10 Pemain Yang Bersinar Setelah Tinggalkan Tottenham

10 Pemain Yang Bersinar Setelah Tinggalkan Tottenham
Gylfi Sigurdsson (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Selama dua musim terakhir Tottenham telah menjelma menjadi salah satu tim terbaik di Premier League. Hal itu tidak terlepas dari sentuhan tangan dingin Mauro Pochettino yang mampu memoles Spurs menjadi salah satu tim penantang gelar.

Kinerja bagus Pochettino itu juga didukung oleh pemain-pemain muda berkualitas yang dimiliki oleh Spurs. Beberapa contohnya adalah Dele Alli, Eric Dier hingga bomber utama Harry Kane.

Meski punya banyak pemain berkualitas, Spurs juga dikenal terlalu cepat melepas pemain ke klub lain. Akibatnya, pemain yang dibuang tersebut bisa bersinar di tempat lain dan membuktikan bahwa Spurs telah salah melepasnya.

Berikut ini 10 pemain yang bersinar setelah meninggalkan White Hart Lane.

1 dari 10 halaman

Gylfi Sigurdsson

Gylfi Sigurdsson

Sigurdsson tampil cukup bagus selama dua tahun bersama Tottenham. Namun ia lebih sering bermain di luar posisinya sebagai sayap kiri dan sebagian besar harus puas menjadi pelapis Christian Eriksen.

Tak lama setelah Pochettino tiba, Sigurdsson diizinkan bergabung dengan Swansea City. Ia kemudian berkembang menjadi salah satu gelandang serang paling berbahaya di Premier League.

Sigurdsson bermain sangat bagus di Liberty Stadium sehingga Pochettino sampai menyatakan penyesalannya setelah menjual sang pemain.
2 dari 10 halaman

Kevin-Prince Boateng

Kevin-Prince Boateng

Setahun setelah memenangkan penghargaan Fritz Walter yang diberikan kepada pemain U19 terbaik di Jerman pada tahun 2006, Boateng meninggalkan Hertha Berlin untuk Spurs dengan kesepakatan senilai sekitar 5,4 juta pounds.

Meski kemampuannya berkembang, Boateng tidak bisa masuk ke tim utama Tottenham secara reguler, hanya membuat 25 penampilan selama dua musim dan sempat dipinjamkan ke Borussia Dortmund.

Boateng akhirnya dijual ke Portsmouth dan membantu klub mencapai final Piala FA pada tahun 2010, sebelum menjadi bintang bersama AC Milan dan juga Las Palmas.
3 dari 10 halaman

Frederic Kanoute

Frederic Kanoute

Keputusan Spurs menjual Kanoute pada tahun 2005 tidak banyak disesali oleh pendukung klub karena ia cuma berhasil mencetak 15 gol dalam 66 pertandingan untuk klub.

Robbie Keane dan Jermain Defoe berada di skuat Spurs pada saat itu sehingga Kanoute kalah bersaing. Namun, setelah meninggalkan Premier League, Kanoute meledak di La Liga dan menjadi salah satu striker paling ditakuti di Eropa.

Beberapa tahun kemudian, Kanoute menghukum mantan klubnya dengan mencetak dua gol saat Sevilla menyingkirkan Spurs dari Piala UEFA.
4 dari 10 halaman

Jermain Defoe

Jermain Defoe

Defoe kesulitan mendapatkan kesempatan bermain di bawah Andre Villas-Boas, sehingga ia memutuskan untuk memulai petualangan baru dengan pindah ke MLS bersama Toronto FC.

Penyerang veteran itu bermain bagus di Kanada, mencetak 12 gol dalam 21 pertandingan. Sejak itu dia kembali ke Inggris untuk bergabung Sunderland dan kembali bersinar di depan gawang dengan mencetak 33 gol untuk Black Cats sampai sejauh ini.

Mengingat Vincent Janssen kesulitan, Defoe bisa jadi pelapis sempurna untuk Harry Kane. Andai saja.
5 dari 10 halaman

Etienne Capoue

Etienne Capoue

Salah satu dari tujuh pemain yang direkrut dari uang penjualan Gareth Bale ke Real Madrid, Capoue kesulitan menembus lini tengah Spurs di musim debutnya.

Awalnya, Capoue seperti akan menjadi pemain kunci Mauricio Pochettino karena selalu menjadi starter dalam 11 pertandingan Premier League Spurs pada musim 2014/15. Namun, ia kehilangan tempatnya dan akhirnya bergabung dengan Watford di mana ia bisa berkembang karena bermain setiap minggu .

Pemain Prancis itu bahkan sudah mencetak gol di pertandingan musim ini sehingga bisa menjadi pemain yang lengkap di lini tengah.
6 dari 10 halaman

Iago Falque

Iago Falque

Falque termasuk pemain yang sering berpindah-pindah sejak muda, sempat menimba ilmu di akademi Real Madrid, Barcelona dan Juventus sebelum berakhir di Spurs pada tahun 2011.

Falque bertahan di Spurs selama tiga tahun, tapi lebih sering menghabiskan sebagian besar waktunya dengan dipinjamkan ke tempat lain, bersama Southampton, Almeria dan Rayo Vallecano.

Namun, pada akhirnya Falque mampu mengeluarkan potensinya di sepakbola Italia dan sedang menikmati musim yang sangat bagus dengan Torino.
7 dari 10 halaman

Vedran Corluka

Vedran Corluka

Corluka menghabiskan empat tahun di White Hart Lane dan awalnya berhasil setelah mengamankan posisi bek kanan saat klub lolos ke Liga Champions pada musim 2009/10.

Namun, pemain Kroasia tidak punya kecepatan sehingga ia kesulitan di Premier League, dan setelah sempat dipinjamkan secara singkat ke Bayer Leverkusen, ia pindah ke Lokomotiv Moskow.

Di Rusia, Corluka sering bermain sebagai bek tengah, menjadi kapten klub dan memenangkan Piala Rusia pada musim 2014/15.
8 dari 10 halaman

Adam Smith

Adam Smith

Smith kesulitan menembus tim utama Spurs sehingga memaksanya hengkang pada tahun 2014. Namun, hal itu merupakan keputusan yang tepat buat pemain berusia 25 tahun tersebut.

Setelah muncuk dari akademi Spurs, Smith hanya membuat dua penampilan dengan tim utama. Namun, dia pergi untuk menjadi fullback reguler di Premier League bagi pasukan Eddie Howe di Bournemouth.
9 dari 10 halaman

Nabil Bentaleb

Nabil Bentaleb

Pada musim pertama kepemimpinan Pochettino, Bentaleb sering muncul di lini tengah Spurs, namun ia kehilangan tempatnya saat tim menjadi penantang gelar di musim lalu sehingga dipinjam ke Schalke 04.

Meski sangat berbakat, sikap Bentaleb kerap dipertanyakan pada musim terakhirnya di White Hart Lane. Kini ia mampu tampil mengesankan sejak pindah ke Gelsenkirchen sehingga statusnya berganti permanen belum lama ini.
10 dari 10 halaman

Nacer Chadli

Nacer Chadli

Pembelian dari uang Gareth Bale lainnya berhasil di Premier League bersama klub lain, Chadli meninggalkan Spurs pada musim panas lalu setelah kehilangan tempatnya di tim, dan tampil mengesankan sejauh ini dengan West Brom.

Pemain Belgia tersebut menunjukkan kualitasnya setelah tampil secara reguler untuk tim asuhan Tony Pulis dan mampu memberikan ancaman yang lebih nyata ketimbang pelapis sayap Spurs saat ini, seperti Moussa Sissoko dan Georges-Kevin Nkoudou.