5 Pelajaran Yang Bisa Dipetik Dari Babak Kelima FA Cup

Bola.net - Bola.net - Kompetisi Premier League rehat sejenak pada akhir pekan tapi semua mata tertuju pada ajang FA Cup. Pertandingan ini sangat penting untuk menentukan siapa saja tim yang lolos ke babak perempat final kompetisi tertua di Inggris tersebut.

Banyak pihak yang memfavoritkan Manchester City keluar sebagai juara setelah melihat penampilan impresif mereka sepanjang musim. Namun, mereka secara mengejutkan justru tersingkir oleh tim divisi bawah Wigan Athletic.

Swansea City dan Tottenham juga kesulitan melawan tim divisi bawah setelah bermain imbang dengan Sheffield Wednesday dan Rochdale. Akibatnya, mereka harus memenangi laga replay pada akhir Februari jika mereka ingin menembus babak delapan besar.

Chelsea, Leicester dan Brighton tak menemukan masalah pada awal pekan ini, sedangkan Manchester United menyingkirkan Huddersfield dan Southampton menang atas West Brom.

Berikut ini lima hal yang bisa dipetik dari babak kelima FA Cup musim ini seperti dilansir Sportskeeda.

Alan Pardew Semakin Tertekan

Alan Pardew Semakin Tertekan

Di lapangan, West Brom baru saja memenangkan salah satu dari 23 pertandingan terakhir Premier League mereka dan mereka berada di dasar klasemen dengan tinggal menyisakan 11 pertandingan lagi di musim ini.

Di luar lapangan, klub memecat ketua dan chief executive mereka pekan lalu, sementara empat pemain senior - Gareth Barry, Jonny Evans, Jake Livermore dan Boaz Myhill - dipaksa meminta maaf setelah diduga mencuri taksi di Barcelona.

Singkatnya, Baggies sedang kacau dan dua pemain yang terlibat insiden pencurian taksi, Barry dan Evans, menjadi starter saat kalah 1-2 di kandang Southampton dalam pertandingan babak kelima FA Cup pada akhir pekan kemarin.

Pardew mencopot ban kapten dari Evans dalam pertandingan tersebut dan mengatakan bahwa dia marah dengan keempat pemainnya. Namun anehnya, Pardew dianggap kurang tegas karena masih tetap menurunkan Barry dan Evans meski dia punya Claudio Yacob dan Chris Brunt sebagai alternatif di bangku cadangan.

Tidak heran jika dia dikabarkan hanya punya dua pertandingan lagi untuk menyelamatkan pekerjaannya.

Jangan Pernah Remehkan Rochdale

Jangan Pernah Remehkan Rochdale

Tottenham tertinggal dua gol sebelum meraih hasil imbang dengan Juventus di Liga Champions pekan lalu. Namun, setelah itu mereka dipaksa memainkan laga replay melawan Rochdale di FA Cup.

Selain pemain baru Lucas Moura yang tampil cemerlang, tim asuhan Mauricio Pochettino tidak dalam performa terbaik dan mereka beruntung pada babak pertama cuma tertinggal 1-0 dari klub papan bawah League One.

Harry Kane dan Dele Alli masuk dari bangku cadangan untuk membalikkan keadaan sebelum Steve Davies menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan mereka berdua akan kembali bertarung di Wembley pada tanggal 28 Februari.

'Little Rochdale' sangat tidak difavoritkan tapi mereka mampu membuktikan tidak minder melawan salah satu tim besar Inggris sehingga sangat pantas mendapatkan pujian.

Leicester Penantang Serius

Leicester Penantang Serius

Dari tim 'enam besar' yang tersisa di FA Cup, Chelsea mendapat undian terberat dengan menantang tuan rumah juara Premier League 2015-16 Leicester City.

The Foxes sudah tidak ditangani oleh Claudio Ranieri. Namun mereka adalah salah satu tim yang paling menarik di Premier League dan Claude Puel sudah melakukan pekerjaan yang cemerlang dengan menuntun mereka menempati posisi delapan.

Mereka mengalahkan tim Championship Sheffield United dengan 1-0, berkat kontribusi Riyad Mahrez dan Jamie Vardy, dan mereka pasti akan memberikan masalah kepada Chelsea ketika mengunjungi Stadion King Power di perempat final pada bulan Maret.

Tim asuhan Puel meraih hasil imbang 0-0 di Stamford Bridge saat kedua tim bertemu di Premier League pada Januari, meski bermain dengan 10 pemain dalam 22 menit terakhir.

VAR Belum Sempurna

VAR Belum Sempurna

Pemain, pandit, manajer dan suporter sering memperdebatkan tentang hal positif dan negatif dari penerapan Video Assistant Referee (VAR) sejak teknologi itu menimbulkan kontroversi di Piala Konfederasi 2017.

Sistem ini masih belum memuaskan banyak pihak dan seperti dalam pertandingan Manchester United atas Huddersfield pada akhir pekan kemarin, teknologi ini masih memerlukan perbaikan besar jika ingin dipakai di banyak kompetisi di masa depan.

Sejujurnya, keputusan untuk tidak mengesahkan gol Juan Mata karena offside sudah benar dan teknologinya tepat pada kesempatan ini, namun garis-garis bengkok yang dikirim produsen VAR Hawk Eye kepada penyiar BT Sports sangat memalukan.

Teknologi ini masih jarang digunakan di sepak bola Inggris namun penggemar harus mulai terbiasa karena, suka atau tidak, itu sudah dikonfirmasi akan dipakai untuk Piala Dunia 2018.

Mimpi Quadruple Manchester City Berakhir

Mimpi Quadruple Manchester City Berakhir

Salah satu kejutan terbesar dalam sejarah FA Cup baru saja terjadi ketika tim League One Wigan mengalahkan pemimpin klasemen Premier League Manchester City 1-0 di Stadion DW.

Pertandingan itu bukannya tanpa kontroversi, manajer Paul Cook dan Pep Guardiola terlibat dalam perdebatan sengit setelah Fabian Delph City mendapat kartu merah pada babak pertama.

Wigan kemudian bertahan dari serangan tim tamu, yang memiliki 83% penguasaan bola, sebelum Will Grigg mencetak gol ketujuh di FA Cup musim ini untuk menyegel kemenangan yang paling mengejutkan.

City, satu-satunya penantang quadruple yang paling realistis sejak Arsenal (2003-04) dan Chelsea (2004-05), sekarang harus mempersiapkan final Piala Liga melawan Arsenal di Wembley pada akhir pekan setelah peluang mereka untuk menyabet empat trofi pada musim ini harus berakhir.