulit untuk dipercaya bagaimana seorang pemain sepakbola terbaik di dunia rela melelang piala Sepatu Emas yang diperoleh dari kerja keras sepanjang karirnya.

Namun itulah yang dilakukan oleh Cristiano Ronaldo untuk memberikan bantuan bagi anak-anak di Gaza yang tengah dilanda krisis perang negara dengan Israel.

Dirilis dari beberapa laporan, Foundation of Real Madrid telah membantu pembangunan 167 sekolah di 66 negara. Perbuatan terpuji tersebut dilanjutkan oleh Ronaldo dengan meningkatkan harga lelang Sepatu Emasnya hingga mencapai 1,4 juta Euro.

Hasil dari pelelangan tropi yang didapatkan bintang Real Madrid pada tahun 2011 ini akan disumbangkan untuk sekolah-sekolah di Gaza yang telah hancur sebagai akibat peperangan.

Di samping itu Ronaldo juga ramai diberitakan menolak bertukas jersey dengan pemain Israel demi solidaritasnya kepada korban Palestina. Ini terjadi pada laga kualifikasi Piala Dunia 2014, dimana Ronaldo membela Portugal untuk menghadapi Israel.

2 dari 8 halaman

Didier Drogba

Didier Drogba

Beberapa pemain sepakbola dunia dari beberapa negara membentuk sebuah kelompok untuk memberikan dukungan bagi Palestina atas konflik yang dihadapi negara tersebut dengan Israel. Kelompok tersebut beranggotakan Eden Hazard dari Chelsea, pemain Newcastle Yohan Cabaye, Jeremy Menez serta Didier Drogba.

Aksi yang ditunjukkan oleh kelompok tersebut mereka telah meminta organisasi internasional untuk menyediakan perlindungan bagi korban perang Israel dan Palestina, terutama para pemain sepakbola muda Gaza.

Permintaan tersebut diluncurkan setelah tewasnya empat remaja Palestina yang tewas saat bermain bola karena bom yang ditembakkan oleh tentara Israel. Di samping itu mereka juga menggalang dukungan dari para pemain dunia lain untuk menandatangani petisi yang menolak pelaksanaan turnamen UEFA European U-21 di Israel.

Petisi tersebut ditandatangani oleh 60 pemain Eropa, namun Drogba menolak untuk memberikan dukungannya di atas petisi tersebut. Ia mengaku bahwa ia memang ingin berpartisipasi dalam usaha menjunjung tinggi perdamaian dan kemanusiaan di dunia, namun bukan berarti ia ingin berurusan langsung dengan masalah politik negara tersebut.
3 dari 8 halaman

Marcelo

Marcelo

Dukungan untuk Palestina tidak hanya datang dari Eropa. Bek kiri Brasil, Marcelo juga pernah menunjukkan solidaritasnya terhadap warga Palestina.

Pada tahun 2011 Marcelo sempat mengunggah sebuah foto pada akun pribadi Facebooknya yang menunjukkan seorang pemuda Palestina melemparkan batu untuk melawan tentara Israel.

Di bawah gambar tersebut Marcelo memberikan pendapatnya tentang konflik yang terjadi di antara kedua negara tersebut. "Saya mendukung apa yang dilakukan oleh Palestina untuk melawan Israel."





Foto tersebut mendapatkan respon yang masif dengan diberi 4000 lebih jempol dan beribu komentar. Beberapa komentar menunjukkan dukungan dan apresiasi untuk Marcelo sedangkan yang lain menyatakan ketidaksetujuan dengan pemikiran Marcelo.

Dua hari setelah posting tersebut dibuat, akun resmi Marcelo ditutup secara tiba-tiba. Manajemen Real Madrid menjelaskan pada media bahwa Facebook menerima permintaan dari pemerintahan Israel untuk menutup akun tersebut karena hal tersebut kemungkinan besar akan meningkatkan perlawanan masyarakat Palestina untuk Israel.
4 dari 8 halaman

Frederic Kanoute

Frederic Kanoute

Frederic Kanoute, mantan striker Sevilla ini sempat membuat wasit mengeluarkan kartu kuning dan didenda $ 4000 di pertandingan Copa Del Rey 2009 melawan Deportivo La Coruna.

Penyebabnya tidak lain adalah dukungannya terhadap Palestina. Setelah mencetak gol kemenangan 2-1, pemain ini mengangkat bajunya dan menunjukkan kaos berwarna hitam yang bertuliskan "Palestine".

Selain itu, menurut english.al-akhbar.com, Kanoute menyatakan di website resminya, "Kami mendapat laporan bahwa pada tanggal 10 November 2012, tentara Israel membom stadion olahraga di Gaza, mengakibatkan empat pemain muda yang sedang bermain sepak bola meninggal dunia... Kejadian ini tidak bisa diterima karena anak-anak terbunuh ketika mereka bermain sepakbola."

Memang pesepakbola yang bermain untuk Mali ini sudah memeluk agama Islam sejak usianya 22 tahun dan dengan selebrasi yang ia lakukan di pertandingan tersebut menuai sambutan yang hangat dari kedutaan Palestina, Mahmoud Aluanen. Dikutip dari news.bbc.co.uk, Aluanen mengungkapkan ke Radio Marca bahwa Kanoute telah menunjukkan bahwa ia adalah pendukung Palestina yang sangat berani dengan aksi dukungannya di event publik.

Aluanen menambahkan, "Semua atlet merupakan manusia yang tidak bisa menahan perasaannya. Mereka memiliki hak untuk menunjukkan opininya tentang hal-hal yang menentang hak asasi manusia. Saya yakin, semua anak-anak Palestina yang suka sepak bola akan bahagia bila mendengar aksi ini."
5 dari 8 halaman

Tim Nasional Aljazair

Tim Nasional Aljazair

Setelah mengalami kekalahan di babak 16 besar Piala Dunia, seluruh kesebelasan Aljazair mengadakan  parade di ibukota dan salah satu pemain kesebelasan tersebut mengibarkan bendera Palestina disamping bendera Aljazair. Benar saja, seluruh uang hadiah dengan total kurang lebih 5,25 juta pounds yang mereka dapatkan dari Piala Dunia nantinya akan didonasikan ke ke Palestina.

Dikutip dari koran Belanda, Algemeen Dagblad, salah satu pilar Timnas Aljazair, Islam Slimani menyatakan "Mereka (penduduk Palestina) lebih membutuhkan daripada kita."

Aljazair memang sejak dulunya memiliki hubungan yang kuat dengan Palestina, namun aksi kemanusiaan ini bisa jadi dipermasalahkan oleh FIFA karena membawa politik ke dunia olahraga.
6 dari 8 halaman

Mesut Ozil

Mesut Ozil

Ketika Israel membom Gaza pada tahun 2012 lalu, bintang Arsenal yang dulunya sempat bermain untuk Real Madrid ini mengalami kesedihan mendalam saat mengetahui kabar tentang adanya pasukan Israel yang membunuh anak berusia 12 tahun, Hamid Abu-Dagga.

Tidak hanya itu, Abu-Dagga saat itu dibunuh ketika sedang bermain sepakbola dan mengenakan replika jersey Ozil. Gelandang Jerman ini kemudian mengatakan ke media, "Beristirahatlah dengan damai. Semua korban tidak berdosa. Saya mendoakan. Bebaskan jalur Gaza. Bebaskan Palestina."
7 dari 8 halaman

Ronaldo

Ronaldo

Pesepakbola asal Brasil yang satu ini sempat mengunjungi tempat yang dianggap paling berbahaya di dunia, Ramallah, Palestina untuk mengunjungi salah satu proyek anti-kemiskinan milik PBB. Ronaldo kemudian menyatakan ke BBC, "Saya hanya ingin mengungkapkan betapa bahagianya saya karena bisa datang dan betapa bangga ketika melihat semua orang bahagia ketika berada disekitar saya."

Ronaldo juga mengungkapkan rasa terimakasihnya atas sambutan yang hangat dari penduduk setempat, ia kemudian menambahkan, "Saya berjanji untuk bercerita tentang penduduk Palestina ketika saya kembali ke Brazil."
8 dari 8 halaman

Eric Cantona

Eric Cantona

Legenda hidup Manchester United, Eric Cantona sempat menyuarakan protesnya ke UEFA ketika badan sepakbola tersebut akan menyelenggarakan turnamen U-21 di Israel. Ia menyalahkan UEFA karena mengabaikan berita tentang pemain sepakbola Palestina, Mahmoud Sarsak yang ditawan oleh tentara Israel tanpa ada penyebab yang jelas.

Cantona menentang UEFA terang-terangan dengan menyatakan, "Rasisme, pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hukum internasional setiap harinya terjadi di negara itu. Sekarang sudah saatnya mengakhiri kekebalan hukum Israel dan menekankan standar yang sama dalam hal kesetaraan, keadilan, dan penghormatan terhadap hukum internasional yang kita tuntut dari negara-negara lain."