Ketika Para Legenda Madrid Bicarakan Liga Champions

Ketika Para Legenda Madrid Bicarakan Liga Champions
Para legenda Madrid berkumpul. (c) Marca
Bola.net - Lima legenda Real Madrid berkumpul untuk membicarakan pengalaman masing-masing dalam ajang Liga Champions. Lima sosok yang datang itu adalah Predrag Mijatovic, Amancio Amaro, Francisco Gento, Fernando Morientes dan Fernando Hierro.

Semua pemain itu memiliki peran yang besar dalam koleksi sembilan gelar Liga Champions yang dimiliki Real Madrid saat ini. Jelang laga final Liga Champions yang akan dijalani Real Madrid, para legenda itu mengenang kembali momen-momen ketika mereka masih aktif bermain.

Pedja Mijatovic mencetak gol tunggal dalam partai final melawan Juventus pada 1998. Amancio ikut menjadi bagian tim Madrid yang menjadi juara pada 1965-66.

Fernando Morientes merupakan anggota skuat Madrid yang mendapatkan tiga gelar. Meski datang dari generasi yang lebih tua, Hierro juga memperoleh kesuksesan yang sama dengan Morientes.

Yang paling banyak berkontribusi tentu saja adalah Francisco Gento. Ia merupakan bagian skuat Madrid yang memenangkan enam gelar Liga Champions, lima di antaranya diraih secara beruntun.

Berikut adalah penuturan mereka soal prestasi Eropa mereka bersama Los Blancos. (mrc/hsw)

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 5 halaman

Pedja Mijatovic

Pedja Mijatovic

Mijatovic mengawali dengan mengaku ia tidak merasa pantas disejajarkan dengan abrisan legenda yang lain.

"Pertama-tama saya ingin mengungkapkan betapa saya merasa terhormat bisa berada di sini bersama kalian semua. Saya mendapat kehormatan mencetak gol yang membuat kita mendapatkan gelar ketujuh.

Tapi saya hanya bermain bagi klub selama tiga tahun. Kalian semua bermain jauh lebih lama dari saya."
2 dari 5 halaman

Amancio

Amancio

Amancio mengatakan bahwa ia datang setelah Madrid merajai Eropa selama bertahun-tahun. Saat itu, fokus Los Blancos adalah menjadi raja di negara sendiri, bukan di kancah Eropa.

"Well, Pedja. Gol yang kamu cetak itu membuat kita semua mengakhiri penantian selama 32 tahun tanpa gelar Liga Champion (Piala Eropa). Gol itu lebih berharga dari emas. Seperti kamu, saya juga hanya menang sekali saja.

Pada masa saya, kami lebih senang memenangkan La Liga. Orang-orang tidak terlalu banyak bicara soal kompetisi Eropa kala itu, tidak seperti sekarang ini. Kami tidak mendapatkan tekanan untuk memenangkannya."
3 dari 5 halaman

Gento

Gento

Gento yang merupakan pemain sentral dalam kesuksesan Madrid di awal bergulirnya Liga Champions juga ikut bicara. Ia lebih banyak mengenang perjuangan timnya yang kala itu merajai Eropa.

"Ketika saya pertama datang ke Madrid, saya tidak pernah membayangkan kami akan juara di Eropa lima kali beruntun. Itu adalah kompetisi baru dan tak banyak orang yang mengetahuinya.

Perjalanan yang kami lalui dalam kompetisi itu sungguh penuh tantangan. Ketika kami datang ke negara tirai besi, kami tak pernah tahu apa yang akan kami temukan di sana.

Saya ingat ketika salju turun lebat ketika kami akan menghadapi Partizan Belgrade. Tak mungkin kami akan bermain dalam kondisi seperti itu tapi Santiago Bernabeu mengatakan kami harus tetap bermain karena kami adalah Real Madrid!

Kami sering mengenang pertandingan itu. Seandainya kami tersingkir, kami tidak akan bisa memenangkan trofi Eropa pertama madrid, apalagi lima kali beruntun."
4 dari 5 halaman

Morientes

Morientes

Uniknya, Morientes mendapatkan sedikit banyak target yang sama dengan para pendahulunya. Ketika pertama datang ke Madrid, target mereka adalah menjuarai liga domestik. Hal itu cukup menarik mengingat Madrid sudah absen juara Liga Champions selama tiga dekade ketika Morientes datang.

"Saya mengalami situasi yang serupa. Ketika saya datang ke Madrid pada 1997, Lorenzo Sanz (Presiden Madrid kala itu) mengatakan bahwa target kami adalah menjuarai La Liga. Ia menegaskan semua itu sejak hari pertama saya bergabung.

Saya datang ke Madrid bersamaan dengan Canabal, mungkin agak mirip dengan generasi saat ini. Meski target kami adalah juara Liga, kami malah berhasil juara Liga Champions berkat gol Pedja."
5 dari 5 halaman

Hierro

Hierro

Berbeda dengan para legenda yang lain, Fernando Hierro mengakui bahwa impiannya memang memenangkan Liga Champions. Ia merasa penasaran karena sering 'digoda' oleh para pendahulunya di Real Madrid.

"Jujur saja saya selalu mengimpikan Liga Champions. Para pemain dari generasi sebelumnya sering datang ke tempat latihan untuk menemui kami. Ketika datang, pertanyaan pertama mereka adalah; Berapa trofi Eropa yang sudah kamu dapat?

Saya bilang tidak ada. Meski begitu, mereka lalu menghibur kami dan mengatakan bahwa kami adalah pemain sejati Real Madrid. Anda tak bisa berkata apa-apa lagi setelah itu."