12 Alasan Sepakbola Olahraga Nomor Satu di Dunia

12 Alasan Sepakbola Olahraga Nomor Satu di Dunia

Bola.net - - Mungkin hanya di Amerika Serikat (AS) dan Australia lah sepakbola tidak mendapat predikat sebagai olahraga paling populer.

Di AS, sepakbola kalah terkenal dibandingkan American Football, baseball, basket maupun hoki. Di Australia, tidak jauh beda.

Namun, jangan tanyakan bagaimana dengan di negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Hampir di seluruh penjuru bumi, sepakbola adalah favorit, bahkan dianggap tidak hanya sebagai olahraga paling populer, tapi juga sebagai nomor satu di dunia.

Soccer? It's football!

Berikut 12 alasannya.

1 dari 12 halaman

Sederhana

" title="Sederhana" alt="Sederhana" width="688" height="430"/>

Beberapa jenis olahraga terikat peraturan yang sangat rumit, bahkan butuh waktu lama atau penjelasan dari seorang ahli untuk memahaminya secara total.

Ambil contoh American Football. Wasit-wasit NFL (National Football League) saja kadang bingung mengambil keputusan. Lihat video di atas.

Sementara itu, sepakbola bisa dimengerti dengan hanya dua menit menontonnya. Sekali kita memahami apa yang namanya offside, itu sudah cukup
2 dari 12 halaman

Peraturan Yang Konsisten

" title="Peraturan Yang Konsisten" alt="Peraturan Yang Konsisten" width="688" height="430"/>

Olahraga menemui masalah besar apabila 'pihak yang berwenang' harus mengubah beberapa aspek dalam peraturan permainan setiap musim baru datang.

Hal itu sering ditemui dalam American Football ataupun rugby.

Di sepakbola, sejak modifikasi terhadap aturan back pass pada tahun 1992, tak ada lagi perubahan yang diperlukan hingga sekarang.
3 dari 12 halaman

Tak Ada Timeout

" title="Tak Ada Timeout" alt="Tak Ada Timeout" width="688" height="430"/>

Seandainya dalam sepakbola ada timeout seperti di basket, beberapa sejarah pasti sudah berubah.

Gol-gol dramatis pembalik keadaan di masa injury time mungkin jarang tercipta karena tim yang sudah unggul bisa saja 'membekukan waktu' dan memulihkan stamina sejenak sekaligus merampas momentum lawan untuk melakukan pukulan balik dengan sisa waktu yang ada.
4 dari 12 halaman

Olahraga Internasional

" title="Olahraga Internasional" alt="Olahraga Internasional" width="688" height="430"/>

Total 203 negara mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2014. Jumlah itu bahkan lebih banyak daripada negara anggota PBB (193).

Hal tersebut menunjukkan bahwa sepakbola dimainkan dalam skala internasional.

Regenerasi selalu ada. Di Piala Dunia, tak ada momen-momen mengenaskan seperti yang dialami Namibia dalam Rugby World Cup, yaitu dihajar Australia dengan skor 0-142.
5 dari 12 halaman

Bukan Sekadar Adu Stamina

" title="Bukan Sekadar Adu Stamina" alt="Bukan Sekadar Adu Stamina" width="688" height="430"/>

Kalau sepakbola hanya sebatas adu stamina, doping pasti merajalela.

Namun, sepakbola lebih dari itu. Di dalamnya, ada adu taktik, skill hingga mental. Semuanya tergabung jadi satu dan ditunjukkan di atas lapangan.

Adakah doping untuk meningkatkan skill seorang pemain? Tidak ada.

Semua lahir dengan bakat dan ditempa lewat sebuah kerja keras.
6 dari 12 halaman

Negara Kaya Belum Tentu Kuasa

" title="Negara Kaya Belum Tentu Kuasa" alt="Negara Kaya Belum Tentu Kuasa" width="688" height="430"/>

Dalam sepakbola, negara kaya seperti Amerika Serikat (AS) pun bisa tumbang di tangan negara kecil asal Afrika yang perekonomian masyarakatnya jauh tertinggal.

Lihat saja bagaimana para pendukung Ghana bersorak sorai usai tim nasional mereka menyingkirkan AS di babak 16 besar Piala Dunia 2010.

Dalam sepakbola, hal semacam ini bisa dan sering terjadi.
7 dari 12 halaman

Gol Indah

" title="Gol Indah" alt="Gol Indah" width="688" height="430"/>

Inilah salah satu daya tarik utama sepakbola.

Para penonton dapat dibuat terpana oleh aksi para seniman lapangan hijau dengan overhead kick, diving header, tembakan keras dari luar area, maupun finishing brilian hasil kerja sama dan permainan kombinasi mereka.

Football is a beautiful game!
8 dari 12 halaman

Turnamen Akbar

" title="Turnamen Akbar" alt="Turnamen Akbar" width="688" height="430"/>

Kita mengenal sederet turnamen akbar dalam sepakbola.

Sebut saja Premier League, La Liga, Serie A, atau Bundesliga. Belum lagi kalau bicara Liga Champions dan Piala Dunia.

Publik dunia pun disuguhi aksi-aksi berkualitas dan momen-momen spesial dari lapangan hijau, yang sungguh sayang untuk dilewatkan.
9 dari 12 halaman

Size Doesn't Matter

" title="Size Doesn't Matter" alt="Size Doesn't Matter" width="688" height="430"/>

Sepakbola tak memandang ukuran fisik seseorang.

Dengan postur minimal pun, siapa pun bisa menjadi bintang. Misalnya, Fabio Cannavaro, Roberto Carlos, Garrincha, Lionel Messi, dan tentu saja Diego Maradona.

Di beberapa bidang, orang tanpa keunggulan fisik takkan bisa ke puncak. Sepakbola tak termasuk di dalamnya.
10 dari 12 halaman

Bisa Dimainkan di Mana Saja

" title="Bisa Dimainkan di Mana Saja" alt="Bisa Dimainkan di Mana Saja" width="688" height="430"/>

Yang dibutuhkan hanya bola dan lapangan.

Bola jelek atau yang terbuat dari plastik pun tidak masalah. Untuk lapangan, apa saja bisa jadi lapangan, baik halaman rumah, jalan, tanah berpasir, atau lahan becek sekali pun.

Kebanyakan pemain hebat Amerika Latin justru besar dan tumbuh dari sepakbola jalanan.
11 dari 12 halaman

Universal

" title="Universal" alt="Universal" width="688" height="430"/>

Hampir setiap negara memiliki beberapa tingkatan liga, dari yang amatir sampai profesional, dan selalu mendapatkan sambutan luar biasa.

Skalanya pun universal.

Disebut universal karena sepakbola memang dimainkan oleh segala kalangan, baik tua, muda, pria, wanita, miskin, kaya, bahkan mereka yang secara fisik dianggap kekurangan.

Hebatnya lagi, hal itu tak hanya berlaku di satu negeri, tapi di seluruh penjuru bumi.
12 dari 12 halaman

Fanatisme Suporter

" title="Fanatisme Suporter" alt="Fanatisme Suporter" width="688" height="430"/>

Tanpa suporter, sebuah pertandingan sepakbola pasti terasa hambar.

Berkat suporter yang selalu semangat mendukung tim kesayangannyalah, atmosfer di dalam stadion jadi sangat hidup dan menggelora. Itu adalah sebuah pengalaman luar biasa.

Fanatisme berlebihan memang sering berujung negatif. Namun, sepakbola sanggup menyatukan sebuah bangsa.

Indonesia contohnya.



Hal itu terekam jelas ketika timnas menghadapi Vietnam di final Piala AFF U-19 beberapa waktu lalu. Para penonton di Gelora Delta memberikan dukungan tanpa henti. Begitu penendang terakhir kita menaklukkan kiper Vietnam dalam drama adu penalti, seisi stadion langsung bergemuruh menyambutnya.