5 Pemain Yang Kariernya Hancur Karena Narkoba dan Alkohol

5 Pemain Yang Kariernya Hancur Karena Narkoba dan Alkohol
Adrian Mutu (c) PA

Bola.net - Bola.net - Tidak sedikit dari pesepakbola yang mengambil langkah salah dalam hidupnya. Terkadang pesepakbola memilih menyalurkan rasa frustrasinya di lapangan dengan hal-hal yang negatif.

Ada beberapa pemain yang terjerumus ke lembah hitam karena pengaruh narkoba dan alkohol. Hasilnya, karier mereka pun akhirnya hancur.

Berikut ini pesepak bola yang kariernya hancur karena narkoba dan alkohol seperti dilansir Sportskeeda.

1 dari 5 halaman

Mark Bosnich

Mark Bosnich

Mark Bosnich

Mark Bosnich merupakan salah satu kiper terbaik di Premier League pada tahun 1990an. Ia pernah membantu Aston Villa meraih Piala Liga pada 1993/94 dan 1995/96.

Bosnich kemudian pindah ke Manchester United pada 1999, dan seharusnya menjadi penerus Peter Schmeichel. Meskipun musim pertama dijalaninya dengan baik, Bosnich kemudian kehilangan tempatnya setelah kedatangan Fabien Barthez.

Akhirnya, Bosnich pindah ke Chelsea dengan status bebas transfer pada Januari 2001. Seharusnya dia masih dalam kondisi prima mengingat masih berusia 29 tahun, cukup muda untuk kiper.

Masalah kebugarannya membuat Bosnich absen sampai 2001/02. Bosnich kemudian dinyatakan positif kokain dan dilarang bermain sembilan bulan serta dipecat oleh Chelsea. Dari sana, pemain asal Australia itu tidak terkendali dan benar-benar kecanduan kokain dan bahkan sampai pada titik menghabiskan sekitar 5 ribu pounds seminggu untuk obat tersebut.

Bosnich menghabiskan lima tahun dalam cengkraman kokain dan mengakhiri kariernya dengan hanya 12 laga profesional sebelum pensiun. Pada akhirnya, Bosnich membuang talenta hebatnya.
2 dari 5 halaman

Adrian Mutu

Adrian Mutu

Adrian Mutu

Pemain lain yang karirnya karena penggunaan kokain, Adrian Mutu tampil mengesankan bersama Dinamo Bucharest dengan mencetak 22 gol dalam 33 pertandingan sebelum pindah ke Italia dengan Inter Milan.

Setelah bermain di Italia bersama Inter dan Parma, Mutu melakukan langkah besar ke Chelsea dengan harga sekitar 16 juta euro pada Agustus 2003. Saat bermain untuk Chelseam, Mutu dinyatakan positif kokain pada September 2004. Dia kemudian dipecat Chelsea dan mendapat hukuman larangan bermain selama tujuh bulan.

Meskipun begitu, klub-klub Italia masih bersedia memberinya kesempatan. Dia pindah ke Juventus, dan kemudian ke Fiorentina saat Nyonya Tua terdegradasi karena skandal Calciopoli tahun 2006.

Mutu mampu bangkit di Fiorentina. Namun ternyata ia masih merupakan bom waktu lantaran kembali ditangkap karena pelanggaran doping lain pada 2010. Kali ini, ia menggunakan stimulan yang dilarang. Ini membuatnya mendapat larangan enam bulan lagi, dan setelah itu kariernya semakin meredup.
3 dari 5 halaman

Paul Gascoigne

Paul Gascoigne

Paul Gascoigne

Dianggap pemain berbakat paling alami yang pernah diproduksi Inggris, Paul Gascoigne tampil impresif pada Piala Dunia 1990. Meski mengalami cedera lutut serius di final Piala FA 1991, Lazio masih bersedia membayar uang besar untuk membawanya ke Roma dari Tottenham.

Gascoigne mendapat cedera lutut lainnya saat berada di sebuah klub malam dan membuatnya absen sampai musim 1992/93. Meski tampil hebat untuk Lazio, di luar lapangan, kehidupan pribadi Gascoigne benar-benar lepas kendali karena kepribadiannya yang adiktif dan penggunaan alkoholnya.

Dia pergi ke Euro 1996 bersama Inggris dengan dikelilingi oleh kontroversi karena mabuk sebelum pertandinganpembuka. Meski tampil bagus di sana, dia dicoret dari timnas Inggris pada Piala Dunia 1998 karena tidak mampu mengurangi minumnya.

Kejadian itu mengakhiri kariernya di level atas. Gasciogne juga menghabiskan waktu di rehab dan terus berjuang dengan kecanduan alkohol serta narkoba dan menderita penyakit mental juga. Gascoigne akhirnya pensiun pada usia 34 tahun dan kariernya benar-benar hancur karena penyalahgunaan zat dan dia terus bergulat dengan hal itu sampai hari ini.
4 dari 5 halaman

George Best

George Best

George Best

Hampir sulit untuk mengklaim bahwa masalah alkohol membuat George Best dicap sebagai pemain gagal. Dia pernah memenangkan gelar Liga Champions bersama Manchester United pada 1968 dan pada tahun yang sama dia merebut Ballon d'or.

Best juga memenangkan gelar Divisi Utama bersama United pada tahun 1964/65 dan 1967/68. Dia juga dikenal luas sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa, beberapa bahkan akan mengatakan pemain berbakat paling alami yang pernah ada.

Namun, Best mungkin bisa lebih hebat lagi kalau tidak kecanduan alkohol. Best menjadi pecandu alkohol pada masa jayanya bersama Manchester United. Best menghabiskan 11 musim di Old Trafford tapi karir level atasnya sebagian besar berakhir pada usia 28, terutama karena kebiasaan buruknya di luar lapangan.

Seandainya dari alkohol, dia bisa dengan mudah bermain untuk Irlandia Utara di Piala Dunia 1982 dan mungkin membantu mereka melangkah lebih jauh di turnamen itu. Karena itu, penyalahgunaan alkohol tersebut membuatnya hanya mencapai sebagian kecil dari kemampuannya dan bahkan lebih tragis lagi, hal itu juga menyebabkan dia meninggal dunia pada usia yang sangat muda yaitu pada usia 59.
5 dari 5 halaman

Diego Maradona

Diego Maradona

Diego Maradona

Salah satu pemain terbaik sepanjang masa, Diego Maradona, adalah pemain lain yang tak bisa dilabeli gagal. El Diego membawa Argentina juara di Piala Dunia 1986 dan hampir mengulangi prestasinya itu tahun 1990, menembus final tapi kalah dari Jerman

Di level klub ia juga meraih kesuksesan besar dengan memenangi Serie A dua kali dan Piala UEFA saat bermain untuk Napoli. Pada 2000, ia bahkan terpilih sebagai Pemain Terbaik FIFA.

Sayangnya, Maradona punya masalah utama dengan narkoba dalam sepanjang kariernya yang dimulai pada pertengahan 1980-an. Maradona menjadi kecanduan kokain saat bermain untuk Barcelona pada 1983 dan meskipun begitu, ia mampu tampil luar biasa di level tertinggi.

Namun, semuanya terbongkar saat dia diuji positif kokain pada Maret 1991 dan dilarang bermain selama 15 bulan. Hal ini menyebabkan dia meninggalkan Napoli dengan aib besar dan kembali ke Argentina.

Saat Piala Dunia 1994 bergulir, Maradona memulai kebangkitan kariernya pada usia 30an. Sayangnya, semua itu dibangun di atas kebohongan. Dia kembali positif obat terlarang, kali ini karena stimulan yang dilarang efedrin. Maradona dikirim pulang dari Piala Dunia karena aibnya itu dan karirnya pada dasarnya berakhir.