Arsenal 0-2 Chelsea: 5 Kesimpulan Laga

Arsenal 0-2 Chelsea: 5 Kesimpulan Laga
Aaron Ramsey (kanan) dihadang Cesar Azpilicueta (c) AFP

Bola.net - - Sama-sama turun dengan sederet pemain lapis keduanya, dipaksa menyerah kalah 0-2 oleh di putaran empat Capital One Cup 2013/14.

Meski bermain di kandang sendiri, Rabu (30/10), The Gunners harus rela angkat koper setelah blunder Carl Jenkinson menghasilkan gol pembuka Cesar Azpilicueta pada babak pertama dan diperparah oleh finishing Juan Mata pada paruh kedua.

Apa saja kesimpulan yang bisa diambil dari laga di Emirates Stadium tersebut? Berikut enam di antaranya.

1 dari 5 halaman

Kedalaman Skuat Chelsea Mengagumkan

Kedalaman Skuat Chelsea Mengagumkan

Dihadapkan pada jadwal superpadat, Jose Mourinho dipaksa memutar otak untuk merotasi pasukannya. Pasalnya, laga kontra Arsenal tersaji hanya 48 jam setelah Chelsea mengalahkan Manchester City di Premier League.

Terlebih lagi, setelah ini, The Blues harus melakoni lawatan ke markas Newcastle, menjamu Schalke di Liga Champions, dan menerima kunjungan West Brom sebelum kompetisi libur sejenak karena 'diambil alih' jadwal internasional.



Bagi kebanyakan manajer, ajang seperti Capital One Cup biasanya digunakan untuk memberi kesempatan kepada para pemain muda guna menambah jam terbang. Namun, rupanya hal itu tidak berlaku bagi Mourinho.

Dengan starting eleven yang berisi sederet pemain internasional, tapi sebelumnya jarang dimainkan seperti Cesar Azpilicueta, Juan Mata, Ryan Bertrand, Willian, Michael Essien, Kevin De Bruyne, Demba Ba hingga kiper Mark Schwarzer, Chelsea menghadapi Arsenal.

Hasilnya, pemain-pemain yang selama ini setia menunggu peluang untuk bisa unjuk kebolehan itu berperan besar dalam meraih kemenangan di Emirates.

Keseluruhan skuat Chelsea sekarang pasti membuat Mourinho kesulitan memilih starter. Namun, ketika menghadapi jadwal padat di tengah ambisi memenangi semua ajang yang ada, kedalaman skuat dengan kualitas mumpuni sangat dibutuhkan.

Chelsea memilikinya.
2 dari 5 halaman

Pelapis Arsenal Kalah Setingkat

Pelapis Arsenal Kalah Setingkat

Jadwal padat juga menunggu Arsenal, bahkan jauh lebih 'horor' daripada Chelsea.



Hanya saja, tim pelapis yang diturunkan Wenger di Emirates tak sanggup mengimbangi skuat cadangan Chelsea. Torehan hanya 1 shot on target dan kekalahan 0-2 menjadi bukti.

Hal ini sebenarnya juga tak lepas dari cedera yang menimpa sederet pemain semisal Yaya Sanogo, Abou DIaby, Lukas Podolksi, Theo Walcott, Alex Oxlade-Chamberlain hingga Mathieu Flamini.
3 dari 5 halaman

Karier Bendtner Di Ujung Tanduk

Karier Bendtner Di Ujung Tanduk

Arsene Wenger memutuskan mencadangkan Olivier Giroud untuk laga ini. Sebagai gantinya, manajer Arsenal itu memasang Nicklas Bendtner, yang sebenarnya ingin dia lepas pada musim panas kemarin, sebagai ujung tombak The Gunners.

Para suporter Arsenal mungkin meragukan langkah tersebut.

Setelah delapan tahun tanpa trofi, kenapa Wenger mengambil risiko memainkan striker yang tak sekali pun mencetak gol sejak 2011 (termasuk ketika dipinjamkan ke Juventus)?

Keraguan itu terbukti. Sang pemain tim nasional Denmark hanya membukukan 1 shot (0 on target) sebelum akhirnya digantikan oleh Giroud pada menit 66, saat Arsenal sudah tertinggal 0-2.

Ironisnya, Giroud justru membukukan shot lebih banyak daripada Bendtner, yaitu 2, dan 'menyumbang' satu-satunya shot on target Arsenal sepanjang laga.

Wenger sepertinya harus mencari striker baru di bursa Januari nanti, karena karier Bendtner di Emirates tampaknya sudah tak bisa diselamatkan lagi.
4 dari 5 halaman

Juan Mata Tetap Hebat

Juan Mata Tetap Hebat

Seperti apa pun 'perlakuan' Mourinho kepadanya, Juan Mata sanggup menunjukkan bahwa dia tetap punya kelas.

Musim ini, termasuk saat melawan Arsenal, Mata baru dua kali dimainkan penuh selama 90 menit. Di Premier League, gelandang Spanyol itu baru empat kali jadi starter.

Di Emirates, seolah ingin menunjukkan kepada Mourinho bahwa dia masih bisa berguna dan tak pernah berhenti berkembang, Mata tampil hebat.

Bermain di belakang striker, Mata nyaris tak bisa dihentikan. Dengan akurasi operan paling tinggi dibandingkan rekan-rekannya yang lain (96%), Mata menjadi salah satu pusat serangan Chelsea.

Tiga peluang dia ciptakan, hanya kalah satu dari Willian, dan menggenapi penampilan impresifnya dengan gol perdana musim ini lewat satu-satunya shot yang dia bukukan sepanjang laga.
5 dari 5 halaman

Jenkinson Masih Butuh Waktu

Jenkinson Masih Butuh Waktu

Carl Jenkinson masih butuh waktu untuk mematangkan diri sebelum bisa mengamankan satu tempat di starting eleven utama Arsenal.

Bek 21 tahun itu tampil kurang memuaskan di pos bek kanan The Gunners. Setelah back-pass ceroboh yang membuat Azpilicueta dapat mencuri gol pertama, Jenkinson tampak terpukul.

Hal itu sepertinya dibaca sempurna oleh Mourinho. Nyaris sepanjang laga, serangan Chelsea terpusat lewat sektor kiri, wilayah penjagaan Jenkinson.

Dibombardir Ryan Bertrand dan dua pemain lain yang lebih berpengalaman dan memiliki kualitas mumpuni dalam diri Willian serta Mata, Jenkinson keteteran.

Gol kedua Chelsea berkat sepakan terarah Mata tercipta dari sektor kanan pertahanan Arsenal.

Gol Mata adalah gol terakhir dalam laga ini.

Chelsea menang dan melenggang ke perempat final, sedangkan Arsenal tersingkir dari kejuaraan.