Real Madrid Kembali Pada Era 'Kutukan 16 Besar' di Liga Champions

Real Madrid Kembali Pada Era 'Kutukan 16 Besar' di Liga Champions
Starting XI Real Madrid saat melawan Real Valladolid. (c) AP Photo

Bola.net - Jurnalis Marca, Santiago Siguero, menilai Real Madrid kini berada pada anomali. Sebagai raja di Liga Champions, Real Madrid justru mengawali kiprah dengan buruk pada dua edisi terakhir.

Real Madrid baru saja memainkan matchday pertama fase grup Liga Champions 2020/2021. Secara mengejutkan, Real Madrid kalah dari Shakhtar Donetsk.

Shakhtar datang ke Madrid tanpa kekuatan terbaiknya. Sebab, ada 10 pemain utamanya yang dinyatakan positif Covid-19. Tim arahan Luis Castro pun harus tampil dengan sebagian pemain muda.

Walau begitu, Shakhtar justru menang atas Real Madrid, Rabu (21/20/2020) malam WIB. Real Madrid sebagai tuan rumah kalah dengan skor 3-2, di mana tiga gol Shakhtar tercipta pada babak pertama.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 2 halaman

Era 'Kutukan 16 Besar' Menghantui Real Madrid

Era 'Kutukan 16 Besar' Menghantui Real Madrid

Winger Shakhtar Donetsk, Mateus Tete, pada laga melawan Real Madrid di Liga Champions 2020/2021 (c) AP Photo

Santiago Siguero menilai kekalahan dari Shakhtar harus menjadi catatan bagi Real Madrid. Sebab, hal yang sama juga terjadi pada musim 2019/2020 lalu. Real Madrid kalah dengan skor 3-0 dari PSG di laga pertama.

Bahkan, musim lalu, Real Madrid juga hanya bermain imbang 2-2 atas Club Brugge di laga kedua. Real Madrid kemudian memang berhasil lolos dari fase grup. Namun, Los Blancos terhenti di babak 16 Besar.

Ya, 16 Besar. Siguero menilai Real Madrid berpotensi mengulang 'kutukan 16 Besar' yang terjadi pada 2004 hingga 2007 silam.

"Real Madrid memulai kampanye Liga Champions mereka dengan kalah dari Bayer Leverkusen dan dua kali dari Lyon. Semua petualangan itu berakhir sebelum waktunya," tulis Siguero.

2 dari 2 halaman

Sukar Dipercaya

Santiago Siguero heran dengan awal buruk Real Madrid di Liga Champions dalam dua musim terakhir. Padahal, Madrid punya tradisi bagus di Liga Champions dan masih tercatat sebagai klub dengan gelar juara paling banyak.

"Kekalahan ini memperumit target utama yang mereka tetapkan: lolos ke 16 besar sebagai pemuncak klasemen, yang berarti mereka akan bermain di kandang di leg kedua [babak 16 Besar]," kata Santiago Siguero.

"Antara musim 2007/08 dan musim 2018/19, Real Madrid hanya tahu bagaimana rasanya memenangkan pertandingan pembukaan mereka di kompetisi klub paling besar di Eropa. Mereka bahkan tidak pernah imbang," kata Santiago Siguero.

Sumber: Marca