6 Alasan Mengapa Manchester City Tidak Berkutik di Eropa

6 Alasan Mengapa Manchester City Tidak Berkutik di Eropa

Bola.net - Bola.net - Tidak jauh berbeda dengan musim-musim sebelumnya, Manchester City kembali tampil buruk di ajang Liga Champions. Setelah menjalani 3 laga fase grup tanpa kemenangan, dini hari tadi pasukan Manuel Pellegrini semakin terpuruk usai kalah 1-2 atas CSKA Moskow. Parahnya, kekalahan tersebut terjadi di hadapan para suporter sendiri, di Etihad Stadium.

Memang masih belum pasti, namun besar kemungkinan The Citizens bakal gagal melaju ke fase kncok out. Pasalnya dua laga sisa harus dijalani dengan melawat ke Allianz Arena dan Estadio Olimpico Roma.

Kuat di ajang domestik, terkapar di kancah Eropa. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Manchester City? Berikut ini adalah 6 jawabannya.

1 dari 6 halaman

Buruknya Performa Pemain Kunci

Buruknya Performa Pemain Kunci

Kemampuan Joa Hart, Vincent Kompany, Yaya Toure dan Sergio Aguero tentunya sudah tidak perlu diragukan lagi. Semuanya nyaris tampil sempurna di setiap partai kopetisi domestik. Namun ketika berlaga di ajang Eropa, nama-nama penting tersebut seperti menghilang dan gagal memberi kontribusi nyata. Padahal aksi dan permainan mereka di lapangan sangatlah mempengaruhi performa rekan-rekan lainnya.
2 dari 6 halaman

Minimnya Konsentrasi

Minimnya Konsentrasi

Suporter Manchester City boleh saja membanggakan spirit pantang menyerah yang berujung pada gelar EPL di musim 2011/2012. Namun semangat tersebut sepertinya tidak ikut terbawa ke Eropa. Contoh paling baru adalah saat Jerome Boateng mencetak gol di menit-menit akhir laga dan gol penalti CSKA pada menit 86 yang diakibatkan oleh Aleksandar Kolarov.

Lebih parah lagi di musim 2012/13 saat Manchester CIty unggul 2-1 atas Real Madrid. Bukannya menambah atu mempertahankan keunggulan, Manchester City justru akhirnya kalah akibat dua gol menit akhir yang dicetak oleh Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo.

Hal itu merupakan bukti betapa minimnya konsentrasi penggawa Manchester City selama 90 menit penuh.
3 dari 6 halaman

Faktor Psikologis

Faktor Psikologis

Selain faktor pemain, kesuksesan Liverpool musim lalu ternyata juga berasal dari seorang psikiater bernama Steve Peters. Brendan Rodgers mengakui betapa pentingnya menjaga psikologi para pemainnya agar selalu positif. Hasilnya nyata, Liverpool nyaris saja menjai juara Premier League.

Hal itu sepertinya bisa diterapkan kepada skuat Manchester City. Setiap kali berlaga di Liga Champions, para pemain City seperti bermain tanpa motivasi dan tidak menyadari betapa besar kekuatan yang mereka miliki. Jika para pemain tidak percaya pada kemampuan mereka sendiri, tren buruk di level Eropa sepertinya akan terus berlanjut.
4 dari 6 halaman

Tekanan Besar Kepada Pelatih

Tekanan Besar Kepada Pelatih

Bukan rahasia lagi kalau pemilik Manchester City sangat menekankan betapa pentingnya kesuksesan di kancah Eropa. Hal itu terbukti dari pelengseran Roberto Mancini yang sebenarnya kinerjanya sangat baik.

Tekanan tersebut sepertinya masih belum bisa diatasi oleh sang pelatih baru, Manuel Pellegrini. Andai musim ini gagal lolos ke fase knock out, kemungkinan besar Pellegrini bakal didepak di akhir musim. Sama seperti Mancini yang didepak setelah City gagal lolos dari fase grup, padahal musim lalu dirinya berhasil menghadiahkan trofi Premier League.
5 dari 6 halaman

Laga Kandang Layaknya Tandang

Laga Kandang Layaknya Tandang

Saat bertanding di kancah Eropa, partai kandang Manchester City justru layaknya laga tandang. Hal itu bisa dilihat dari serangkaian hasil buruk mereka saat menggelar laga di Etihad Stadium. Entah mengapa, The Citizens lebih sering menuai hasil yang tak sesuai keinginan, justru ketika mereka berlaga di hadapan pendukung sendiri.

Paul Scholes bahkan sempat mengomentari atmosfer Etihad Stadium di laga kontra AS Roma. Scholes menganggap fans City seperti tidak berada di rumah sendiri. Justru fans AS Roma yang nampak nyaman dan lebih bersemangat dalam mendukung tim kesayangannya.
6 dari 6 halaman

Grup yang Tidak Bersahabat

Grup yang Tidak Bersahabat

Selain kemampuan dari para pemain itu sendiri, faktor keberuntungan juga diperlukan untuk menjadi juara. Faktor itulah yang sepertinya masih belum dimiliki Manchester City sampai saat ini.

Pada musim 2011/12, The Citizens harus berada satu grup dengan Napoli, Bayern Munich, dan Villareal. Hasilnya Yaya Toure dkk hanya mampu menduduki peringkat ketiga.

Musim 2012/13 justru lebih parah. The Citizens harus berada satu grup dengan Real Madrid, Borussia Dortmund, dan Ajax Amsterdam, yang berujung pada posisi juru kunci Grup D.

Musim 2013/14 sedikit lebih mudah dengan bertemu Bayern Munich, Viktoria Plzen, dan CSKA Moscow. City sendiri berhasil lolos dengan status runner-up grup. Namun akibatnya, mereka harus menghadapi juara Grup H, Barcelona, dan dihajar dengan agregat 4-1.

Musim ini juga terbilang sulit. Untuk kesekian kalinya City harus berada satu grup dengan Bayern Munich, belum lagi runner up Serie A musim lalu, AS Roma, dan juara Liga Rusia, CSKA Moskow.