Analisis Peluang Juventus dan Roma di 16 Besar

Analisis Peluang Juventus dan Roma di 16 Besar
Juventus - AS Roma (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Juventus dan AS Roma telah mengetahui jalur awal yang harus mereka lalui di fase knockout Liga Champions 2015/16. Hasil undian babak 16 besar mempertemukan dua wakil Serie A itu dengan lawan yang sangat berat.

Juventus dipertemukan dengan raksasa Jerman Bayern Munchen, yang dianggap sebagai salah satu kandidat juara. Sementara itu, Roma harus menantang Real Madrid, sang pemilik sepuluh gelar.

Bagaimana peluang Juventus dan Roma? Tiga figur persepakbolaan Italia mencoba memberikan analisis mereka.

Seperti dilansir La Gazzetta dello Sport, berikut ulasannya.

1 dari 3 halaman

LEONARDO

LEONARDO

Leonardo cukup optimistis bahwa Juventus serta AS Roma memiliki peluang untuk lolos ke putaran berikutnya. Mantan pelatih Inter Milan dan AC Milan itu juga percaya kalau Bayern Munchen maupun Real Madrid tidak suka berjumpa dengan wakil Italia.

"Saya rasa Bayern maupun Madrid tidak begitu senang diundi bertemu dengan dua tim dari Serie A. Bermain melawan tim-tim Italia tak pernah mudah," kata Leonardo.

"Fakta bahwa Roma jelas menjadi underdog (lawan Madrid) sebenarnya bisa jadi keuntungan bagi mereka. Jujur saja, saya tidak pesimistis (tentang peluang mereka)."


Menurut Leonardo, dibandingkan Bayern, Madrid justru lebih mudah dikalahkan. Namun, Leonardo juga menggarisbawahi bahwa winter break bisa menjadi faktor pendukung bagi Juventus untuk menghadapi Bayern.

"Real Madrid adalah lawan yang lebih bisa diatasi. Saat ini, mereka belum menemukan keseimbangan kolektif sehingga hasilnya pun tidak konsisten. Madrid tak setangguh kelihatannya."

"Sementara itu, Bayern merupakan tim terkuat di Eropa selain Barcelona. Namun, dalam kurun waktu dua bulan ke depan (sampai tibanya leg pertama), ceritanya bisa saja berbeda."

"Bundesliga memiliki winter break lebih panjang. Dengan Juve jadi semakin kuat setiap minggunya, mereka akan punya peluang," pungkasnya.
2 dari 3 halaman

CESARE PRANDELLI

CESARE PRANDELLI

Cesare Prandelli menyatakan bahwa baik Juventus maupun AS Roma tak perlu merasa gentar sebelum turun berperang. Khusus Juventus, mantan pelatih timnas Italia itu percaya kalau pertahanan yang solid memberi Bianconeri alasan untuk percaya bahwa mereka boleh berharap saat berhadapan dengan sang raksasa Bavaria.

"Sebelum bertanding, tak ada namanya kekalahan. Lini belakang Juventus adalah fondasi yang bagus untuk membangun langkah," ujar Prandelli.

"Namun, mereka juga tak boleh terlalu mencari aman. Mereka harus keluar, mencoba merusak aliran bola dan ritme permainan serta memaksa Bayern meninggalkan zona nyaman."

"Saya rasa peluang Juventus mengalahkan Bayern 40 persen."


Sama seperti Juventus, menurut Prandelli, peluang Roma mengalahkan Real Madrid juga sekitar 40 persen. Prandelli juga mengingatkan Roma untuk tidak turun ke lapangan dengan niat hanya untuk bertahan.

"Roma harus membangun permainan di sekitar Miralem Pjanic, Gervinho dan Mohamed Salah,"

"Mereka harus proaktif, tidak cuma fokus memainkan serangan balik yang monoton," pungkas mantan pelatih Parma, Roma dan Fiorentina tersebut.
3 dari 3 halaman

ALBERTO ZACCHERONI

ALBERTO ZACCHERONI

Alberto Zaccheroni mengatakan bahwa Bayern Munchen memang terlihat nyaris tak bisa dihentikan. Namun, menurut mantan pelatih AC Milan dan Juventus tersebut, Bayern juga memiliki titik lemah yang bisa dieksploitasi oleh Juventus.

"Kekuatan Bayern juga merupakan kelemahan mereka. Saat menyerang, mereka selalu menekan dengan jumlah dan memenuhi wilayah lawan dengan pemain-pemain mereka," kata Zaccheroni.

"Di situ, terlihat celah yang bisa dimanfaatkan. Mereka jadi rapuh dalam menghadapi serangan dari jalur tengah, tepat di depan lini pertahanan mereka."

Zaccheroni juga menekankan pentingnya keberanian bagi Juventus saat melawan Bayern maupun AS Roma kala berada di hadapan Real Madrid. Zaccheroni menilai, penting bagi mereka untuk turun ke arena tanpa sedikit pun merasa gentar.

"Keduanya (Juventus dan Roma) harus membuang semua rasa gentar ketika melangkah ke lapangan."

"Saat Milan yang saya latih menghadapi Barcelona (fase grup Liga Champions 2000/01), tim asal Catalan itu adalah favorit mutlak. Namun, kami sanggup menang 2-0 di Camp Nou (lewat gol Francesco Coco dan Oliver Bierhoff)," pungkasnya.