9 Kesalahan Terbesar Sir Alex Ferguson

9 Kesalahan Terbesar Sir Alex Ferguson
Ferguson juga tak jarang membuat kesalahan fatal. (c) Bolanet

Bola.net - - Sir Alex Ferguson tidak dipungkiri lagi merupakan manajer paling sukses yang pernah menangani Manchester United. Klub yang sejatinya hampir terdegradasi ke divisi bawah itu perlahan ia bentuk jadi tim terkuat di Inggris.

Liga Champions, Premier League, Piala FA, Piala Dunia antar klub, tak ada piala yang tak pernah diraih Fergie di sepanjang karirnya. Tak heran jika fans dan manajemen begitu memujanya, hingga kini nama Ferguson diabadikan jadi salah satu nama tribun di Old Trafford dan jalan di sudut kota Inggris.

Namun ini bukan berarti bahwa Fergie adalah seorang pribadi sempurna yang tak luput dari kesalahan. Selama menangani MU, Sir Alex membuat sedikitnya 10 blunder yang mungkin jika dibenahi dengan cara yang tepat, akan membuat United makin berjaya di semua ajang.

Apa sajakah kesalahan yang dilakukan oleh Fergie tersebut? Berikut Bolanet sudah memiliki daftar lengkapnya. Mari kita simak satu persatu.

1 dari 9 halaman

Kiper

Kiper

Sektor ini mungkin jadi salah satu apsek yang pantas disebut sebagai kelemahan Sir Alex. Terlepas dari kesuksesannya mendatangkan nama-nama seperti Peter Schmeichel, Edwin van der Saar, dan David De Gea, sang manajer juga pernah membuat blunder dengan mendatangkan kiper-kiper yang kurang handal ke Old Trafford.

Jika anda penggemar setia United, tentu masih ingat dengan nama-nama yang sekedar numpang lewat seperti Roy Caroll, Massimo Taibi, dan Andy Goram.

Kasus unik bahkan terjadi pada Fabian Barthez. Meski ia tampil apik di level tim nasional dan membawa United tampil jadi juara di berbagai ajang, kiper plontos itu acapkali menunjukkan permainan yang inkonsisten selama di bawah asuhan Fergie.
2 dari 9 halaman

Paul Scholes

Paul Scholes

Paul Scholes merupakan pemain yang memiliki peran vital di Manchester United. Namun Fergie nampaknya lupa bahwa The Ginger Wizard bisa menua dan tak memanfaatkan waktu panjang yang ia miliki guna mencari pengganti Scholesy.

Tentu saja ini berbuntut pada kejadian yang cukup memalukan di tahun 2012 di mana Scholes, yang sejatinya sudah menyatakan untuk pensiun, dipaksa kembali bermain untuk membantu klubnya.

Padahal tanda-tanda akan kegoyahan United tanpa sosok seorang playmaker sudah terlihat di tahun 2009. Kala itu MU tak bisa berbuat banyak melawan Barcelona di final Liga Champions menyusul absennya Scholes.

Imbas dari tindakan Fergie ini masih bisa dirasakan oleh David Moyes, yang amat bernafsu untuk mendapatkan Ander Herrera guna mengisi posisi Scholes di lini tengah, meski kemudian usahanya itu gagal.
3 dari 9 halaman

Jaap Stam

Jaap Stam

Tidak bisa dibantah bahwa Stam adalah jantung pertahanan paling utama United ketika klub memenangkan treble di musim 1999. Tak lama sesudah itu, bek asal Belanda itu membantu klub memenangkan dua trofi Premier League tambahan.

Namun konflik dengan Ferguson membuat Staam akhirnya terpaksa harus menerima kenyataan ditransfer ke Lazio. Di kemudian hari, Fergie pun mengakui bahwa ia sedikit menyesal karena dipengaruhi emosi dan terlalu cepat melepas Stam ke klub lain.
4 dari 9 halaman

Veron

Veron

Kedatangan Juan Sebastian Veron ke United jelas merupakan sebuah bencana. Didaratkan dengan bandrol 28,1 juta poundsterling, playmaker asal Argentina itu diharapkan Fergie akan mampu membantu MU mendominasi Eropa.

Meski penampilan Veron tidak selalu buruk di setiap laga namun sudah jelas harapan Ferguson itu tidak terbukti.
5 dari 9 halaman

Barcelona

Barcelona

Raksasa Catalan dikenal sebagai tim atraktif dengan banyak pemain muda dan gemar memainkan sepakbola tempo cepat. Jika anda menjadi Alex Ferguson dan menghadapi mereka di partai final Liga Champions, apa yang anda lakukan? Well, Sir Alex meresponnya dengan memainkan legiun gaek berusia 35 tahun, Ryan Giggs.

Keputusan Fergie itu terbukti menjadi blunder besar karena United hampir kalah di segala lini pada saat tampil di partai final tahun 2009. Sang manajer kembali memiliki kesempatan untuk menebus kesalahannya di tahun 2011, namun nampaknya ia tak pernah belajar.

Giggs lagi lagi menjadi starter, sementara itu top skorer klub saat itu, Dimitar Berbatov, bahkan tak hadir di bangku cadangan. Striker Bulgaria itu mungkin bisa banyak memberikan sentuhan bola berkualitas andai dirinya diberi kesempatan bermain, namun Fergie menganggap Berba tak memiliki cukup skill untuk bisa jadi seorang game-changer. Tentu saja keputusan ini mengundang kritik banyak orang, mengingat Fergie lebih memilih Michael Owen daripada Berba.
6 dari 9 halaman

Tevez

Tevez

Kehilangan Cristiano Ronaldo di tahun 2009 jelas merupakan suatu kerugian besar untuk Manchester United. Namun sejatinya klub bisa memberi pelipur lara untuk fans andai Fergie melakukans semua yang ia bisa untuk mempertahankan Carlos Tevez.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, United kehilangan Tevez dan Ronaldo sekaligus. Parahnya, Tevez bahkan pindah ke Manchester City, rival sekota mereka. Fergie pun kemudian mengaku, "Kesepakatan dengan Tevez sejatinya bisa dibuat lebih awal, namun saya masih merasa ragu."

Di musim perdananya bersama Manchester City, Tevez mencetak 29 gol. Sementara itu, Wayne Rooney tak bisa beraksi usai ia menderita cedera kala melawan Bayern Munich di musim tersebut. Tim tidak mampu menemukan pengganti yang sepadan dan musti rela tahta juara direbut oleh Chelsea. Andai Tevez masih ada di Old Trafford, tentu skenario yang berbeda bisa saja terjadi.
7 dari 9 halaman

Paul Pogba

Paul Pogba

Paul Pogba bisa dibilang merupakan pemain tengah paling bertalenta yang pernah dihasilkan oleh akademi sepakbola United selama beberapa tahun belakangan. Fergie harusnya melakukan apapun untuk menahannya d Old Trafford.

Namun sebaliknya, para Manchunian kini harus mencari-cari remote TV dan menonton pertandingan Juventus tiap pekan jika mereka ingin melihat aksi apik Paul Pogba. Tak diragukan lagi, bahwa Pogba kini adalah gelandang terbaik di dunia di dalam rentang usianya saat ini.

Pogba sendiri sudah cukup sabar menunggu kesempatan dari Fergie. Namun karena hal itu tak kunjung datang, ia memutuskan untuk menerima kesempatan emas dari Juventus dan membuktikan kemampuannya. Pogba harusnya jadi prioritas Fergie karena MU kekurangan talenta berkualitas di lini tengah.
8 dari 9 halaman

Rock of Gibraltar

Rock of Gibraltar

Rock of Gibraltar adalah nama dari kuda pacuan milik Sir Alex Ferguson dan salah seorang pemegang saham klub, John Magnier. Kedua orang itu kemudian sempat terlibat konflik di tahun 2004. Ferguson dan Magnier masing-masing ngotot dan mengklaim bahwa Rock of Gibraltar hanya memiliki pemilik tunggal.

Konflik yang sama sekali tak ada hubungannya dengan sepakbola ini disebut para fans United menyebabkan Ferguson kurang fokus dalam menangani klub. Akibatnya, MU tampil tak begitu baik di musim yang bersangkutan.
9 dari 9 halaman

BBC

BBC

Sifat keras kepala Ferguson seringkali jadi aset penting untuk United, namun tak jarang justru menjadi senjata makan tuan bagi sosok yang bersangkutan.

Pada tahun 2004, BBC sempat menayangkan sebuah tayangan dokumenter yang menggambarkan inkompetensi anak Ferguson, Jason, untuk terlibat dalam proses negosiasi transfer pemain di dalam klub.

Semenjak saat itu, Ferguson menolak untuk bicara pada BBC dalam berbagai kesempatan, hingga ia sendiri memutuskan untuk mengakhirinya di tahun 2011 atau tujuh tahun semenjak kejadian itu berlalu.

Namun demikian, boikot yang dilakukan oleh Ferguson itu terbukti telah merusak citranya sendiri. Banyak orang kemudian mengasosiasikan Fergie sebagai pribadi yang tak bisa menerima kritik.