3 Alasan Tottenham Bisa Finis 4 Besar di Premier League

3 Alasan Tottenham Bisa Finis 4 Besar di Premier League
Manajer Tottenham Hotspur, Jose Mourinho (c) THFC

Bola.net - Tottenham berhasil meraih hasil yang penting sebelum jeda musim dingin. Tim asuhan Jose Mourinho mampu meraih kemenangan atas Manchester City dengan skor 2-0.

Hasil positif itu menempatkan Spurs hanya empat poin di belakang Chelsea yang berada di urutan keempat klasemen Premier League. Tiga hari berselang, Spurs juga meraih kemenangan dramatis 3-2 melawan Southampton di ronde keempat Piala FA.

Tanda-tanda Tottenham mulai stabil mulai terlihat, walau juga tak dibilang kondisi mereka sudah kembali normal sebagai tim elite spesialis big four Premier League lima tahun terakhir.

Pertanyaannya dapatkah mereka berhasil masuk ke zona Kualifikasi Liga Champions pada akhir musim ini? Sebuah pekerjaan yang berat, walau amat mungkin Tottenham Hotspur lakukan.

Berikut adalah tiga alasan mengapa Spurs akan finis di 4 besar dan lolos ke Liga Champions pada 2019-20.

1 dari 3 halaman

Rival-rival yang Tak Stabil

Rival-rival yang Tak Stabil

Son Heung-Min merayakan golnya di laga Tottenham vs Burnley. (c) AP via AP Photo

Keunggulan besar Liverpool di puncak klasemen Premier League, serta jarak poin dengan Manchester City yang berada di posisi kedua atau Leicester City yang berada di posisi ketiga yang terlalu jauh membuat Spurs paling realistis ada di posisi empat besar pada akhir musim ini.

Spurs saat ini memiliki 37 poin (tertinggal 12 poin dari Leicester dan 14 di bawah City).

Chelsea saat ini duduk di posisi ke-4, seringkali menderita kekalahan tak terduga, sekalipun permainan The Blues bisa dibilang menghibur.

Sheffield United telah mengejutkan semua orang dengan penampilan mereka musim ini dan kini berada di urutan ke-5, tetapi produktivitas mereka amat buruk. Klub tersebut juga tidak punya nama besar, stabilitas permainan selalu jadi masalah bagi tim-tim kelas medioker.

Manchester United dan Wolves juga berada dalam jarak yang sangat dekat, mereka hanya tertinggal 2 poin di belakang Spurs dan 6 poin dari empat besar. Namun, rapor mereka juga tak stabil.

United seringkali kalah di laga-laga menghadapi tim kecil, sementara Wolves yang punya pemain terbatas konsentrasinya terbelah dengan Liga Europa.

Konsistensi tengah dibangun Jose Mourinho di Tottenham. Sang pelatih dikenal sebagai sosok yang tahu bagaimana cara untuk menang. Dan hal itu belakangan mulai terlihat. Spurs seringkali tampil jelek, namun ujungnya mereka memenangi laga.

2 dari 3 halaman

Faktor Jose Mourinho

Faktor Jose Mourinho

Selebrasi Jose Mourinho saat Tottenham menjebol gawang Olympiakos di Liga Champions. (c) AP Photo

Tottenham Hotspur mengangkat Jose Mourinho sebagai manajer mereka kembali pada bulan November. Ia adalah sosok The Spesial One, spesialis juara.

Memang manajer asal Portugal itu butuh beberapa waktu membentuk tim seperti yang diinginkan. Pelan namun pasti, kerja Jose mulai terlihat.

Di sisi lain Chelsea dan Manchester United dikendalikan Frank Lampard dan Ole Gunnar Solskjaer, pelatih kemarin sore yang minim pengalaman.

Di luar kedua klub itu, Chris Wilder di Sheffield United tengah menjalani musim pertamanya di pentas Premier League. Nuno Espirito Santo di Wolves mungkin satu-satunya pesaing sepadan Mourinho.

3 dari 3 halaman

Pembelian Pemain yang Tepat

Pembelian Pemain yang Tepat

Pemain Tottenham, Steven Bergwijn. (c) AP Photo

Jendela transfer Januari jadi momen Tottenham Hotspur melakukan peremajaan tim sesuai kebutuhan.

Tottenham memang gagal mendatangkan striker pengganti Harry Kane yang cedera, namun mereka dapat dua pemain berkualitas. mungkin belum kembali menghantui mereka.

Gelandang Gedson Fernandes tiba dari Benfica untuk memberi Jose Mourinho pengganti Moussa Sissoko yang cedera, sementara Steven Bergwijn didatangkan dari PSV Eindhoven untuk memberi amunisi tambahan di sektor serang. Klub juga mematenkan status gelandang kreatif Giovani Lo Celso.

Kondisi internal tim pun membaik setelah Christian Eriksen dan Danny Rose pergi. Status mereka yang abu-abu selama ini membuat suasana tim tak kondusif.

Sumber: Sportskeeda
Disadur dari: Bola.com/Penulis Ario Yosia
Published: 7 Februari 2020