
Bola.net - Bola.net - Bayern Munchen mengalami peristiwa menyesakkan di Santiago Bernabeu. Sang raksasa Bavaria dirampok dan mimpi mereka untuk lolos ke semifinal Liga Champions 2016/17 pun harus terbunuh.
Itulah yang muncul dari sudut pandang Bayern setelah kalah 2-4 lewat extra time melawan sang juara bertahan Real Madrid dan tersingkir dengan agregat 3-6. Penyebab utamanya adalah sejumlah keputusan kontroversial wasit Hungaria Viktor Kassai yang ditugaskan oleh UEFA untuk memimpin duel ini.
Pada leg pertama babak perempat final di Allianz Arena, Bayern kalah 1-2. Unggul melalui gol Arturo Vidal menit 25, Bayern tumbang setelah Cristiano Ronaldo menyarangkan dua gol pembalik keadaan pada menit 47 dan 77. Itu diselingi kartu merah Javi Martinez menit 61.
Advertisement
Seminggu berselang, Bayern ganti berkunjung ke Bernabeu. Sebelum duel penentuan, kubu Bayern percaya mereka bisa membalikkan defisit agregat untuk maju ke empat besar. Namun, Bayern pasti tak mengira kalau bakal menemui rintangan yang luar biasa berat - dan akhirnya ternyata tak sanggup mereka taklukkan.
Di bawah kepelatihan Carlo Ancelotti, yang mempersembahkan La Decima untuk Madrid pada musim 2013/14, Bayern unggul melalui penalti Robert Lewandowski menit 53. Namun, keunggulan itu musnah setelah Ronaldo menanduk masuk operan Casemiro di menit 76. Bayern tak menyerah, dan menyamakan agregat lewat own goal kapten Madrid Sergio Ramos di menit 77 - meski Thomas Muller berdiri offside dalam prosesnya.
Setelah itu, pertanda buruk mulai menghinggapi kubu Bayern. Penyebabnya adalah kartu kuning kedua untuk Vidal di menit 84. Vidal dan Bayern merasa kartu itu tak seharusnya keluar, karena tekelnya terhadap pemain pengganti Marco Asensio mengenai bola. Meski ujung kaki Vidal terlihat menyentuh ujung kaki Asensio, itu dinilai bukan pelanggaran yang pantas diganjar kartu kuning.
Vidal tak percaya dengan keputusan tersebut. Dia bahkan menolak meninggalkan lapangan sebelum akhirnya 'digiring' keluar oleh Ramos.
Pengusiran Vidal terbukti vital terhadap jalannya laga. Bayern kehilangan momentum, dan laga berlanjut ke extra time, padahal mereka mendominasi serta bermain lebih baik daripada tuan rumah. Kecuali yang tampil luar biasa di pihak Madrid, hampir semua performer terbaik di laga ini adalah semua yang berada dalam balutan seragam merah Bayern - termasuk Philip Lahm dan Xabi Alonso yang akan pensiun akhir musim nanti.
Di menit 105, setelah sebelumnya diving tidak dianggap diving dan tidak diganjar kartu kuning (yang harusnya jadi kartu kuning kedua untuknya), Ronaldo mengoyak gawang Manuel Neuer. Kassai mengesahkan gol itu, padahal Ronaldo berada dalam posisi offside saat menerima operan dari Ramos sebelum melepas tembakan penyelesaian dengan kaki kirinya.
Empat menit berselang kontroversi berlanjut. Meneruskan operan Marcelo, Ronaldo kembali menaklukkan Neuer dan kali ini dengan tendangan kaki kanan. Perfect hattrick dan 100 gol Liga Champions oleh Ronaldo. Namun, posisi Ronaldo juga terindikasi offside sebelum gol tersebut.
Asensio lalu menggenapi kemenangan timnya dengan gol yang dia cetak di menit 112. Madrid pun menjadi tim pertama sepanjang sejarah yang mampu lolos ke semifinal Liga Champions tujuh musim secara beruntun.
Setelah laga, reaksi penuh kekecewaan dari kubu Bayern bermunculan. Tema utamanya adalah keputusan-keputusan kontroversial wasit. Salah satu yang bersuara paling keras adalah Vidal, yang merasa telah menjadi korban ketidakadilan dari sosok yang harusnya bertindak sebagai pengadil.
"Perampokan seperti ini tak seharusnya terjadi di Liga Champions. Itu sangat jelas, dan membuat kita mulai sedikit meragukan permainan ini," kecam Vidal seperti dikutip Marca. "Kami ingin lolos dan kami sangat marah, karena laga seintens ini hasil akhirnya bisa ditentukan oleh wasit."
"Dia (Kassai) sangat salah, dan dia telah menyingkirkan kami dari Eropa."
Kekecewaan terhadap kartu merah Vidal juga terlontar dari Thiago Alcantara. Gelandang Bayern mantan pemain Barcelona itu mengatakan: "Pengusiran Vidal tak seharusnya terjadi, karena itu bukan pelanggaran, apalagi kartu kuning."
Menurut Thiago, Bayern sudah dikerjai. Namun, semua yang telah terjadi tak bisa diubah lagi. Akankah kisahnya berbeda andai UEFA menerapkan penggunaan Video Assistant Referee (VAR) di Liga Champions?
"Itu membantu, tapi esensinya jadi berkurang. Kita hanya perlu para ofisial yang kompeten untuk mengendalikan laga-laga seperti ini," ujar Thiago.
Ancelotti pun bersuara senada. Kepada ESPN, dia berkata: "Saya harap dalam waktu dekat wasit bisa dibantu oleh TV (video). Kesalahan-kesalahan semacam ini tak seharusnya terjadi di perempat final Liga Champions."
"Di perempat final, harus ada wasit yang lebih berkualitas, atau VAR, karena sudah terlalu banyak kesalahan. Arturo pantas mendapatkan kartu kuning yang pertama (melanggar Isco menit 5), tapi kartu kuning kedua adalah kesalahan wasit."
Ancelotti bahkan mengaku dia menyindir Kassai dengan mengatakan "good job" kepadanya setelah laga.
Tak berhenti di Ancelotti, CEO Bayern Karl-Heinz Rummenigge juga menyerang Kassai untuk keputusannya mengkartu merah Vidal. "Kartu merah itu membunuh kami."
"Itu bahkan bukan sebuah pelanggaran. Tim begitu terpukul. Wasit melakukan beberapa kesalahan aneh."
Jika ada pemain yang sangat kecewa karena gagal membawa Bayern ke semifinal, maka itu adalah sang kapten Lahm. Dia merasa perjuangan gagah berani Bayern seolah tidak ada artinya.
"Tim bermain dengan berani. Kami ingin menang dan lolos. Rasanya menyakitkan harus tersingkir setelah melalui extra time, tapi kami kalah jumlah pemain selama lebih dari satu jam dalam partai ini," tutur Lahm seperti dilansir UEFA.com.
"Emosi ini pasti akan menghantam saya di akhir musim nanti, karena kami gagal melaju lebih jauh di musim terakhir saya. Saya rasa tim kami harusnya pantas lolos."
Namun, bicara kontroversi, Madrid juga punya bahan yang sama. Menurut gelandang Madrid , pada leg pertama, Bayern tak seharusnya mendapatkan hadiah penalti (yang gagal dikonversi menjadi gol oleh Vidal di babak pertama).
"Di sana (Allianz Arena) mereka tak seharusnya mendapatkan penalti, tapi seperti inilah sepakbola. Bicara tentang itu setelah laga hanya buang-buang waktu," kata Isco, dilansir Marca.
Komentar Isco itu rasanya tidak bakal diterima dengan baik oleh kubu Bayern.
Pasalnya, jika Madrid kecolongan satu penalti di Allianz Arena, Bayern justru kerampokan di Santiago Bernabeu. Bahkan tak hanya dirampok, mengutip pernyataan Rummenigge tentang kartu merah Vidal, tapi Bayern juga dibunuh di sana.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Spanyol 18 April 2017 22:43
-
Liga Spanyol 18 April 2017 22:30
-
Liga Champions 18 April 2017 15:05
-
Liga Inggris 18 April 2017 14:40
-
Liga Champions 18 April 2017 13:46
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 06:29
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 06:21
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 06:15
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 06:12
-
Piala Eropa 20 Maret 2025 06:11
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 06:10
MOST VIEWED
- Deretan Puasa Gelar Terlama di Inggris dan Momen Berakhirnya
- 5 Pengganti Realistis Virgil van Dijk di Liverpool, Siapa yang Bisa Mengisi Posisinya?
- Arne Slot Bisa Belajar! 4 Manajer Hebat yang Bangkit Setelah Kalah di Final Carabao Cup Pertamanya
- Slot & Arteta Berikutnya? 4 Manajer yang Pernah Finis di Atas Pep Guardiola
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...