5 Pelajaran Yang Bisa Dipetik Dari Semifinal Liga Champions

5 Pelajaran Yang Bisa Dipetik Dari Semifinal Liga Champions
(c) AFP

Bola.net - Bola.net - Pertandingan babak semifinal Liga Champions sudah resmi berakhir. Real Madrid akan berhadapan dengan di partai puncak.

Los Blancos menjadi tim pertama yang sampai di final setelah melewati hadangan Bayern Munchen. Sementara itu, The Reds berhasil mengalahkan perlawanan AS Roma.

Kedua tim kini akan menuju Kiev dengan tujuan untuk mengangkat trofi Si Kuping Besar. Baik Madrid atau Liverpool punya peluang yang sama kuat.

Berikut ini adalah lima hal yang bisa dipelajari dari babak semifinal Liga Champions seperti dilansir Squawka.

1 dari 5 halaman

Zidane Terus Cetak Sejarah

Zidane Terus Cetak Sejarah

Zidane Terus Cetak Sejarah
Zidane meraih kesuksesan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Mantan pemenang Ballon d'Or ini menjadi pelatih pertama sejak Arrigo Sacchi yang memenangkan Piala Eropa berturut-turut.

Zidane berpeluang melebihi prestasi tersebut, prestasi yang tidak pernah diraih pelatih sebelumnya dalam sejarah kompetisi. Namun, Zizou sekarang bergabung dengan Fabio Capello dan mantan mentornya Marcello Lippi sebagai satu-satunya pelatih yang pernah mencapai tiga final berturut-turut.

Capello, yang memimpin AC Milan, kalah pada tahun 1993 dan 1995 dari Marseille dan Ajax, tetapi kedua kekalahan itu menjepit kesuksesannya atas Barcelona.

Lippi bersama Juventus menjadi juara setelah mengalahkan Ajax pada tahun 1996. Namun, kesuksesan tersebut tidak berlanjut karena kalah dari Borussia Dortmund (1997) dan Real Madrid (1998).

Zidane, sekarang tak terkalahkan dalam tiga semifinal sebagai manajer, bisa mencatatkan namanya dalam buku sejarah Piala Eropa.
2 dari 5 halaman

Salah dan Firmino Menggila

Salah dan Firmino Menggila

Salah dan Firmino Menggila

Liverpool tampil cukup produktif di leg pertama melawan AS Roma. The Reds sempat unggul 5-0. Namun, tim Serigala ibukota berhasil mencetak dua gol telat untuk menghidupkan peluang mereka ke final.

Mohamed Salah dengan cepat membawa The Reds memimpin 2-0 melawan mantan klubnya, sebelum membuat assist untuk Sadio Mane dan Roberto Firmino.

Salah menjadi pemain pertama dalam sejarah Liga Champions yang berhasil mencetak dua gol dan dua assist di pertandingan semifinal. Namun, Salah tidak memegang rekor tersebut sendirian karena Firmino juga melakukan hal yang sama di pertandingan tersebut.
3 dari 5 halaman

Bayern Tak Lagi Menakutkan

Bayern Tak Lagi Menakutkan

Bayern Tak Lagi Menakutkan

Belum lama ini Bayern (dan klub Jerman dalam hal ini) dianggap sebagai batu sandungan bagi Real Madrid. Tapi sekarang ceritanya berbeda karena untuk lima musim beruntun klub Spanyol berhasil menyingkirkan Bayern dari Liga Champions.

Sejak mengangkat gelar kelima mereka pada tahun 2013, Bayern dieliminasi oleh tiga tim besar Spanyol di musim berikutnya: Real Madrid (2013/14, 2016/17, 2017/18), Barcelona (2014/15) dan Atletico Madrid (2015/16).
4 dari 5 halaman

Banjir Gol

Banjir Gol

Banjir Gol

Kemenangan Liverpool di leg pertama melawan Roma adalah semifinal Liga Champions yang paling sarat gol dalam 23 tahun. Sejak leg kedua antara Ajax dan Bayern Munchen pada tahun 1995 tidak ada pertandingan yang menghasilkn tujuh gol.

Jika ditotal, pertandingan antara Liverpool melawan Roma menghasilkan 13 gol. Liverpool lolos ke final dengan agregat 7-6, memecahkan rekor Liga Champions sebelumnya yang bertahan selama dua dekade (10 gol) antara Juventus dan AS Monaco pada 1997/98.

The Reds sudah mencetak 40 gol dalam 12 pertandingan di Liga Champions musim ini. Mereka bukan hanya tim Inggris tersubur dalam satu musim di pentas elit Eropa tapi juga hanya kurang satu gol untuk menyamai rekor Real Madrid (41) pada musim 2013/14.
5 dari 5 halaman

Benzema Bagus

Benzema Bagus

Benzema Bagus

Tidak ada pemain Real Madrid yang mendapat pujian lebih banyak dari Karim Benzema saat ini. Ia punya catatan gol yang tidak terlalu fantastis untuk pemain nomor sembilan, tapi tentu ada alasan mengapa manajer sebelumnya sangat percaya dengannya, termasuk Zidane saat ini.

Sederhananya, pemain Prancis itu adalah rekan yang sempurna bukan hanya untuk predator seperti Cristiano Ronaldo, tapi juga untuk pemain-pemain seperti Gareth Bale, Marco Asensio dan Isco juga.

Tapi dia juga bisa mencetak gol dan itu terjadi di leg kedua saat Madrid menjamu Bayern. Ia mencetak brace sehingga Madrid ke final dan namanya masuk dalam daftar pencetak gol yang mengesankan di semifinal.

Benzema sudah mencetak lima gol di fase empat besar - yang menempatkannya sejajar dengan Alessandro Del Piero, Eusebio dan Jari Litmanen. Dia hanya kalah dari empat pemain: Cristiano (13), Alfredo Di Stefano (11), Ferenc Puskas (7) dan Robert Lewandowski (6).