10 Momen Kontroversial Piala Dunia

10 Momen Kontroversial Piala Dunia
10 momen kontroversial Piala Dunia. (c) Bolanet

Bola.net - - Sepakbola dan kontroversi bak dua hal yang selalu berjalan beriringan. Elemen yang disebut belakangan kehadirannya kerap dibenci, namun juga dinanti.

Pasalnya, kontroversi tak jarang membuat satu laga menjadi makin dinanti atau bahkan menarik untuk disimak. Meski bagi tim yang dirugikan, hal semacam itu justru dianggap menodai prinsip sportifitas dan melanggar norma keadilan di dalam olahraga.

Gelaran akbar seperti Piala Dunia juga tak luput dari kontroversi. Persiapan bertahun-tahun, seleksi pengadil paling kompeten dari seluruh dunia, dan berbagai teknologi canggih tetap tak bisa membuat kompetisi empat tahunan itu 'kebal' dari yang namanya kontroversi.

Tentu masih segar dalam ingatan Bolaneters bagaimana gol Frank Lampard ke gawang yang tak disahkan, meski sudah jelas-jelas melewati garis gawang, di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan atau ketika Diego Maradona sukses memperdaya wasit di Piala Dunia 1986 di depan seluruh penonton di stadion Azteca, Meksiko, dengan gol 'Tangan Tuhan'-nya ke gawang Peter Shilton.

Kontroversi semacam itu hingga saat ini masih sering dibicarakan dan kerap menjadi bumbu menarik jelang pertandingan tim-tim terkait. Tentu saja selain dua kejadian di atas, masih banyak contoh lainnya yang mewarnai sejarah panjang Piala Dunia.

Berikut Bolanet sajikan 10 momen paling kontroversial di dalam gelaran Piala Dunia.

1 dari 11 halaman

Piala Dunia 1938

Piala Dunia 1938

Piala Dunia 1938, Italia vs Prancis

Berlangsung di tengah kecamuk konflik antar negara di Eropa, Tim Nasional Italia berada di bawah pengawasan diktator Benito Mussolini dan juga menyandang status sebagai juara bertahan. Perjalanan Azzurri di turnamen kali ini diwarnai protes dari masyarakat Prancis dan warga Italia yang terusir, menyusul ketidaksukaan mereka terhadap paham fasis yang diusung oleh Mussolini.

Kontroversi terjadi di perempat final, ketika Italia berjumpa tim tuan rumah Prancis. Mengingat kedua tim sama-sama memiliki seragam home biru, wasit meminta Italia mengenakan seragam away putih mereka.

Namun alih-alih tampil dengan jersey alternatif, Mussolini malah memerintahkan skuat bermain dengan seragam berwarna hitam, yang melambangkan Maglia Nera, ancaman menakutkan dari kekuatan militer fasis Italia.

Tidak cukup sampai di situ, para pemain juga diminta melakukan hormat ala fasis sesaat sebelum kick-off.
2 dari 11 halaman

Piala Dunia 1938 II

Piala Dunia 1938 II

Piala Dunia 1938, Italia vs Chile

Bisa jadi ini merupakan salah satu laga paling brutal di Piala Dunia. Secara garis besar, duel yang diberi julukan "Battle of Santiago" ini lebih menjurus pada bela diri daripada sepakbola.

BBC, stasiun TV Inggris, bahkan memutuskan untuk memberi peringatan khusus sebelum mereka menayangkan rekaman laga ini: "Selamat sore. Laga yang akan anda saksikan adalah yang terbodoh, paling menganggu, dan memalukan di dalam sepakbola, mungkin di sepanjang sejarah olahraga ini."

Hanya butuh 12 detik sebelum pelanggaran pertama terjadi dan 12 menit sebelum kartu merah pertama keluar. Gelandang tengah Italia, Giorgio Ferrini, bahkan menolak keluar lapangan usai diusir wasit. Polisi sampai harus turun tangan untuk membawanya keluar.
3 dari 11 halaman

Piala Dunia 1966

Piala Dunia 1966

Piala Dunia 1966, Inggris vs Jerman Barat

Piala Dunia untuk kali pertama di Inggris, negara yang menemukan dasar dari permainan sepakbola modern. Tak hanya jadi penyelenggara, tim Tiga Singa juga sukses meraih gelar juara di turnamen yang diselenggarakan di tanah mereka sendiri.

Partai final antara Inggris dan Jerman Barat digelar di Wembley. Dilaporkan ada tak kurang dari 93.000 orang memadati stadion kala itu dan lebih dari 400 juta pasang mata menyaksikan laga melalui siaran TV. Partai puncak merupakan pertemuan pertama antara kedua negara semenjak terlibat perang.

Kedudukan 2-2 hingga waktu normal berakhir. Di babak tambahan, Geoff Hurst menendang bola ke arah gawang lawan. Bola membentur mistar dan memantul ke arah garis gol. Tidak terlihat begitu jelas apakah bola sudah melewatinya, namun yang jelas hakim garis asal Uni Soviet, Tofik Bakhramov, memutuskan untuk mensahkan gol tersebut. Inggris pun jadi juara dunia meski berkat gol penentu yang kontroversial.

Banyak orang menyebut kejadian yang dialami oleh Frank Lampard di Piala Dunia 2010 merupakan balasan setimpal atas apa yang terjadi di Final Piala Dunia 1966.
4 dari 11 halaman

Piala Dunia 1970

Piala Dunia 1970

Piala Dunia 1970, Skandal Gelang

Inggris menyinggung tuan rumah Meksiko dengan membawa ransum mereka sendiri dalam bentuk makanan beku, sehingga skuat Three Lions - yang berstatus sebagai juara bertahan, bisa menghindar dari makanan setempat.

Dalam perjalanan menuju turnamen, Inggris dihentikan di Bogota, Kolombia. Kapten dan bintang mereka saat itu, Bobby Moore, dituduh oleh pihak keamanan setempat melakukan pencurian gelang jamrud yang berharga. Skuat Inggris akhirnya bisa lolos dari pemeriksaan, namun tidak dengan Moore, yang harus menghabiskan beberapa hari di penjara sebelum akhirnya dibebaskan.

Itu kurang lebih seperti Wayne Rooney harus menghabiskan waktu interogasi dengan polisi dalam perjalanan Tim Nasional Inggris ke Piala Dunia 2014.

Efek kehilangan Moore benar-benar berpengaruh bagi skuat Tiga Singa. Di babak perempat final mereka kalah dari musuh bebuyutan Jerman Barat.
5 dari 11 halaman

Piala Dunia 1978

Piala Dunia 1978

Piala Dunia 1978, Belanda vs Argentina

Argentina mencapai putaran final dengan kontroversial. Mereka butuh menang empat gol atas Peru untuk bisa bermain di babak utama. Misi tersebut sukses dilakukan, meski banyak rumor yang menyebutkan pemain Peru sudah disuap untuk melicinkan jalan timnas Tango menuju turnamen.

Ketika akhirnya mencapai partai final, kontroversi masih belum berhenti. Tim Belanda membutuhkan waktu lama untuk mencapai stadion Monumental, berkat bus yang menggunakan rute memutar. Kemudian De Oranje dibiarkan berada di lapangan selama 10 menit sebelum laga dimulai, membuat tim harus menghadapi 70.000 penonton militan tuan rumah, sementara Argentina lebih memilih berdiam di ruang ganti.

Tim Argentina akhirnya keluar lapangan, hanya untuk mempermasalahkan plester tangan yang digunakan oleh gelandang Rene van der Kerkhof. Padahal benda yang sama sudah pernah digunakan oleh sang pemain di laga sebelumnya.

Menang telak secara psikologis, Argentina akhirnya benar-benar sukses mengalahkan Belanda di laga tersebut dan menjadi juara dunia.
6 dari 11 halaman

Piala Dunia 1982

Piala Dunia 1982

Piala Dunia 1982, Jerman Barat vs Austria

Aljazair menjadi pihak yang dirugikan di Piala Dunia kali ini. Mereka membuka turnamen dengan kemenangan mengejutkan 2-1 atas Jerman Barat. Sempat kalah 2-0 atas Austria, Chile kemudian sukses mereka hempaskan dengan skor 3-2. Untuk lolos dari fase grup, Aljazair membutuhkan Jerman menang atas Austria.

Kala itu, laga terakhir di fase grup tidak dimainkan di waktu yang bersamaan. Austria, yang sudah dipastikan lolos, tahu bahwa jika mereka mengalah di laga terakhir melawan saudara serumpun mereka Jerman Barat, maka kedua tim akan bisa sama-sama melenggang ke fase knock-out.

Benar saja, menit ke-11 Horst Hrusbech mencetak gol dan Jerman Barat unggul 1-0. Di sepanjang laga sisa, tampak kedua negara tak ada yang bernafsu membobol jala lawan. Bisa ditebak, Aljazair akhirnya harus gigit jari karena mereka gagal lolos.

Beberapa suporter Aljazair terlihat mengibaskan uang di tribun penonton saat itu, mengindikasikan tuduhan bahwa hasil laga sudah diatur.

Semenjak saat itu, FIFA menetapkan bahwa laga terakhir di fase grup harus dimainkan di saat yang bersamaan untuk menghindari skenario semacam ini.
7 dari 11 halaman

Piala Dunia 1982

Piala Dunia 1982

Piala Dunia 1982, Prancis vs Kuwait

Prancis kala itu dikenal dengan kekuatan lini serang yang dipimpin oleh "Three Musketeers" - Michel Platini, Jean Tigana dan Alain Giresse. Mereka hampir-hampir tak bisa dihentikan di babak pertama kompetisi, hingga akhirnya Les Bleus berjumpa Kuwait.

Kala itu Prancis sukses mencetak gol, sebelum Sheikh Fahad Al-Ahmad Al-Sabah, Presiden Asosiasi Sepakbola Kuwait, masuk ke dalam lapangan dan melancarkan protes. Ia beranggapan bahwa gol yang dicetak Prancis terjadi kala pemainnya mendengar suara peluit dari barisan penonton, yang membuat Kuwait berhenti bermain.

Ajaibnya, wasit asal Ukraina, Miroslav Stupar, memutuskan untuk membatalkan keputusannya dan Prancis urung unggul satu gol. Itulah untuk kali pertama keputusan wasit di Piala Dunia bisa diubah berkat intervensi dari penonton. Meski demikian, Prancis tetap menang dengan skor 4-1.
8 dari 11 halaman

Panggung Maradona

Panggung Maradona

Piala Dunia 1986, 1994, Panggung Maradona

Inggris dan Argentina saling bertemu untuk kali pertama di babak perempat final Piala Dunia, semenjak kedua negara saling telibat perang memperebutkan Pulau Falkland.

Di menit ke-51, Maradona menggunakan tangannya untuk mencetak gol ke gawang Inggris. Seluruh dunia tahu benar bahwa sang pemain menggunakan manuver ilegal untuk membobol jala lawan, kecuali satu orang terpenting, wasit Ali Bennaceur asal Tunisia, yang baru satu kali memimpin laga Piala Dunia saat itu.

Usai laga, Maradona ditanya soal komentarnya mengenai gol kontroversial tersebut dan ia menyebutnya dicetak oleh: "Sedikit Tangan Tuhan, sedikit kepala Maradona". Mulai saat itulah julukan Tangan Tuhan melekat dalam diri eks mertua Sergio Aguero tersebut.

Delapan tahun kemudian, Maradona menjadi musuh besar dari turnamen akbar Piala Dunia. Ia dikirim pulang setelah ketahuan menggunakan doping ephedrine.
9 dari 11 halaman

Piala Dunia 2002

Piala Dunia 2002

Piala Dunia 2002, Italia vs Korea Selatan

Manajer Giovanni Trapattoni menyerukan mengenai adanya kontroversi tak lama setelah Italia disingkirkan tuan rumah Korsel. Betapa tidak, wasit asal Ekuador - Byron Moreno, yang nampaknya ditugaskan untuk memastikan Korea maju ke babak berikutnya, menganulir gol sempurna dari Italia dan secara kontroversial mengusir kapten Francesco Totti atas tuduhan diving.

Media Spanyol menuduh Italia hanya mencari alasan atas kekalahan mereka. Namun ketika Spanyol kalah dari Korsel di babak berikutnya, Marca menulis: "Italia memang benar!". Saat itu wasit Gamal Ghandour menganulir dua gol sah dari Spanyol.

Ghandour sendiri memutuskan untuk pensiun tak lama kemudian, menyusul tuduhan media Spanyol yang menyebut dirinya menerima hadiah mobil Hyundai dari Asosiasi Sepakbola Korea.
10 dari 11 halaman

Piala Dunia 2006

Piala Dunia 2006

Piala Dunia 2006, Kisruh Materazzi vs Zidane

Piala Dunia 2006 adalah kali terakhir Zidane bermain di ajang sepakbola profesional. Kala ia akhirnya berhasil membawa Prancis ke Final menghadapi Italia, Zizou sudah melakukan semuanya untuk mendapatkan Bola Emas dari turnamen yang digelar di Jerman.

Ditambah lagi, ia punya kesempatan untuk mempersembahkan gelar juara dunia pada Prancis di penghujung karirnya, sama seperti yang ia lakukan di tahun 1998. Namun bukan itu yang terjadi.

Di sela-sela babak tambahan, Materazzi mengatakan sesuatu yang cukup ofensif, hingga Zidane tak berpikir ulang untuk melancarkan sundulan ke dada bek Internazionale itu.

Kartu merah yang diterima Zidane membuat Prancis tampil tanpa penendang penalti terbaik mereka dan akhirnya kalah di babak adu penalti.
11 dari 11 halaman

Piala Dunia 2010

Piala Dunia 2010

Piala Dunia 2010, Handsball Luis Suarez

Laga perempat final Piala Dunia 2010 mempertemukan Ghana dan Uruguay. Pertandingan memasuki menit-menit akhir di babak tambahan dan insiden menarik terjadi.

Negara Afrika hampir saja mencetak gol dan lolos ke semifinal, sebelum Suarez secara kontroversial melakukan penyelamatan dengan tangan guna mencegah bola melewati garis gawang.

Wasit mengusir sang striker dan memberi hadiah penalti pada Ghana, yang hanya membentur tiang gawang usai dieksekusi Asamoah Gyan. Kamera TV kemudian menyorot ekspresi Suarez, yang tampak menyesal usai menerima kartu merah dan berjalan keluar lapangan, sebelum kemudian mendadak girang menyusul kegagalan penalti tersebut.

Pertandingan akhirnya terpaksa disudahi dengan adu penalti dan Uruguay yang akhirnya keluar sebagai pemenang.