10 Hal Yang Mungkin Pergi Bersama Fergie

10 Hal Yang Mungkin Pergi Bersama Fergie

Bola.net - - Apakah sepakbola sudah siap kehilangan sosok Sir Alex Ferguson? Seberapa besar olahraga terpopuler ini akan merindukan sentuhan magis sang gaffer?

Tentu semua orang memiliki pendapat yang berbeda atas pertanyaan-pertanyaan itu. Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa Fergie telah berhasil meninggalkan kesan kepada siapa pun yang menyukai sepakbola.

Setiap orang akan mengenang karier Fergie dengan cara yang berbeda. Tetapi ada beberapa ciri khas yang akan selalu diingat oleh semua orang tentang pelatih Manchester United ini.

Berikut adalah 10 hal yang mungkin akan dirindukan sepakbola jika Fergie pensiun nanti.

1 dari 10 halaman

Fergie Time

Fergie Time

United masih tertinggal ketika pertandingan hampir berakhir, ofisial keempat akan menunjukkan waktu tambahan. United kemudian memanfaatkan waktu yang sempit itu untuk mencetak gol penyelamat atau justru malah gol kemenangan. Itulah Fergie Time!

Gol-gol pada saat krusial seperti itu menunjukkan bahwa United memiliki keinginan kuat untuk selalu menang. Mungkin juga hal itu bisa terjadi karena pengaruh Fergie dari pinggir lapangan.

Istilah Fergie Time muncul pertama kali pada 1998, tetapi hal itu terjadi jauh sebelumnya. Pada April 1993, Steve Bruce mencetak gol dua kali ke gawang Sheffield Wednesday untuk memberi United kemenangan 2-1. Gol kedua Bruce bahkan dicetak pada menit keenam tambahan waktu. Bagi penonton netral, hal itu bisa menjadi drama yang mudah dinikmati.

Sisi buruknya, Fergie sering mengkritik wasit atau perangkat pertandingan jika babak tambahan waktu tidak berjalan seperti keinginannya.

2 dari 10 halaman

Tradisi

Tradisi

Bagi penggemar sepakbola yang masih muda, Sir Alex Ferguson adalah Manchester United. Beberapa fans mungkin tak akan bisa mengingat pertandingan United tanpa Fergie di pinggir lapangan.

Sembari mengunyah permen karetnya, Fergie akan meledak-ledak menyikapi kejadian di tengah lapangan. Ia berteriak memberikan instruksi atau mengkonfrontasi lawan atau wasit. Sebagian fans mungkin juga masih ingat dengan penutup kepala Wales berwarna merah yang dirampas Fergie dari Ryan Giggs sejak 1996. Fergie sepertinya memang tak punya niat mengembalikannya.

Lalu ada tradisi bertukar wine dengan Jose Mourinho. Fergie juga sangat disiplin dalam menerapkan aturan guard of honour kepada tim yang sudah juara.

3 dari 10 halaman

Kata-kata Tajam

Kata-kata Tajam

Fergie dikenal telah menghasilkan banyak ucapan-ucapan legendaris selama melatih United. Fergie memuji Roy Keane yang tak takut melewatkan laga final Liga Champions 1999. Keano mendapat kartu kuning ketika melawan Juventus dan membuatnya harus absen di final. Fergie mengatakan: "Tindakan itu adalah hal paling tidak egois yang pernah saya saksikan di lapangan sepakbola."

Fergie juga punya banyak istilah yang mudah diingat. Ia pernah mengatakan: Tugas saya adalah menjatuhkan Liverpool (dengan bahasa yang kasar).

Ada juga istilah 'squeaky-bum time'. Namun yang paling terkenal adalah ucapannya setelah United menang secara dramatis dalam final Liga Champions 1999: "Football. Bloody hell."

4 dari 10 halaman

Hair Dryer Treatment

Hair Dryer Treatment

Dalam hal hair dryer treatment, para pemain United adalah yang paling beruntung. Bukan karena mereka tak pernah mengalaminya, pemain United justru yang paling sering menjadi sasaran amukan Fergie. Namun para pemain itu dihajar Fergie di tempat tertutup, di ruang ganti.

Nasib lawan-lawan United dan kadang juga wasit dan perangkat pertandingan tak seberuntung itu. Fergie tak pernah sungkan mengkritik siapa saja yang dianggapnya berbuat tidak benar. Yang terbaru, Alan Pardew disebut sebagai manajer klub kecil di Inggris Barat Laut.

"Saya adalah manajer klub paling terkenal di dunia. Saya demonstratif, selalu menunjukkan perasaan saya. Semua orang tahu saya emosional, tetapi saya bukan orang kejam," jelas Fergie.

5 dari 10 halaman

Pertikaian

Pertikaian

Fergie adalah orang yang tegas dan tak kenal takut. Ia sering terlibat perseteruan dengan sesama manajer dan bahkan dengan pemain bintangnya sendiri.

Rafa Benitez, Kevin Keegan, Arsene Wenger, Kenny Dalglish, serta Alan Pardew adalah beberapa pelatih yang pernah terlibat pertikaian dengan Fergie.

Sementara itu, David Beckham, Paul Ince, Roy Keane, Jaap Stam, dan Gabriel Heinze ditendang dari United karena berseteru dengan sang bos.

6 dari 10 halaman

You'll Never Win Anything With Kids

You'll Never Win Anything With Kids

Alan Hansen, mantan pemain Liverpool yang menjadi komentator di BBC mengkritik kebijakan Fergie yang terlalu percaya kepada pemain muda. Hansen mengatakan bahwa tak ada tim yang bisa juara dengan mengandalkan anak-anak saja.

Hal itu rupanya tak berlaku bagi United asuhan Ferguson. Hansen dipaksa menelan kata-katanya sendiri oleh Sir Alex lewat berbagai gelar yang diraihnya bersama anak-anak yang dia didik.

Tradisi membimbing pemain muda, baik dari akademi klub maupun hasil pembelian masih berjalan hingga saat ini.

7 dari 10 halaman

Kesetiaan

Kesetiaan

Siapa pun yang pernah berselisih dengan Fergie akan sulit untuk kembali masuk dalam lingkarannya. Namun mereka yang disukai Fergie akan membentuk ikatan yang sulit lepas.

Ketika berselisih dengan BBC, tak ada yang bisa meyakinkan Fergie untuk memaafkan perusahaan penyiaran Inggris itu. Butuh waktu bertahun-tahun bagi BBC untuk bisa sekadar mendapatkan perhatian dari Ferguson.

Tetapi lihat saja kesetiaan imbal balik antara Fergie dan para pemainnya, terutama Paul Scholes dan Ryan Giggs.

8 dari 10 halaman

Tarian Aneh

Tarian Aneh

Pada 1993, Fergie mengatakan bahwa timnya yang dimotori oleh Eric Cantona mampu membuat seorang fans paruh baya melompat seperti anak kecil berusia dua tahun. Fergie memang melakukannya.

Saat merayakan gol penting United, Fergie memang selalu spontan. Senyum senang, kegembiraan besar dan tak peduli pada pa pun atau siapa pun. Fergie bahkan tak peduli jika ada yang menyebut selebrasinya itu sebagai tindakan konyol. Fergie menyebutnya dad-dancing.

9 dari 10 halaman

Para Bintang

Para Bintang

Fergie mampu membangun tim kuat dengan distribusi kontribusi yang merata dari semua pemain. Permainan United seringkali terlihat seperti mesin yang memang sudah diprogram untuk menang.

Namun ada kalanya sang gaffer bergantung kepada pemain bintang. Sosok-sosok seperti Eric Cantona, Cristiano Ronaldo, Ryan Giggs dan sekarang mungkin adalah Robin van Persie banyak menentukan hasil-hasil pertandingan United dengan kehebatannya.

United bisa konsisten karena selalu ada pemain bintang yang menghuni tim dari tahun ke tahun. Siapa pun yang menggantikan Fergie nantinya mungkin tak akan sulit menggaet pemain bintang mengingat reputasi bagus yang terlanjur dimiliki Setan Merah.

10 dari 10 halaman

Trofi

Trofi

Suka atau benci Ferguson, tak ada yang bisa membantah keakraban sang pelatih dengan trofi. Puluhan gelar bergengsi sudah dikantongi Fergie selama menjadi pelatih.

Nyaris setiap tahun lemari trofi United memiliki koleksi baru persembahan Fergie dan anak buahnya. Konsistensi yang ditunjukkan Fergie dalam meraih trofi menunjukkan bahwa ia telah sukses menanamkan mental juara kepada United.

Fans United tentu berharap pengganti Fergie nantinya akan bisa melanjutkan tradisi mengumpulkan trofi ini.