Choirul Huda dan Nomor Pemain Yang Diabadikan Setelah Meninggal di Lapangan

Choirul Huda dan Nomor Pemain Yang Diabadikan Setelah Meninggal di Lapangan
Choirul Huda (c) Persela Lamongan

Bola.net - Bola.net - Sepakbola Indonesia kembali berduka. Choirul Huda, penjaga gawang legendaris klub Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia pada hari Minggu (15/10) sore kemarin.

Huda meninggal usai terlibat dalam sebuah benturan dengan rekan satu timnya, Ramon Rodriguez dalam pertandingan melawan Semen Padang. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayang usaha keras para tenaga medis tidak mampu menyelamatkan nyawanya.

Huda sendiri memang dikenal sebagai salah satu ikon Persela Lamongan selama satu dekade terakhir. Untuk mengenang jasa pemain berusia 38 tahun itu, tim berjuluk Laskar Joko Tingkir ini resmi memensiunkan nomor punggung 1 yang selama ini dikenakan oleh mendiang.

Meskipun begitu, Huda sejatinya bukan satu-satunya pemain yang nomor punggungnya diabadikan setelah kehilangan nyawa saat membela timnya. Berikut ini adalah pemain lainnya.

1 dari 5 halaman

Choirul Huda

Choirul Huda

Choirul Huda

Kiper Persela Choirul Huda berbenturan dengan dengan rekannya Ramon Rodriguez dalam pertandingan melawan Semen Padang, Minggu, 15 Oktober 2017. Huda lantas mendapatkan perawatan medis dan dilarikan ke rumah sakit.

Namun, nyawa Huda tidak tertolong. Berdasarkan keterangan dokter, Huda meninggal karena mengalami trauma akibat benturan yang membuatnya kesulitan bernafas. Kiper yang hanya membela Persela dalam sepanjang karirnya itu memainkan laga terakhirnya di Stadion Surajaya.

Loyalitas serta pengabdian Huda itu mendapatkan apresiasi yang tinggi dari manajemen Pesela. Persela mengumumkan akan mempensiunkan nomer punggung 1 sebagai bentuk penghormatan kepada Huda.

2 dari 5 halaman

Eri Erianto

Eri Erianto

Eri Erianto

Eri Erianto merupakan gelandang andalan Persebaya di periode akhir 1990-an. Sayang kariernya harus berakhir di usia yang relatif masih muda, 26 tahun.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada 3 April 2000 dalam laga Persebaya kontra PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November, Surabaya. Di laga itu, Eri berbenturan dengan pemain PSIM dan sempat tak sadarkan diri.

Eri lalu dilarikan ke RSUD Dr. Soetomo, namun sayang nyawanya sudah tidak tertolong.  Pemain yang dikenal kerap mencetak gol lewat tendangan keras dari luar kotak penalti ini diduga terkena serangan jantung.

Sebagai penghormatan, Persebaya memensiunkan nomor punggung 19 milik Eri dan menamai mess pemain Persebaya dengan nama Wisma Eri Erianto.
3 dari 5 halaman

Marc Vivien Foe

Marc Vivien Foe

Marc Vivien Foe

Marc-Vivien Foe menghembuskan nafas terakhirnya di atas lapangan Stade De Gerland. Pemain asal Kamerun ini meninggal akibat gagal jantung saat membela negaranya menghadapi Kolombia di Piala Konfederasi pada 26 Juni 2003.

Mancheser City kemudian menonaktifkan nomor punggung 23 sebagai bentuk penghargaan kepada sang pemain. Tak hanya City, Lens yang pernah diperkuat Voe juga mengambil langkah serupa dengan mengabadikan nomor 17.

Lyon juga sempat tidak lagi menggunakan nomor punggung sang gelandang. Namun sejak 2008, nomor 17 di Lyon kembali dipakai.

Timnas Kamerun sedianya ingin mengistirahatkan nomor 17 di timnasnya untuk menghormati Voe. Namun, FIFA tidak mengizinkan hal tersebut.
4 dari 5 halaman

Antonio Puerta

Antonio Puerta

Antonio Puerta

Nomor punggung 16 dipensiunkan Sevilla untuk menghormati Antonio Puerta. Pemain yang mengenakan nomor ini meninggal dunia karena serangan jantung pada pekan pertama La Liga musim 2007/08.

Namun, nomor ini tidak sepenuhnya dipensiunkan karena aturan LFP [Badan Liga Sepakbola Spanyol] menyatakan bahwa klub-klub yang mengikuti liga sepakbola di Spanyol harus menggunakan nomor punggung 1-25 untuk skuad reguler mereka.

Alhasil, pada tahun 2008, David Prieto memakai jersey nomor 16 untuk menghormati mantan rekan satu timnya tersebut tapi kemudian diputuskan bahwa hanya pemain produk akademi yang bisa mengenakan nomor jersey itu. Namun, secara kontroversi, nomor tersebut justru diberikan kepada Federico Fazio pada 2016.
5 dari 5 halaman

Piermario Morosini

Piermario Morosini

Piermario Morosini

Piermario Morosino menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 2012 setelah mengalami masalah jantung, dalam laga antara Livorno kontra Pescara di kompetisi Seri B Italia. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa pemain berusia 25 tahun itu tidak tertolong.

Sebagai tanda duka, Livorno kemudian memensiunkan nomor punggung Morosini. Selain Livorno, Vicenza juga memutuskan untuk mengabadikan nomor punggung 25. Morosini sempat menjadi bintang Vicenza saat membela klub tersebut pada tahun 2007 hingga 2009.