Tottenham, Awalnya Diremehkan dan Diragukan, Sekarang Berdiri Gagah di Final

Tottenham, Awalnya Diremehkan dan Diragukan, Sekarang Berdiri Gagah di Final
Mauricio Pochettino, otak di balik kesuksesan Tottenham (c) AP Photo

Bola.net - - Tottenham hanya mendapatkan satu poin dari tiga pertandingan pertamanya di fase grup Liga Champions 2018/19. Setelah kalah 1-2 di kandang Inter Milan, kemudian tumbang 2-4 menjamu Barcelona, pasukan Mauricio Pochettino imbang 2-2 melawan PSV Eindhoven di Belanda.

Itu membuat Tottenham diremehkan. Tottenham diragukan bisa lolos dari fase grup, tapi lihat di mana mereka sekarang.

Berkat keyakinan yang kuat, mental baja, spirit pantang menyerah, dan dinaungi Dewi Fortuna, sekarang Tottenham berdiri dengan gagah di final kompetisi elit ini untuk pertama kalinya sepanjang sejarah mereka.

Sesama wakil Inggris yang merupakan runner-up edisi sebelumnya sekaligus pemilik lima gelar Liverpool adalah lawan mereka di partai puncak. Mampukah mereka melewatinya?

Di Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (02/6), Tottenham akan berjuang untuk menjadi klub ke-23 yang pernah menjuarai European Cup/Liga Champions dan juara baru pertama sejak 2012.

Di atas kertas, berkaca pada pengalaman, sejarah, hingga catatan pertemuan, Liverpool lebih difavoritkan. Namun salah besar jika The Reds sampai meremehkan Tottenham.

Scroll terus ke bawah.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 3 halaman

Spirit Pantang Menyerah

Spirit Pantang Menyerah

Lionel Messi vs Harry Winks (c) AP

Setelah hanya meraup satu poin dalam tiga pertandingan pertamanya di fase grup, Tottenham akhirnya bangkit.

Tottenham kemudian menekuk PSV 2-1 lewat sepasang gol Harry Kane. Tottenham melanjutkannya dengan kemenangan 1-0 atas Inter Milan melalui gol tunggal Christian Eriksen.

Pada matchday pemungkas, Tottenham meraup satu poin di Camp Nou. Dipadu kegagalan Inter mengalahkan PSV, Tottenham pun menyusul Barcelona lolos dari fase grup.

"Ini luar biasa, terutama beberapa laga pertama di mana kami akhirnya membalikkan keadaan," kata gelandang Harry Winks, seperti dilansir UEFA.com.

"Kami dicoret. Satu poin dari tiga pertandingan, kami seolah divonis 'kalian takkan lolos dari sini'. Namun sebagai satu skuat, kami tak pernah menyerah. Kami tak berhenti berjuang."

2 dari 3 halaman

Keberuntungan

Keberuntungan

Lucas Moura (c) AP Photo

"Kami dinaungi sedikit keberuntungan sepanjang perjalanan - PSV imbang dengan Inter di laga terakhir grup - tapi kami tetap harus meraih hasil di Camp Nou dan malam itu kami bermain dengan sangat baik," lanjut Winks.

"Fakta bahwa kami melewati begitu banyak kesulitan, bangkit dari kondisi tertinggal, dan lolos ke final berkat kerja keras, keyakinan, kualitas dan keinginan untuk menang, membuat sepak terjang ini terasa jaug lebih spesial."

3 dari 3 halaman

Kisah Luar Biasa

Kisah Luar Biasa

Tottenham (c) AP Photo

Di babak 16 besar, Tottenham menyingkirkan Borussia Dortmund dengan agregat telak 4-0. Gol-gol mereka dicetak oleh Son Heung-Min, Jan Vertonghen, Fernando Llorente dan Harry Kane.

Di perempat final, lawan Tottenham adalah tim favorit Manchester City dan menang gol tandang dalam agregat 4-4. Son Heung-Min jadi aktor utama dengan performa briliannya.

Di semifinal, Tottenham lagi-lagi lolos lewat keungulan gol tandang, dan kali dalam agregat 3-3 melawan Ajax Amsterdam. Tottenham sejatinya kurang diunggulkan, karena Ajax sudah menyingkirkan juara bertahan Real Madrid dan Juventus, serta menang 1-0 di London pada leg pertama. Namun hat-trick Lucas Moura di Amsterdam memberi Spurs kemenangan dramatis 3-2 dan tiket ke final.

"Kami mencetak gol-gol telat di fase grup, juga di babak knockout, di semifinal," ujar Winks. "Itu sungguh dramatis."

"Itu menunjukkan seperti apa klub dan skuat ini. Kami tak pernah menyerah, begitu banyak gol telat yang sifatnya krusial. Anda tak boleh berpikir semuanya selesai [sampai benar-benar selesai]."

"Kami benar-benar harus menggali dan menunjukkan karakter serta kekuatan mental. Kami lolos ke final adalah sebuah kisah yang luar biasa. Lebih hebat lagi adalah bagaimana cara kami mencapainya," pungkas gelandang 23 tahun Inggris tersebut.