10 Pemain Top Britania Raya yang Pernah Mencicipi Kerasnya Serie A

10 Pemain Top Britania Raya yang Pernah Mencicipi Kerasnya Serie A

Bola.net - - Berbeda dengan negara lain, para pesepakbola asal Inggris dan termasuk dari Britania Raya sangat jarang sekali merantau untuk bermain di luar negeri. Entah apa alasannya, namun hal ini sempat dikritik dan dianggap sebagai biang keladi penyebab Inggris dan negara Britania Raya lainnya minus prestasi di kancah internasional.

Bandingkan saja dengan negara-negara seperti Prancis, Jerman, Spanyol, dan Italia. Keempat negara tersebut sangat rajin mengirimkan talenta-talenta berbakatnya ke negara lain. Meski pemain asal Britania Raya sangat jarang melakukan perantauan, nyatanya ada beberapa pemain yang sempat meninggalkan negaranya untuk menjajal atmosfer sepak bola negara lain.

Secara spesifik Bolanet hanya akan membahas mengenai para pemain asal Britania Raya yang pernah mencicipi panas dan kerasnya Serie A. Berikut ini adalah daftar 10 pesepakbola asal Britania Raya yang pernah menghiasi gemerlap Serie A.

1 dari 10 halaman

David Beckham

David Beckham

David Beckham sempat merumput di Italia selama dua periode. Keduanya ia habiskan untuk membela satu klub yang sama, AC Milan. Meski usianya sudah tidak muda lagi saat berkarir di Italia, Beckham tetap menjaga keprofesionalitasannya dan selalu bekerja keras demi membantu Rossonerri meraih kemenangan demi kemenangan.
2 dari 10 halaman

Paul Gascoigne

Paul Gascoigne

Paul Gascoigne sempat menjadi sensasi saat dirinya menangis di Stadion Olimpico Turin pada tahun 1990. Kejadian itu tepatnya terjadi di partai semi final Piala Dunia 1990, Inggris disingkirkan oleh Jerman Barat lewat drama adu penalti.

Pada tahun 1992, Gascoigne kembali ke Italia untuk bermain bagi Lazio usai dibeli seharga 5,5 juta Pounds. Karir Gazza di italia memang tidak terlalu sukses, dari 43 partai Serie A, Gazza hanya mampu mencetak 6 gol.
3 dari 10 halaman

Jay Bothroyd

Jay Bothroyd

Pemain yang menimba ilmu di akademi Arsenal ini menghabiskan 2 musim untuk bermain di Italia bersama Perugia. Meski selalu bermain reguler, Bothroyd nyatanya tidak kerasan bermain di Italia. Ditengarai hal tersebut akibat chant rasis yang selalu diterimanya setiap kali dirinya mendapatkan bola.

Pada akhirnya Bothroyd meninggalkan Italia setelah bermain di 28 pertandingan bersama Perugia dan menyumbangkan 5 gol.
4 dari 10 halaman

Paul Ince

Paul Ince

Pesepakbola yang pernah bermain untuk Manchester United dan Liverpool ini sempat merasakan kerasnya sepak bola Italia selama dua musim. Bermain untuk Inter Milan pada periode 1995-1997, Ince yang didatangkan dengan mahar senilai 7,5 juta Pounds bisa dikatakan sukses.

Musim perdananya bersama Inter dijalani sebagai pemain reguler yang tak tergantikan. Ince tercatat hanya absen di 4 laga Inter pada musim tersebut. Musim keduanya juga tak kalah impresif. Ince merupakan sosok penting atas keberhasilan Inter melaju ke partai final Piala UEFA. Di akhir musim presiden Massimo Moratti sempat menawarkan perpanjangan kontrak, namun Ince menolaknya dan memutuskan kembali ke Inggris.
5 dari 10 halaman

David Platt

David Platt

Setelah bermain bagi Aston Villa selama tiga musim, David Platt memutuskan untuk mencari tantangan baru dengan hijrah ke klub Serie A, Bari. Bersama Bari, Platt mampu menyarangkan 11 gol dari 29 penampilannya. Berkat performa menjanjikannya tersebut Juventus tak ragu untuk mendaratkannya ke Turin.

Karirnya bersama Bianconeri ternyata sangat tidak cemerlang. Diluar keberhasilan Juventus menjuarai Piala UEFA di tahun 1993, Platt bisa dibilang kurang berkontribusi untuk klub dan hanya mencatatkan 16 penampilan saja.

Musim berikutnya Platt hijrah ke Sampdoria di mana ia berkerja sama dengan pelatih yang juga kompatriotnya, Sven Goran Erikksson. Di sana Platt berhasil menghidupkan lagi karirnya yang sempat meredup dengan berhasil menjuarai Coppa Italia pada musim perdananya.
6 dari 10 halaman

Trevor Francis

Trevor Francis

Bagi banyak fans Inggris, Trevor Francis akan selalu dikenang sebagai pesepakbola pertama yang pernah dihargai sebesar 1 juta Pounds. Pada tahun 1982 ia memulai karirnya di Italia dengan hijrah ke Sampdoria. Dari tiga musimnya membela il Samp, Francis mencetak 17 gol dari 68 penampilannya. Selain itu ia juga sukses membantu Sampdoria menjuarai Coppa Italia di tahun 1985.

Pada tahun 1986 Francis hijrah ke Atalanta dengan biaya transfer sebesar 800.000 Pounds. Karirnya di Atalanta sangat jauh dari kata cemerlang. Dari 21 penampilan, Francis hanya mampu melesakkan 1 gol.
7 dari 10 halaman

Gerry Hitchens

Gerry Hitchens

Setelah bermain sangat cemerlang bersama Aston Villa selama 4 musim, Gerry Hitchens memutuskan merantau ke Italia untuk bermain bagi Inter Milan. Musim perdanannya bersama Inter bisa dibilang cukup sukses. Dari 38 laga yang dijalani Hitchens berhasil melesakkan 17 gol.

Hanya semusim bermain bersama Inter, Hitchens kemudian hijrah ke Torino dimana dirinya hanya mampu mencetak 28 gol dari 89 pertandingan yang dilakoninya. Selanjutnya ia menetap selama dua musim di Atalanta sebelum akhirnya pindah ke klub Italia terakhirnya, Cagliari.

Sampai saat ini Gerry Hitchens tercatat di dalam buku rekor dunia sebagai pemain asal Inggris dengan karir terlama di Italia, yakni selama 9 tahun.
8 dari 10 halaman

Denis Law

Denis Law

Peraih Ballon d'Or di tahun 1964 ini menjalani karir yang kurang memuaskan di Italia. Kepindahannya dari Manchester City ke Torino sempat diwarna kericuhan. Pasalnya beberapa bekan sebelum musim 1961/62 dimulai, pihak Inter Milan mengklaim bahwa Law telah menandatangani perjanjian pra kontrak. Pada akhirnya kubu Inter tidak membawa perkara ini ke jenjang yang lebih jauh dan memilih mundur.

Di Italia, Law hanya bertahan satu musim saja bersama Torino. Salah satu hal yang membuatnya tidak kerasan adalah sistem gaji yang diterapkan dan kerasnya permainan di Serie A. Law meninggalkan Torino dengan kesan yang buruk. Selain meminta pihak manajemen untuk menjualnya, Law juga sempat terlibat perselisihan dengan sang pelatih, Beniamino Santos.
9 dari 10 halaman

John Charles

John Charles

Pada tahun 1957, John Charles dibeli oleh Juventus dari Leeds United dengan biaya sebesar 65.000 Pounds yang saat itu menjadi rekor. Di Turin ia dijuluki sebagai Il Gigante Buono (raksasa baik hati). Kemampuan spesial John Charles  ada pada versatilitas yang dimilikinya. Ia bahkan sukses mencetak 93 gol dari 150 partai yang dilakoninya.

Sempat kembali ke Leeds United di tahun 1962, pada akhir musim di tahun yang sama, Charles kembali ke Italia dan kali ini bermain untuk AS Roma. Musim keduanya di Italia tidak berjalan lancar akibat cedera. Total Charles hanya tampil di 10 pertandingan dan berhasil mencetak 4 gol.
10 dari 10 halaman

Liam Brady

Liam Brady

Nama Liam Brady memang lebih terkenal sebagai legenda Arsenal berkat tujuh tahun pengabdiannya kepada klub London tersebut. Meski begitu karirnya di negeri pizza, Italia juga tak kalah mentereng. Direkrut oleh Juventus pada 1980, Brady ternyata cepat beradaptasi dengan iklim sepak bola Italia. Di Turin, Brady berhasil meraih 2 scudetto.

Pada tahun 1982 Bradly harus rela mendapati dirinya dilego ke Sampdoria akibat kedatangan bintang asal Prancis, Michael Platini. Di Sampdoria ia tetap menjadi pemain reguler yang tak tergantikan. Pun begitu saat dirinya pindah ke Inter Milan di tahun 1984. Karirnya di Italia diakhiri dengan berlabuh ke klub promisi, Ascoli.