5 Striker Yang Terpaksa Bermain Sebagai Winger

5 Striker Yang Terpaksa Bermain Sebagai Winger
Mario Mandzukic (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Kita sering melihat pemain sayap digeser menjadi striker untuk memaksimalkan potensi mencetak golnya. Inilah yang terjadi dengan Cristiano Ronaldo mengingat bintang Real Madrid dulunya adalah pemain sayap dan kini menjadi pencetak gol yang handal.

Namun, ada kasus tertentu di mana striker murni dipaksa bermain sebagai pemain sayap oleh sang pelatih. Jose Mourinho dan Josep Guardiola pernah melakukannya dan bahkan Laurent Blanc dan Massimiliano Allegri juga.

Berikut ini lima striker yang dipaksa bermain sebagai pemain sayap seperti dilansir Sportskeeda.

1 dari 5 halaman

Mario Mandzukic

Mario Mandzukic

Mario Mandzukic

Mandzukic merupakan striker bagus yang memiliki kecenderungan mencetak gol penting. Fisik dan kemampuannya untuk membawa rekan satu tim ke dalam permainan membuatnya menjadi targetman sempurna untuk tim yang dibelanya.

Kecuali buat Max Allegri. Di Juventus sekarang, Mandzukic harus bermain di sayap dan melindungi sisi kanan dari ancaman serangan. Kecenderungan Mandzukic untuk menekan para defender lawan membuatnya pantas mengisi posisi tersebut.

Alasan lainnya adalah kehadiran Gonzalo Higuain di lini depan. Untuk memaksimalkan Higuain, Allegri harus menjadikan Mandzukic sebagai pemain sayap ketimbang mencadangkannya.
2 dari 5 halaman

Edinson Cavani

Edinson Cavani

Edinson Cavani

Ingat kapan Edinson Cavani mengalami kesulitan mencetak gol dan banyak yang menganggapnya sudah habis? Rasanya seperti lama sekali, tapi itu terjadi saat Zlatan Ibrahimovic berada di PSG.

Pemain Swedia itu adalah bintang dan memainkannya di luar posisi alaminya akan membuatnya sia-sia berada di tim. Akibatnya, Cavani harus bergeser ke sayap. Itu adalah keputusan yang agak aneh, tapi juga tidak buruk sebenarnya.

Pada akhirnya, kinerja pemain asal Uruguay itu menurun dan bukan lagi pencetak gol utama PSG. Namun, setelah kepergian Ibra, mantan bintang Palermo itu kembali ke dalam performa yang optimal.

Dia mampu mencetak 49 gol dari 50 pertandingan musim lalu. Musim ini dia sudah melesakkan 22 gol dari hanya 19 pertandingan di semua ajang kompetisi, tertinggi di antara semua pemain di lima liga top Eropa.
3 dari 5 halaman

Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic

Josep Guardiola pernah membuat Zlatan Ibrahimovic marah di Barcelona. Pasalnya, manajer Manchester City itu memainkan Ibrahimovic di posisi sayap dan mantan striker Juventus itu ternyata tidak terlalu senang dengan keputusan tersebut.

Guardiola membuatnya marah saat memilih Lionel Messi sebagai striker bernomor 9. Hal ini menyingkirkan Ibra ke sisi sayap, posisi yang sangat tidak sesuai dengan pemain Manchester United saat ini itu.

Kinerja mantan kapten Swedia itu menurun dan begitu juga keinginannya bermain untuk tim Catalan. Pada akhirnya ia dilepas oleh Blaugrana dan sejak saat itu ia kembali bermain sebagai striker utama.
4 dari 5 halaman

David Villa

David Villa

David Villa

Setelah kegagalan dan kepergian Zlatan Ibrahimovic dari Barcelona, Guardiola sadar butuh striker untuk mengakomodasi Lionel Messi di tengah dan tidak harus bersaing dengan bintang Argentina itu. Pilihan akhirnya jatuh kepada David Villa.

Villa cukup sukses bermain dengan Messi dan tim Catalan mampu memenangkan dua gelar pada musim pertama El Guaje di klub.
Villa jauh lebih maksimal bermain dari kiri, suatu hal yang dilakukannya juga dengan Spanyol bersama Fernando Torres dalam Piala Dunia 2010.

Dan tepat setelah itu, ia melakukan hal yang sama untuk Barcelona di mana ia mencetak 23 gol pada musim tersebut.
5 dari 5 halaman

Samuel Eto'o

Samuel Eto'o

Samuel Eto'o

Di Inter Milan, Eto'o menghabiskan sebagian besar waktunya di posisi sayap. Mantan bintang Real Madrid itu mengorbankan kemampuannya untuk mengakomodasi insting predator Diego Milito.

Eto'o mungkin adalah pencetak gol yang handal juga. Namun kemampuan Eto'o mampu meyakinkan Mourinho untuk bermain di sayap kanan dan pemain Kamerun itu melakukannya dengan sempurna.

Inter meraih treble pada musim pertama Eto'o berada di Giuseppe Meazza. Keputusan Inter untuk menukar Zlatan Ibrahimovic dengan Eto'o terbukti sangat jitu.