
Bola.net - - Manajer Liverpool Jurgen Klopp mengaku sangat paham apa yang dirasakan oleh Tottenham usai menelan kekalahan di final Liga Champions 2019.
Liverpool membuka keunggulannya dengan cepat di pertandingan lawan Spurs di Wanda Metropolitano, Minggu (02/06) dini hari WIB. Mereka mampu unggul pada menit kedua.
Mohamed Salah mencetak gol dari titik penalti. Namun setelah itu Liverpool mendapat perlawanan yang sengit dari Spurs.
Advertisement
Liverpool pun tak bisa bermain seperti biasanya: dominan dalam penguasaan bola. Pada akhirnya di babak kedua Spurs mampu tampil kian berbahaya.
Apalagi sejak Mauricio Pochettino memasukkan Lucas Moura. Serangan demi serangan menusuk masuk ke kotak penalti Liverpool.
Namun demikian Spurs tak mampu memaksimalkan peluang-peluang yang didapatnya. Mereka pun akhirnya kalah 2-0 setelah Divock Origi mencetak gol pada menit 87.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Simpati Klopp
Usai laga, terlihat dari statistik bahwa Spurs lebih dominan dalam penguasaan bola. Mereka juga lebih agresif dalam melancarkan serangan.
Klopp kemudian mengucapkan rasa simpatnya pada Spurs dan khususnya pada Pochettino. Ia mengaku tahu persis apa yang dirasakan koleganya itu.
"Di sisi lain dan saya mungkin seharusnya mengatakan ini pertama-tama, saya tahu bagaimana perasaan Tottenham saat ini lebih baik daripada siapa pun di dunia. Mereka memainkan musim yang sensasional juga dan mereka akan pantas mendapatkannya juga, tetapi malam ini kami mencetak gol pada saat yang tepat," ujarnya pada situs resmi Liverpool.
"Saya sudah memberi tahu Poch setelah pertandingan bahwa ia harus benar-benar bangga dengan apa yang mereka lakukan tahun ini juga," sambung Klopp.
Ritme Terganggu
Klopp kemudian mengisyaratkan bahwa penampilan timnya sedikit terganggu dengan jeda waktu tiga pekan. Sebab ritme timnya jadi terganggu. Hal itu juga disebutnya dialami oleh kubu Spurs.
"Hasilnya jelas. Kita semua sering membicarakannya, saya bermain lebih banyak final daripada yang saya menangkan, kami selalu bermain sepakbola yang lebih baik."
"Malam ini adalah tantangan besar bagi kedua tim untuk berurusan dengan [istirahat] tiga pekan karena Anda tidak pernah memiliki periode dengan tiga pekan dan tidak ada pertandingan. Jadi pertahankan ritme atau kembalikan ritme sebenarnya. Maka jelas itu keadaan yang berbeda untuk dua tim Inggris, itu cukup hangat. Anda melihat itu sebuah pertarungan."
"Final adalah tentang hasilnya dan kita perlu membuat pengalaman ini sedikit lebih lama atau lebih sering daripada yang lain. Malam ini anak-anak menunjukkannya, ketahanan dan semua yang Anda butuhkan untuk memblokir bola yang menentukan," tandasnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Champions 1 Juni 2019 20:45
Pernah Main di Tottenham, Edgar Davids Jagokan Liverpool Juara
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 04:12
-
Amerika Latin 22 Maret 2025 03:30
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...