5 Alasan Guardiola Harus Kembali ke Barcelona

5 Alasan Guardiola Harus Kembali ke Barcelona
Josep Guardiola (c) Ist

Bola.net - Bola.net - Josep Guardiola akan selalu dikenang sebagai salah satu pelatih yang paling sukses. Pria asal Spanyol itu telah berhasil mempersembahkan 13 trofi selama empat tahun di klub Catalan.

Namun, karir kepelatihan Guardiola sekarang bak roller coaster setelah meninggalkan Camp Nou. Usai meraih kesuksesan bersama Bayern Munchen, Guardiola kini mengalami kesulitan di Manchester City.

Banyak yang menyarankan pria berusia 46 tahun itu kembali ke Barcelona untuk meraih kesuksesan bersama lagi. Bukan hanya untuk dirinya sendiri dan juga klub, kembalinya Guardiola ke Barcelona juga bagus untuk sepakbola.

Inilah lima alasan mengapa Guardiola harus kembali ke Barcelona seperti dilansir dari Sportskeeda.

1 dari 5 halaman

Tak Dihargai di Tempat Lain

Tak Dihargai di Tempat Lain

Josep Guardiola membuat keputusan yang cukup sensasional di Manchester City. Setelah mendepak Joe Hart ke Italia, Guardiola mencoret Sergio Aguero untuk memberi ruang kepada Gabriel Jesus. Selain itu Guardiola juga mengganti-ganti formasi setiap pekan dan bahkan memainkan Jesus Navas sebagai bek kanan.

Namun, Guardiola melakukan hal itu semata-mata untuk membuat timnya berkembang meski mendapat cibiran dari banyak orang. Bahkan di Bayern, kisah tentang kesuksesannya sering kali dibumbui dengan masalah ruang ganti yang diciptakan oleh media.

Agar benar-benar merasa dicintai lagi, semua kecemerlangannya dipresiasi dan kesalahan kecilnya dimaafkan, Guardiola harus kembali ke Barcelona. Tidak ada stadion di belahan dunia manapun yang akan memiliki banyak cinta untuk Guardiola selain Camp Nou dan dia pasti merindukan hal itu.
2 dari 5 halaman

Messi dan Neymar

Messi dan Neymar

Sudah bukan rahasia lagi kalau Guardiola punya hubungan yang erat dengan Messi. Messi pasti akan menjadi yang terbaik di bawah pelatih manapun, tapi didikan Guardiola membantu Messi mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Di tempat lain, Neymar sedang mencoba mengangkat namanya sejajar dengan Messi-Ronaldo. Setelah menjadi bintang bersama timnas Brasil, Neymar masih bisa lebih baik lagi bersama Barcelona. Mengingat Luis Suarez, Ronaldo dan Messi sudah memasuki usia tiga puluhan, kini saatnya Neymar maju dan menetapkan statusnya sebagai pemain top di Barcelona dan di dunia.

Setelah menjadi pemain terbaik Argentina selama beberapa tahun, banyak yang mengharapkan Guardiola bisa memoles Neymar menjadi sehebat Messi. Dengan kualitasnya, Neymar belum menjadi mesin gol yang kejam seperti Messi atau Ronaldo. Guardiola akan menjadi pelatih yang sempurna untuk mengeluarkan semua kemampuan terbaik Neymar.
3 dari 5 halaman

Sudah Kenal Klub Luar Dalam

Sudah Kenal Klub Luar Dalam

Bagi Real Madrid, proses merekrut pelatih seringkali sangat sederhana. Pergi, dapatkan pelatih terbaik yang ada di dunia, selesai. Tapi bagi Barcelona, hal ini menjadi sedikit lebih rumit. Ambil contoh Gerardo Martino yang menemui kesulitan karena bukan bagian dari sejarah klub.

Barcelona sering mencari pelatih yang mengenal klub luar dalam. Untuk alasan ini manajer Everton Ronald Koeman terus dikaitkan untuk posisi yang akan kosong pada akhir musim nanti. Tentu, mereka bisa merkerut Jorge Sampaoli apabila tidak bergabung Argentina, tapi itu bisa jadi bukan keputusan yang tepat.

Guardiola bergabung dengan La Masia pada usia 13 tahun, muncul dari akademi dan bermain di sana sampai usia 30. Dia menjadi kapten Barcelona selama empat tahun sebelum pergi dan merupakan salah satu pemain penting pada era keemasan Barcelona di bawah Johan Cruyff. Tidak ada yang mengabdikan dirinya di Barcelona seperti Guardiola.
4 dari 5 halaman

Guardiola Butuh Pemain Tepat

Guardiola Butuh Pemain Tepat

Ketika berbicara tentang tiki-taka maka butuh pemain yang tepat untuk melakukannya. Di Barcelona, Guardiola punya talenta yang melimpah dari level akademi.

Guardiola hampir punya banyak pilihan, bahkan untuk area tertentu pemain seperti Alexis Sanchez tidak mendapat tempat karena ketatnya kompetisi. Namun, ketika Guardiola berusaha menerapkan tiki-taka dengan pemain seperti Willy Caballero, Gael Clichy, Nicolas Otamendi justru berakhir sangat mengecewakan.

Guardiola sering dianggap sebagai pelatih yang pilih-pilih. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa hanya ada segelintir pemain di dunia yang bisa menerapkan filosofi sepakbolanya. Dia mungkin juga bisa memilih klub yang bisa mewujudkan hal tersebut.
5 dari 5 halaman

Guardiola Bagus Untuk Sepakbola Spanyol

Guardiola Bagus Untuk Sepakbola Spanyol

Mungkin ini cuma kebetulan, tapi dua pemenang Piala Dunia terakhir berasal dari negara-negara yang klub topnya ditangani oleh Guardiola. Inggris mungkin tidak akan memenangkan Piala Dunia dalam waktu dekat, tentu saja, tapi budaya sepakbola yang dibawa Guardiola tidak boleh diabaikan. Raheem Sterling adalah contoh bagus dari pemain muda yang berhasil dibangkitkan setelah meredup di bawah pelatih sebelumnya.

Tertekan dengan sang rival abadi Real Madrid dan tak lagi mendominasi di Eropa, sangat disayangkan Barcelona kini tak lagi bergantung pada akademi La Masia seperti sebelumnya.

Di bawah Guardiola, Barca menciptakan sejarah pada bulan November 2012 ketika menurunkan sebelas pemain homegrown di Levante selama lebih dari 75 menit. Sekarang hal itu sudah tidak terlihat lagi dan begitu pula dengan dominasi Spanyol di dunia sepakbola. Kembalinya Guardiola tentunya menjadi kabar bagus buat La Masia dan juga timnas Spanyol nantinya.