Pembawa Keajaiban Itu Bernama Rafael Benitez

Pembawa Keajaiban Itu Bernama Rafael Benitez
Pelatih Rafael Benitez (c) AP

Bola.net - Keajaiban di Istanbul pada tahun 2005 silam telah menjadikan Rafael Benitez sebagai salah satu manajer ikonik Liverpool.

Sebelum mendarat di Inggris, Rafa membuktikan kapasitasnya bersama dengan Valencia. Ia membawa klub tersebut meraih gelar La Liga perdananya dalam 31 tahun.

Kesukesan di Valencia kala itu membuat Liverpool tertarik memboyongnya. Pada 16 Juni 2004, Rafa resmi direkrut oleh The Reds. Ia pun menjadi manajer pertama asal Spanyol yang berkarir di Premier League.

Setelah datang ke Liverpool, Rafa berhasil meyakinkan Steven Gerrard untuk bertahan di Anfield. Sayangnya ia gagal melakukannya bersama dengan Michael Owen. Ia juga berhasil memoles Jamie Carragher menjadi bek tengah yang sangat handal.

Saat itu Rafa melepas beberapa pemain seperti Emile Heskey, Stephane Henchoz, dan Danny Murphy serta El Hadji Diouf. Sebagai gantinya ia merekrut Xabi Alonso, Djibril Cisse, hingga Luis Garcia dan Fernando Morientes.

Sayangnya di Premier League di musim perdananya, Rafa gagal membawa Liverpool berprestasi. The Reds hanya bisa finis di peringkat kelima klasemen EPL.

Namun beda ceritanya di pentas Liga Champions. Meski sempat menjalani start yang tak ideal, Liverpool akhirnya mampu berbicara banyak. Gerrard dkk lolos dari Grup A dengan status sebagai runner-up di bawah AS Monaco. Saat itu The Reds lolos secara dramatis usai mengalahkan Olympiacos dengan skor 3-1 di Anfield.

Liverpool kemudian berhadapan dengan Bayer Leverkusen, Juventus, dan Chelsea. Dan di final The Reds akhirnya bersua dengan raksasa Serie A, AC Milan.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 2 halaman

Miracle of Istanbul

AC Milan saat itu dijadikan sebagai favorit juara. Maklum mereka dipenuhi oleh para pemain yang sangat berpengalaman. Hal itu berbeda dengan Liverpool yang baru membongkar pasang skuatnya.

Jamie Carragher pun sempat merasa pesimis dengan peluang timnya. "Tidak ada rasa tidak hormat terhadap skuat yang kami miliki sekarang tetapi jelas kami tidak sekuat kami ketika kami memenangkan Piala UEFA pada 2001. Saat itu kami memiliki tim yang tenang dan musim itu ketika kami pergi ke pertandingan melawan Barcelona dan Roma , kami selalu merasa kami sebaik mereka."

Namun Rafael Benitez justru merasa optimis. "Mungkin Milan adalah favorit, tetapi kami memiliki kepercayaan diri, dan kami bisa menang," serunya saat itu.

Pada babak pertama, mimpi Rafa nyaris hancur berantakan, dan demikian juga dengan mimpi fans Liverpool. Sebab saat itu mereka tertinggal telak 3-0. Maldini membuat Milan unggul cepat pada menit pertama. Kemudian Crespo memperlebar keunggulan Rossoneri pada menit 39 dan 44.

Di babak kedua, Rafa mengganti formasi Liverpool. Yang semula 4-4-1-1 kini menjadi 3-5-2. Pergantian ini termasuk menarik keluar Stefe Finnan dan memasukkan Didi Hamann. Alhasil The Reds mampu menyamakan kedudukan dalam enam menit saja. Dimulai dari gol Gerrard pada menit ke-54, kemudian diikuti gol Smicer dua menit kemudian dan gol dari Alonso pada menit ke-60.

Liverpool mampu bertahan selama extra time, termasuk menggagalkan dua peluang emas dari Shevchenko yang dihalau oleh Dudek. The Reds juga akhirnya mampu unggul dari Rossoneri via adu penalti. Kemenangan ini didapat setelah penalti Sheva ditepis oleh Dudek.

Mukjizat pun terjadi. Liverpool akhirnya menang dengan skor 3-2. Ini adalah trofi Liga Champions kelima The Reds di sepanjang sejarah klub.

2 dari 2 halaman

Pujian untuk Rafael Benitez

Kemenangan ini tentu disambut dengan bahagia oleh Rafa. Namun lucunya ia sempat kehilangan kata-kata untuk menggambarkan kebahagiaannya tersebut. "Masalah saya adalah saya tidak memiliki kata-kata untuk mengekspresikan hal-hal yang saya rasakan saat ini."

Pujian bahkan dilayangkan oleh legenda sepak bola dunia, Diego Maradona. “Liverpool menunjukkan bahwa mukjizat ada. Mereka membuktikan bahwa sepak bola adalah olahraga paling indah di antara mereka semua. Setelah pertandingan ini, tim bahasa Inggris saya akan menjadi Liverpool."

Kesuksesan ini langsung membuat Rafael Benitez disejajarkan dengan para manajer legendaris Liverpool. Mulai dari Bill Shankly, Joe Fagan, hingga Kenny Dalglish.

Selamat Ulang Tahun, Rafael Benitez