5 Alasan Jerman Tersingkir dari Euro 2016

5 Alasan Jerman Tersingkir dari Euro 2016
Ekspresi Timnas Jerman Usai Tersingkir (c) AFP

Bola.net - Bola.net - datang ke Euro 2016 dengan harapan bisa mengawinkan dua trofi bergengsi di ajang Internasional, usai dua tahun silam memenangkan Piala Dunia di Brasil. Namun apa daya, target tersebut akhirnya gagal diraih, setelah Der Panzer takluk 0-2 dari tim tuan rumah, , di babak semifinal pagi tadi.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stade Velodrome tersebut, Jerman sejatinya jadi tim yang lebih banyak diunggulkan. Secara permainan, mereka tampil lebih konsisten sejak fase grup, dan sempat meladeni lawan-lawan tangguh seperti dan .

Di sisi lain, Prancis justru memulai Euro kali ini dengan penampilan kurang meyakinkan, dan hanya menghadapi tim-tim yang secara kasta masih di bawah mereka, dan , di fase knock-out.

Namun nyatanya Les Bleus justru sukses meraih jatah bermain di final di depan pendukung sendiri. Agaknya tim asuhan Didier Deschamps bisa memanfaatkan dengan baik absennya beberapa bintang andalan tim asuhan Joachim Loew, seperti Mats Hummels, dan Mario Gomez.

Selain itu, masih ada beberapa faktor lain yang dirasa ikut berperan dalam kegagalan Jerman menembus partai puncak di Euro kali ini. Berikut Bola.net beberkan lima alasan mengapa Der Panzer akhirnya bisa tersingkir dari turnamen.

1 dari 5 halaman

Absennya Pemain Bintang

Absennya Pemain Bintang

Sebelum laga dimulai, manajer Joachim Loew amat optimis barisan pemain mudanya mampu menggantikan peran para pemain senior yang dipaksa absen, seperti Sami Khedira, Mats Hummels, dan Mario Gomez.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, sosok pemain seperti Julian Draxler dan Emre Can seperti tak mampu menjadi motor serangan yang baik untuk tim Panzer. Di atas lapangan, mereka sanggup menguasai bola, namun seolah sulit untuk mencari celah guna menembus pertahanan tim lawan.
2 dari 5 halaman

Blunder

Blunder

Mereka yang menonton pertandingan kedua tim pasti tahu bahwa Jerman menjadi tim yang dominan dalam pertandingan melawan Prancis. Juara dunia 2014 itu menyuguhkan permainan yang enak ditonton, namun seolah gagal menemukan sentuhan akhir yang mematikan untuk mencetak gol.

Dan situasinya tak jadi semakin baik, ketika Bastian Schweinsteiger kehilangan konsentrasi dan melakukan blunder di babak kedua. Gelandang Manchester United itu dituding wasit melakukan handsball di kotak terlarang, yang berbuah hadiah penalti untuk Prancis. Antoine Griezmann sebagai algojo melakukan tugasnya dengan baik dan sejak saat ini Jerman seolah kesulitan untuk bangkit.

Gol kedua Prancis pun juga lahir dari blunder Joshua Kimmich, yang tak mampu menjaga penguasaan bola dengan baik dan membuat pemain Atletico Madrid sukses membuat gol keduanya di pertandingan ini.
3 dari 5 halaman

Regenerasi

Regenerasi

Kegagalan Jerman di semifinal Euro 2016 di tangan Prancis membuktikan bahwa negara berjuluk Tim Diesel tersebut gagal melakukan regenerasi, usai ada beberapa pemain mereka yang pensiun pasca Piala Dunia 2014.

Bek kiri Philpp Lahm, bek tengah Per Mertesacker, dan pencetak gol terbanyak Piala Dunia, Miroslav Klose, menyatakan pensiun setelah turnamen di Brasil selesai. Hal ini membuat terjadi penurunan kualitas yang signifikan dalam skuat inti Jerman dan ini terlihat jelas sejak babak kualifikasi Euro dimulai.

Mereka menang susah payah atas Skotlandia, kalah di tangan Polandia, dan hanya bermain imbang dengan Irlandia. Meski akhirnya sukses masuk ke putaran final, kegagalan Jerman dalam melakukan regenerasi akhirnya tampak ketika para pemain yang mendapat kepercayaan menggantikan peran Sami Khedira, Mats Hummels, dan Mario Gomez di semifinal, gagal menunjukkan performa sesuai ekspektasi.
4 dari 5 halaman

Tidak Beruntung

Tidak Beruntung

Diakui atau tidak, Jerman memang benar-benar kurang beruntung di pertandingan melawan Prancis. Mereka banyak menguasai bola dan menciptakan peluang, namun akhirnya harus kalah via gol penalti Antoine Griezmann, dan gol kedua eks Real Sociedad, yang berawal dari situasi di mana Joshua Kimmich tak mampu menjaga penguasaan bola dengan baik.

Bahkan sepanjang 90 menit, Hugo Lloris dipaksa pontang-panting menghadapi hujan tembakan dari para pemain Jerman. Tembakan Thomas Muller di depan gawang sempat melenceng. Emre Can memaksa sang kiper untuk membuat penyelamatan emas. Usaha Bastian Schweinsteiger mampu di-tip dengan sempurna. Selain itu, tembakan Julian Draxler juga sempat meluncur tipis dari sasaran.

Ketika babak pertama berakhir, tim asuhan Joachim Loew menguasai 64 persen aliran bola dan mencatat 11 tembakan ke arah gawang atau lebih dari dua kali lipat yang dilepaskan Prancis (5).

Sayang, Dewi Fortuna masih belum berpihak pada Jerman, hingga mereka akhirnya harus menerima kekalahan dari sang tuan rumah, meski menunjukkan permainan yang lebih baik.
5 dari 5 halaman

Pergantian Kurang Efektif

Pergantian Kurang Efektif

Shkodran Mustafi terpaksa dimasukkan oleh Jerman ketika pertandingan tinggal menyisakan setengah jam, namun sang pemain tidak memiliki kemampuan olah bola layaknya Jerome Boateng, yang membuat Prancis kembali mendapat harapan untuk menguasai permainan. Mario Gotze juga diminta menggantikan Emre Can di 23 menit akhir pertandingan, namun ia tidak banyak memberikan kontribusi dan tercatat hanya membuat enam sentuhan terhadap bola.

Manajer Joachim Loew juga memasukkan Leroy Sane, 20 menit jelang pertandingan berakhir. Namun kala itu Prancis sudah memutuskan untuk menjaga mati-matian keunggulan yang sudah mereka punya dan sang pemain muda tak bisa banyak membuat masalah untuk barisan pertananan lawan dengan kecepatan yang ia punya.