Juve Dituding Memakai Doping Saat Juara UCL 1996

Juve Dituding Memakai Doping Saat Juara UCL 1996
Liga Champions (c) uefa

Bola.net - - Eks manajer Ajax Amsterdam David Endt menuding Juventus bisa menjadi juara Liga Champions edisi tahun 1996 silam karena ada pemainnya yang memakai doping.

Musim ini, Ajax dan Juve dipertemukan di babak perempat final Liga Champions. Ajax lolos setelah menjegal Real Madrid sementara Juventus mengalahkan Atletico Madrid.

Duel ini sendiri merupakan ulangan pertemuan kedua tim tersebut pada pertengahan tahun 90an. Tepatnya final Liga Champions edisi tahun 1996.

Saat itu kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal. Pada akhirnya Alessandro del Piero cs keluar sebagai juara setelah memenangi babak adu penalti dengan skor 2-4.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 3 halaman

Peluang Menang


Endt berbicara lebih dahulu terkait pertandingan perempat final nanti. Ia mengaku bahwa Cristiano Ronaldo cs jelas lebih difavoritkan ketimbang Matthijs de Ligt cs.

Akan tetapi ia juga memperingatkan Juve bahwa Ajax punya permainan yang bagus. Jadi tim asuhan Erik ten Hag itu juga punya peluang untuk meraih kemenangan.

"Juve adalah tim favorit yang sebenarnya. Jadi, tidak ada keraguan tentang itu. Tetapi dengan sifat sepakbola Ajax yang kejam, segala sesuatu mungkin terjadi," serunyakepada Radio Kiss Kiss.

Laga leg pertama akan digelar pada tanggal 11 April mendatang, sementara leg kedua dihelt pada 17 April. Di leg pertama, Ajax lebih dahulu bertindak sebagai tuan rumah.

2 dari 3 halaman

Balas Dendam


Endt kemudian menyebut laga ini sebagai kesempatan bagi Juve untuk balas dendam pada Juve. Sebab ia merasa klub tersebut dikalahkan secara tidak adil pada tahun 1996 silam.

Ia menyebut Ajax dahulu kalah karena pemain Juve ia curigai menggunakan doping. Namun demikian ia tak memberikan bukti yang konkret.

"Setelah itu, kita memiliki sesuatu yang lain... balas dendam, menurut saya. Benar, sangat benar, karena pada saat itu di Roma, kami bermain melawan tim Juventus yang kemudian ternyata mungkin sedikit memakai doping, tidak ada yang tahu yang sebenarnya," ujarnya.

“Itu masih membekas dalam diri kami. Itu alasan lain, dengan segala hormat untuk Juve," pungkasnya.