5 Pemain yang Terlalu Cepat Dibuang Inter Milan

5 Pemain yang Terlalu Cepat Dibuang Inter Milan
Philippe Coutinho (c) AFP

Bola.net - Inter Milan merupakan salah satu klub tersukses di Italia. Mereka mampu menjuarai Serie A sebanyak 18 kali dan Liga Champions tiga kali

Inter juga punya reputasi sebagai klub yang bertabur pemain bintang. Namun, La Beneamata seperti mengalami penurunan prestasi selama dekade terakhir.

Meski sering mendatangkan pemain bintang, Inter juga sering ceroboh dalam mengambil keputusan seputar transfer. Bahkan klub yang bermarkas di Giuseppe Meazza itu sudah membuat banyak kesalahan di bursa transfer sehingga sering kembali menghantui mereka.

Inter seperti punya kebiasaan menjual pemain sebelum memberi mereka kesempatan untuk berkembang. Padahal, pemain-pemain itu punya potensi untuk menjadi bintang kelas dunia.

Berikut ini lima yang terlalu cepat dilepas Inter Milan seperti dilansir Sportskeeda.

1 dari 5 halaman

Roberto Carlos

Roberto Carlos

Roberto Carlos (c) SI

Dianggap oleh banyak orang sebagai bek kiri terbaik dalam sejarah, Roberto Carlos datang ke Eropa dari Palmeiras pada 1995 untuk bergabung dengan Inter sebagai pemain muda yang menjanjikan.

Roy Hodgson, yang menjadi pelatih Nerazzurri saat itu, sering memaksa pemain Brasil itu bermain di luar posisinya. Carlos dimainkan sebagai gelandang tengah atau pemain sayap kiri.

Karena ingin bermain di posisi favoritnya, Carlos meninggalkan Giuseppe Meazza dan pindah Real Madrid setelah hanya satu tahun. Setelah gantung sepatu, Carlos mengungkapkan bahwa salah satu alasannya meninggalkan Inter adalah karena Hodgson.

2 dari 5 halaman

Andrea Pirlo

Andrea Pirlo

Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso (c) AFP

Setelah tampil dalam kurang dari 30 pertandingan di Serie A untuk Inter, Andrea Pirlo dijual ke klub rival AC Milan. Tidak ada yang ingat bahwa Inter kemudian menerima Drazen Brncic sebagai bagian transfer Pirlo. Tidak mengherankan, gelandang asal Kroasia itu gagal mencatatkan menit bermain untuk Nerazzurri, sementara Pirlo sibuk membuat sejarah dengan Rossoneri.

Bahkan, gelandang Italia itu kemudian menjadi salah satu playmaker sepak bola terbaik yang pernah ada. Dia membantu Rossoneri meraih kesuksesan besar dengan memenangkan trofi Serie A dan Liga Champions.

Banyak yang lupa bahwa Pirlo memulai karirnya sebagai playmaker sebelum Carlo Ancelotti memutuskan untuk menempatkannya di depan pertahanan dan mengubahnya menjadi ikon di lini tengah.

3 dari 5 halaman

Clarence Seedorf

Clarence Seedorf

Clarence Seedorf (c) afp

Alih-alih belajar dari kasus Pirlo, Inter membuat kesalahan serupa setahun kemudian. Mereka membiarkan Clarence Seedorf untuk bergabung dengan sang tetangga. Nerazzurri juga melakukan kesalahan terbesar dalam sejarah klub dengan menukar gelandang asal Belanda itu dengan Francesco Coco.

Pertukaran itu sangat menguntungkan Milan karena mereka mendapat salah satu gelandang paling terkenal yang pernah ada. Sementara itu, Coco hanya mencatat lebih dari 20 penampilan di Serie A dalam lima tahun di klub dan dianggap sebagai salah satu pemain gagal di Nerazzurri.

Tidak seperti Pirlo, Seedorf nyaris membuat 100 penampilan untuk Inter, tetapi ia juga mendapatkan reputasi mentereng dengan mengenakan seragam merah-hitam. Sepuluh gelar bersama Milan, termasuk dua trofi Liga Champions, menjadikan Seedorf sebagai salah satu pemain paling sukses dalam sejarah klub.

4 dari 5 halaman

Leonardo Bonucci

Leonardo Bonucci

Leonardo Bonucci (c) AP Photo

Secara luas dianggap sebagai salah satu bek terbaik di generasinya, Leonardo Bonucci menjadi bagian penting dari dominasi Juventus di Serie A selama dekade terakhir. Bersama dengan Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli, pemain berusia 32 tahun itu membentuk trio pertahanan 'BBC' yang terkenal di Allianz Stadium.

Tetapi, hanya sedikit orang yang ingat bahwa pemain internasional Italia itu memulai karir profesionalnya di Inter Milan. Dibawa dari Viterbese pada tahun 2005, Bonucci tidak pernah memiliki kesempatan untuk membuktikan dirinya sebagai permanen di Giuseppe Meazza. Dia hanya tampil sekali saja di Serie A.

Sebelum mengirimnya ke Genoa sebagai bagian dari transfer dari Diego Milito dan Thiago Motta pada 2009, Inter menghargai Bonucci dengan harga 500 ribu euro. Anehnya, 'Il Grifone' tidak memberinya kesempatan di Stadio Luigi Ferraris dan malah mengirimnya ke Bari dengan status pinjaman selama satu musim.

Setelah bermain cukup mengesankan di Stadio San Nicola bersama Andrea Rannochia, Bonucci mendapat tawaran bergabung dengan Juventus. Jawara Serie A itu hanya mengeluarkan 15,5 juta euro pada 2010 untuk mendapatkan salah satu pemain kunci di pertahanan mereka.

5 dari 5 halaman

Philippe Coutinho

Philippe Coutinho

Philippe Coutinho (c) DFL

Meski mencapai kesepakatan dengan Vasco da Gama dengan biaya 4 juta euro pada 2008, Inter harus menunggu selama dua tahun untuk melihat Coutinho mengenakan kemeja hitam-biru. Ketika pada akhirnya datang ke klub pada 2010, Nerazzurri menganggap Coutinho sebagai pemain masa depan

Namun, hanya berselang dua tahun kemudian, Inter memutuskan menjual gelandang serang asal Brasil itu setelah hanya tampil 28 kali untuk klub. Itu memang momen yang sangat menentukan bagi karier Coutinho dan sang pemain berkembang pesat setelah bergabung dengan Liverpool.

Melesatnya karier Coutinho membuat Liverpool mendapatkan keuntungan yang sangat besar saat menjual sang pemain. Coutinho dilepas ke Barcelona seharga 140 juta pounds setelah membelinya dengan harga 8,5 juta pounds saja.

Sumber: Sportskeeda