
Bola.net - - Oleh Indra Sjafri, Pelatih Timnas Indonesia U-19
Laga partai vs pasti akan hadir dengan intensitas yang sangat tinggi. Tidak hanya di dalam lapangan hal-hal diluar lapangan, seperti ego benua akan turut menghiasi pertandingan yang menurut banyak orang dianggap sebagai final yang kepagian ini.
Kali ini saya ingin mencoba memprediksi pertandingan berbekal data-data statistik performa kedua tim di Piala Dunia kali ini. Selain itu, data lain yang akan menjadi penentu adalah proses persiapan dan kondisi tim terkini.
Berdasarkan data statistic Castrol Index dari kedua tim, kedua tim memang tidak menunjukkan banyak perbedaan. Dari penguasaan bola, kedua tim sangat dominan ketika bermain. Rata-rata lebih dari 50 persen penguasaan bola. Brasil lebih unggul dalam penyerangan, karena mereka bisa melakukan serangan berbahaya dengan rata-rata 45,8 kali sepanjang pertandingan dibanding jerman yang hanya 43 kali setiap pertandingan.
Jumlah percobaan ke gawang juga tidak banyak berbeda antara keduanya. Jerman lebih unggul dengan 16,6 kali mencoba usaha membobol gawang lawan dan Brasil mempunyai rata-rata 15 kali. Kedua tim juga menghasilkan jumlah gol yang sama dalam 5 pertandingan terakhir, yaitu 10 gol.
Salah satu hal yang akan menjadi penentu kemenangan adalah dalam hal akurasi dan variasi passing. Jerman lebih unggul jauh dalam hal akurasi dan frekuensi passing. Dalam 5 kali pertandingan Mereka mempunyai yaitu Jerman di angka 2938 kali passing Brazil 1816 kali passing dan terdistribusi lebih banyak pada medium pass.
Medium pass adalah passing dengan jarak antara 10-25 meter. Artinya jerman lebih efektif dalam mengalirkan bola berpindah dari
satu lini ke lini yang lain. Jerman juga mempunyai akurasi long pass yang cukup tinggi. Total mereka melakukan 243 long pass, ini berarti mereka melakukan 48 kali umpan panjang setiap laganya.
Umpan panjang adalah salah satu strategi menghindari pressing lawan yang ketat. Dengan kata lain, Jerman sangat sering bisa melepaskan diri dari tekanan lawan.
Yang lebih unggul lagi adalah total jarak yang ditempuh oleh pemain jerman. Para pemain jerman setiap pertandingan menempuh 115,3 km dan brasil hanya 106,8 km. Hal ini juga menjadi indikator bahwa para pemain Jerman bergerak jauh lebih banyak ketimbang para pemain Brasil.
Di dalam sepakbola modern, perubahan posisi yang lebih cepat dan dinamis akan memudahkan sebuah tim untuk memecah daerah pertahanan lawan. Situasi ini sangat fasih dilakukan oleh para pemain Jerman.
Satu hal yang mungkin akan merugikan Brasil dalam pertandingan nanti adalah tingkat agresivitas para pemainnya. Sejauh ini para pemain Brasil telah melakukan 96 kali pelanggaran yang 10 diantaranya menghasilkan kartu kuning. Jika dirata-rata maka muncul angka 19,2 kali pelanggaran tiap pertandingannya. Angka yang cukup tinggi untuk tim sekelas Brasil.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan para pemain jerman. Mereka hanya melakukan 57 kali pelanggaran dan hanya menghasilkan 4 kartu kuning sejauh ini.
Faktor Neymar
Neymar benar-benar menjadi pemain kunci bagi Brasil. Dari lima pertandingan sejauh ini, Neymar telah menjadi 2 kali man of the match, yaitu saat lawan Kroasia dan Kamerun.
Ditambah lagi dengan statistic menunjukkan bahwa setelah Neymar ditandu keluar saat Brasil bertemu Kolombia, penguasaan bola berpindah ke Kolombia. Memang Scolari pasti sudah menyiapkan pemain yang bisa menggantikan peran Neymar. Tapi bagaimanapun juga tim Brasil telah lama dipersiapkan dengan mengakomodasi Neymar sebagai pemain kunci.
Persiapan lama dengan Neymar menjadi bagian tim tidak dengan mudah diubah mengikuti pola baru tanpa Neymar. Jerman menunjukan tren kondusif Jerman sejauh ini masih sangat nyaman dengan kondisi tim mereka. Persiapan yang mereka lakukan selama ini masih berjalan dengan mulus.
Selain itu, Jerman telah melewati masa tersulitnya sepanjang turnamen ini, yaitu ketika melawan Perancis. Secara mental, para pemain Jerman telah tertempa dengan sangat berat pada pertandingan terakhir. Sesuai dengan rumus kurva normal untuk kondisi mental, setelah mereka menghadapi tekanan yang berat dan berhasil lolos, maka mereka akan jauh lebih nyaman dalam tekanan yang kurang lebih serupa.
Pertandingan melawan Perancis benar-benar menunjukkan bagaimana Jerman harus bereaksi dalam kondisi tertekan. Kondisi inilah yang akan menguntungkan Jerman. Brasil menghadapi situasi yang berbeda. Meskipun mereka lolos melawan Kolombia, tapi ada kehilangan besar di kubu mereka, yaitu Kehilangan Neymar karena cedera dan kehilangan Thiago Silva karena akumulasi kartu.
Secara psikologis, tren mereka terlihat menurun. Jadi berdasarkan data-data seperti di atas, saya secara pribadi menjagokan Jerman untuk lolos ke partai puncak.
Timnas Jerman yang dikelola secara modern dan mutakhir sejauh ini telah menunjukkan kelasnya sebagai calon juara dunia yang baru. Dari sisi teknis, fisik maupun mentalitas, Jerman menunjukkan bahwa mereka pantas untuk menjadi "Juara Dunia".
Advertisement
Berita Terkait
-
Piala Dunia 7 Juli 2014 21:37
-
Piala Dunia 7 Juli 2014 21:11
-
Piala Dunia 7 Juli 2014 16:21
-
Piala Dunia 7 Juli 2014 16:04
-
Piala Dunia 7 Juli 2014 15:46
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 13:30
-
Bola Dunia Lainnya 21 Maret 2025 13:16
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 13:15
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 13:01
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 12:57
-
Otomotif 21 Maret 2025 12:56
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...