3 Alasan Lionel Messi Masih Bisa Sabet Ballon d'Or

3 Alasan Lionel Messi Masih Bisa Sabet Ballon d'Or
Selebrasi Lionel Messi usai mencetak gol Argentina ke gawang Paraguay di Copa America 2019. (c) AP Photo

Banyak yang meragukan Lionel Messi bisa meraih penghargaan Ballon d'Or tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari kegagalan Argentina merebut gelar Copa America 2019.

Messi menjadi kapten Argentina pada gelaran Copa America tahun ini di Brasil. Akan tetapi, bintang Barcelona itu kembali gagal mengantarkan negaranya menjadi juara.

Argentina hanya mampu meraih peringkat ketiga di turnamen tersebut. Hal itu mereka dapatkan setelah mengalahkan Chile dengan skor 2-1.

Sepanjang turnamen, penampilan Messi juga tidak terlihat istimewa. La Pulga hanya mampu mencetak satu gol dari titik penalti.

Sementara itu, Virgil van Dijk sekarang lebih difavoritkan untuk meraih Ballon d'Or ketimbang Messi. Bek Liverpool itu berhasil mengantarkan Belanda tampil di final UEFA Nations League meski pada akhirnya kalah dari Portugal.

Meski begitu, bukan berarti kans Messi untuk meraih gelar Ballon d'Or tahun 2019 sudah tertutup rapat. Messi sejatinya masih punya peluang untuk menambah koleksi Bola Emasnya.

Berikut ini tiga alasan Lionel Messi masih bisa memenangkan Ballon d'Or tahun ini seperti dilansir Sportskeeda.

1 dari 3 halaman

Bawa Barcelona Bersinar di La Liga

Bawa Barcelona Bersinar di La Liga

Lionel Messi (c) AP Photo

Barcelona sangat bergantung pada Messi musim lalu dan ketergantungan mereka yang berlebihan memicu kecaman dari para penggemar. Namun, ketergantungan Barcelona pada pemain berusia 32 tahun itu berubah menjadi berkah tersembunyi bagi pemain Argentina tersebut karena hal itu berhasil meningkatkan peluang Messi untuk memenangkan Ballon d'Or.

Bintang Barcelona itu berhasil mencetak 36 gol di liga dan membuat 13 assist. Pencetak gol potensial Barcelona lainnya seperti Ousmane Dembele dan Philippe Coutinho gagal tampil mengesankan musim lalu. Dengan demikian, Luis Suarez adalah satu-satunya pemain yang mampu membantu Messi mencetak gol.

Seandainya Messi tidak bisa bermain, Barcelona mungkin sudah finis di papan tengah di liga. Di sisi lain, Van Dijk memiliki pemain-pemain top Eropa seperti Andrew Robertson, Alisson Becker, dan Alexander Arnold yang membantunya bertahan. Karenanya, Messi bisa dikatakan memiliki dampak yang lebih baik daripada Van Dijk di level klub.

2 dari 3 halaman

Konsisten di Level Klub

Konsisten di Level Klub

Lionel Messi (c) AP Photo

Hal lain yang membedakan Messi dari pesaingnya di ajang Ballon d'Or adalah konsistensi pemain Argentina itu. Bintang Argentina itu mencetak gol atau membuat assist hampir dalam semua pertandingan Barcelona di La Liga musim kemarin. Dia melakukan hal serupa di Liga Champions, mencetak gol melawan setiap tim yang dia hadapi kecuali Inter Milan.

Tidak ada pemain lainnya yang mendekati rekor mencetak gol Messi di liga domestik dan Liga Champions. Virgil Van Dijk, di sisi lain, mencapai titik terendah dalam beberapa pertandingan Liverpool, terutama di babak penyisihan grup Liga Champions. The Reds hampir tidak berhasil lolos ke babak sistem gugur setelah hanya mengumpulkan 9 poin dari 6 pertandingan di grup C.

Bintang Belanda ini hanya mencatat 2 clean sheet di babak penyisihan grup dan kebobolan gol dari PSG, Cverna Zvezda dan Napoli. Messi mungkin kurang beruntung tersingkir dari kompetisi karena satu pertandingan buruk di semifinal.

3 dari 3 halaman

Pemain Terbaik Argentina di Copa America

Pemain Terbaik Argentina di Copa America

Lionel Messi ketika melawan Brasil di semifinal Copa America 2019. (c) AP Photo

Argentina tidak tampil mengesankan di Copa America 2019. Namun, Lionel Messi terlihat cukup menonjol dari pemain Argentina lainnya. Meski hanya mencetak satu gol dari 5 penampilan, Messi masih menjadi bintang bagi timnya karena skill bermainnya yang mengesankan.

Bintang Argentina itu mencatat rata-rata 4 dribel dan 1,8 umpan kunci per pertandingan. Dia juga membuat 2 assist di kompetisi. Sayangnya, Sergio Aguero dan Lautaro kesulitan memanfaatkan peluang yang mereka dapat. Aguero nyaris tidak membuat dampak pada tim karena striker Manchester City hanya mencetak satu gol di turnamen. Lautaro Martinez, di sisi lain, tidak bisa menyelamatkan Argentina meski menunjukkan penampilan yang menjanjikan.

Pemain berusia 32 tahun itu bisa dibilang pemain terbaik Argentina selama babak semifinal meskipun Albiceleste akhirnya kalah dari Brasil. Dia ternyata menjadi pemain dengan operan kunci dan dribel sukses terbanyak melawan Brasil. Dengan demikian, Messi tidak bisa disalahkan atas performa buruk Argentina dan dia masih pantas mendapatkan Ballon d'Or terlepas dari hasil di Copa America.