5 Comeback Penuh Kenangan di Sepakbola

5 Comeback Penuh Kenangan di Sepakbola
5 Laga yang diwarnai comeback luar biasa. (c) Bolanet.

Bola.net - - kembali membuktikan pepatah lama di dalam dunia sepakbola, bahwa 'bola itu bundar'. Ya, apapun bisa terjadi di dalam pertandingan. Tak peduli bagaimana hitung-hitungan statisik atau catatan sejarah menggambarkan sebuah laga, kemungkinan untuk mendobrak tradisi selalu ada.

Usai kalah 2-0 di Kiev pekan lalu di Ukraina, tak ada yang menyangka Les Bleus bakal bisa mencetak tiga gol tanpa kebobolan di Paris. Namun kenyataannya, mereka bisa menjadi tim pertama dalam sejarah yang bangkit dari ketertinggalan dua gol dan lolos ke Piala Dunia.

Pelatih Didier Deschamps bahkan tak ragu untuk menyebutnya sebagai salah satu 'keajaiban sepakbola'. Inilah yang kemudian membuat olahraga olah bola ini jadi menarik. Inilah yang membuat olahraga ini terus mampu menyedot animo penduduk dunia, meski usianya sendiri sudah mencapai berabad-abad lamanya.

Nah, perlu jadi catatan bahwa Prancis bukanlah negara atau tim pertama yang mampu membelokkan prediksi dan mencatat comeback luar biasa di dalam pentas sepakbola dunia.

Kali ini Bolanet sudah merangkum beberapa kisah manis kebangkitan beberapa tim, yang mungkin patut disimak bagi anda yang merindukan keajaiban sepakbola.

1 dari 5 halaman

Korea Utara vs Portugal 1966

Korea Utara vs Portugal 1966

1966, Portugal sudah dikenal sebagai kekuatan sepakbola yang hebat di Eropa. Oleh karena itu seisi penonton di Goodison Park dibuat terdiam ketika babak pertama usai, Korea Utara bisa mengungguli Seleccao dengan skor telak 3-0. Kala itu kedua tim berlaga di ajang bergengsi, Piala Dunia Inggris.

Namun untunglah, Portugal memiliki pemain legendaris seperti Eusebio. Memasuki babak kedua, ia mencetak empat gol dalam rentang waktu 32 menit dan membuat timnya melewati babak perempat final dengan sukses.

Turnamen edisi '66 ini akhirnya dimenangkan oleh Inggris dan Portugal menjadi juara ketiga.
2 dari 5 halaman

Hungaria vs Jerman Barat 1954

Hungaria vs Jerman Barat 1954

Hungaria bisa dibilang pada tahun ini memilki kekuatan terhebat di antara negara lain yang ada di Eropa. Mungkin jika dianalogikan seperti saat ini, kekuatan mereka setara dengan Spanyol.

Jerman Barat kebagian apes dengan bertemu mereka di babak penyisihan grup. Hasil akhir membuktikan mana yang lebih kuat. Hungaria menang dengan skor telak 8-3.

Roda nasib kemudian bekerja dengan cara yang unik. Kedua negara sama-sama lolos dari fase grup dan akhirnya kembali bertemu di partai final. Sudah pasti tak ada yang mengunggulkan Jerman di laga ini, apalagi berkaca pada hasil di babak penyisihan.

Delapan menit laga final dimulai, Hungaria sudah unggul 2-0 melalui Ferenc Puskas dan Zoltan Czibor. Namun kemudian Jerman mampu membuktikan kekuatan mental mereka dan mencatat comeback, yang mungkin terhebat di final Piala Dunia, dan menang 3-2. Jerman Barat pun akhirnya dinobatkan menjadi juara.
3 dari 5 halaman

Prancis vs Italia 2000

Prancis vs Italia 2000

Laga ini jadi saksi betapa pentingnya bagi sebuah tim untuk menjaga konsentrasi hingga ke menit-menit akhir. Panggung yang jadi pagelaran comeback luar biasa kali ini adalah Euro 2000. Belanda yang jadi tuan rumah bersama Belgia sudah terlebih dulu tersingkir di babak semifinal. Partai puncak mempertemukan dua kekuatan Eropa, Italia dan Prancis.

Prancis baru saja memenangkan Piala Dunia 1998 dan Italia sedang berjaya dengan Serie A-nya. Banyak orang memprediksi laga ini bakal berjalan ketat, mengingat Italia saat itu juga kondang dengan sistem defensifnya yang rapi.

Namun kejutan justru dibuat oleh pelatih Dino Zoff saat itu. Alih-alih memainkan Filippo Inzaghi dan Alessandro Del Piero, ia lebih memilih Francesco Totti dan Marco Delvecchio untuk mengisi pos lini depan. Gli Azzurri pun menampilkan pola permainan menyerang.

Hasilnya langsung terlihat, mereka unggul lebih dulu melalui gol Delvecchio di babak kedua. Skor 1-0 bertahan hinga empat menit waktu tambahan, sebelum akhirnya disamakan oleh Sylvain Wiltord.

Kala itu sejatinya para pemain Italia sudah berdiri dari bangku cadangan mereka dan bersiap untuk merayakan sukses juara Eropa. Namun Wiltord membuyarkan semua itu.

Nestapa Italia kemudian bertambah saat di babak tambahan, yang menggunakan sistem golden goal, pemain pengganti David Trezeguet mencetak gol emas ke gawang Toldo di menit ke-106 dan membawa Prancis berjaya di Eropa tahun itu. 2-1 untuk Prancis.
4 dari 5 halaman

Liverpool vs AC Milan 2005

Liverpool vs AC Milan 2005

Comeback luar biasa kali ini terjadi di Istanbul, Turki. Tepatnya di Final Liga Champions. Partai ini jadi bukti betapa solidnya kekuatan The Reds dan bagaimana dukungan penuh suporter akan bisa memberikan suntikan energi berlebih untuk pemain di atas lapangan.

Babak pertama berjalan, Hernan Crespo mencetak dua gol. Paolo Maldini ikut menambah keunggulan AC Milan menjadi 3-0. Namun 45 menit berikutnya bakal jadi mimpi buruk untuk Il Rossonerri.

Steven Gerrard menginspirasi kemenangan Liverpool dengan gol cepatnya di babak kedua. Umpan dan aksinya juga kemudian menjadi inspirasi bagi Xabi Alonso dan Vladimir Smicer untuk membuat kedudukan jadi imbang 3-3.

Laga kemudian terpaksa musti dilanjutkan ke babak adu penalti. Di fase ini Jerzy Dudek jadi aktor utama menyusul aksi 'spaghetti legs' yang ia lakukan mampu menahan tendangan penalti yang dilakukan oleh Andrea Pirlo dan Andriy Shevchenko. Liverpool pun jadi juara tahun itu dengan cara yang amat luar biasa.
5 dari 5 halaman

Manchester United vs Bayern Munich 1999

Manchester United vs Bayern Munich 1999

Sama seperti sebelumnya, comeback ini juga terjadi di partai final Liga Champions. Kali ini duel mempertemukan Manchester United dan Bayern Munich. Bisa dibilang laga ini mewakili kata combeback itu sendiri. Setiap anda membicarakan tentang comeback di sepakbola, maka sulit untuk mengesampingkan duel MU vs Bayern.

Malam itu di Barcelona, pendukung Bayern tersenyum terlebih dahulu menyusul sukses Mario Basler mengeksekusi tendangan bebas di menit ke-6. Bayern unggul 1-0 dan bertahan hingga menit-menit akhir laga. Nampaknya para pemain klub The Bavarians sudah bersiap untuk merayakan gelar juara di bangku cadangan.

Di sinilah kecerdikan Alex Ferguson berperan. Ia memutuskan untuk memasukkan Teddy Sheringham. Sang striker lalu mencetak gol di menit pertama tambahan waktu untuk membuat kedudukan menjadi imbang. Bayern sedikit kecewa, namun masih memiliki asa untuk mengejar.

Wasit pun mungkin mengira bahwa ia harus memainkan babak tambahan, sebelum Ole Gunnar Solkskjaer memanfaatkan bola tendangan sudut David Beckham untuk mencetak gol tepat di menit ke-93. Laga langsung berakhir usai gol terjadi dan United pun jadi juara dengan cara yang dramatis.

Apabila anda sempat menyaksikan laga ini, Peter Schmeichel, kiper United, amat gembira dengan hasil tersebut hingga ia memutuskan melakukan salto di depan gawangnya sendiri!