Parkir Bus, di Balik Duel MU vs Barcelona pada Liga Champions 2007/2008

Parkir Bus, di Balik Duel MU vs Barcelona pada Liga Champions 2007/2008
Paul Scholes di laga melawan Barcelona pada Liga Champions 2007/2008 (c) Manchester United

Bola.net - Ada cerita unik di balik kemenangan Manchester United atas Barcelona pada Liga Champions 2007/2008. Saat itu, Paul Scholes protes kepada Sir Alex Ferguson lantaran Setan Merah harus tampil bertahan dan sangat taktikal.

Manchester United berjumpa Barcelona pada laga semifinal Liga Champions musim 2007/2007. Laga leg pertama digelar di Camp Nou pada 23 April 2008, sedangkan leg kedua di Old Trafford pada 29 April 2008.

Pada musim itu, Barcelona menjadi tim unggulan. Dilatih Frank Rijkaard, Barcelona punya materi pemain papan atas seperti Samuel Eto'o, Thierry Henry dan Lionel Messi di lini depan.

United juga tidak kalah hebat. Tim racikan Sir Alex Ferguson sedang berada dalam fase terbaiknya. Rio Ferdinand menjadi andalan di barisan belakang. Setan Merah juga punya Edwin van der Sar.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 5 halaman

Saat Manchester United Harus 'Parkir Bus'

Frank Rijkaard, sebagai pelatih asal Belanda, menerapkan sepak bola atraktif di Barcelona. Rijkaard punya materi pemain yang mumpuni. Ada trio Xavi, Yaya Toure, dan Deco sebagai pengendali lini tengah.

United sebenarnya tidak kalah hebat dalam potensi menerapkan sepak bola menyerang. Sebab, mereka punya Wayne Rooney, Carlos Tevez, dan Cristiano Ronaldo.

Namun, Sir Alex Ferguson, atas saran Carlos Quieroz, memilih cara berbeda. Fergie enggan meladeni Barcelona dengan permainan terbuka. United memilih bermain bertahan dan melatih skema ini selama satu pekan penuh.

"Saya pikir itu adalah sesuatu yang dibawa Carlos ke tim utama," kenang mantan bek Manchester United, Mikael Silvestre pada MUTV.

"Ada banyak latihan taktik dan penempatan posisi, kami harus tahu kapan bergeser dan kami harus menekan dan turun. Karena, Barcelona bisa dengan mudah mematahkan kami," kata Mikael Silvestre.

"Sangat penting untuk tetap kompak selama 90 menit," katanya.

2 dari 5 halaman

Berujung Manis

Keputusan Fergie menerima saran dari sang asisten berbuah manis. Kendati terus digempur Barcelona pada leg pertama di Camp Nou, gawang Edwin van der Sar tidak kebobolan. United pulang dengan hasil imbang 0-0.

Leg kedua digelar di Old Trafford. United harus menang, berapa pun skornya, untuk lolos ke final.

Lagi-lagi, Fergie tidak mengambil resiko. Sukses dengan 'parkir bus' di leg pertama, strategi serupa diulang pada leg kedua. United tampil lebih bertahan walau bermain di kandang sendiri.

"Kami berhasil melakukan itu dan semua karena kerja keras tim. Ini bukan pekerjaan terbaik, tetapi ini soal taktik. Saya pernah bermain di Italia dan cara itu tidak begitu bagus di Inggris," sambung Mikael Silvestre.

United menang dengan skor 1-0 lewat gol tunggal Paul Scholes pada leg kedua. Setan Merah melaju ke final dan berjumpa Chelsea.

3 dari 5 halaman

Sempat Ditentang Paul Scholes

Paul Scholes sempat menolak rencana yang dibawa Carlos Queiroz dan disepakati Sir Alex Ferguson. Sebab, bermain bertahan tidak sesuai dengan karakter Manchester United dan sepak bola Inggris waktu itu.

"Paul Scholes banyak mengeluh, dia tidak senang dengan permainan taktik, tetapi pada akhirnya itu yang membantu kita mengalahkan Barcelona," ucap Mikael Silvestre.

Manchester United bertahan dengan sempurna. Paul Scholes menjadi pahlawan lewat tendangan roketnya pada menit ke-14. Setelah gol cepat itu, United tampil kompak di lini pertahanan.

Lionel Messi, Samuel Eto'o dan Thierry Henry hanya mampu melepaskan tiga tendangan tepat sasaran pada leg kedua.

"Tekanan sangat tinggi. Sebagai pemain, kami berpikir ini sudah gila, tetapi kami sangat senang. Semakin banyak tekanan, kami semakin bersemangat," ucap pria asal Prancis tersebut.

"Malam itu, suasana di Old Trafford fantastis," kenang Mikael Silvestre.

4 dari 5 halaman

Apa Kata Ferguson?

Pada leg pertama, United hanya punya 27 persen penguasaan bola. Sedangkan, Barcelona mendapatkan 73 persen penguasaan bola. Dicatat ESPN, United hanya melepas delapan tendangan sedangkan Barcelona melepas 26 tendangan.

Lantas, apa kata Fergie melihat statistik yang begitu timpang tersebut?

"Biasanya kami yang menguasai bola jauh lebih baik daripada yang kami lakukan malam ini, transisi kami dari bertahan ke menyerang tidak cukup baik dan kami tidak cukup cepat saat mendapat bola," kata Fergie dikitip dari The Guardian.

Situasi di leg kedua juga tidak jauh berbeda. United hanya melepas 10 tendangan, sedangkan Barcelona 17 kali. United hanya punya 38 persen penguasaan bola. Sementara, Barcelona punya 62 persen penguasaan bola.

5 dari 5 halaman

Komentar Frank Rijkaard

Frank Rijkaard, pelatih Barcelona, secara terbuka mengeluhkan cara bermain Manchester United. Dengan Park Ji-sung di lini tengah, dia tidak bisa mendapat banyak ruang dan United juga bertahan sangat rapat.

"Manchester United bermain sangat bertahan dan kami punya sedikit ruang. Pertahanan mereka sangat kuat," kata Frank Rijkaard.

"Saya tidak terkejut bahwa mereka bermain bertahan. Tim-tim Inggris memang seperti itu. Cerdik, kuat, dan terorganisasi dengan baik. Selalu ada perbedaan mencolok antara cara bermain mereka di Premier League dan Eropa."

"Malam ini, semua tampak begitu nyata," tegas pelatih asal Belanda tersebut.