Inilah 7 Tim Yang Mengangkat Trofi Liga Champions di Italia

Inilah 7 Tim Yang Mengangkat Trofi Liga Champions di Italia
7 Tim Juara Liga Champions di Final Italia (c) Bola.Net
- Pagelaran Liga Champions musim 2015/2016 sudah hampir mendekati akhirnya. Hal ini ditandai dengan digelarnya leg pertama babak semifinal Liga Champions yang dimulai pada tengah pekan ini, di mana empat tim yaitu Real Madrid, Manchester City, Atletico Madrid dan Bayern Munchen saling berebut dua tiket menuju Partai Final yang akan digelar di San Siro pada tanggal 28 Mei nanti.


Final San Siro 2016 ini bukanlah kali pertama Final Liga Champions digelar di negeri Pizza tersebut. Semenjak Liga Champions digelar pertama kalinya pada tahun 1955 (yang dulu bernama European Cup), tercatat sudah ada 8 kali Partai Final yang digelar di Italia, di mana ada 7 tim berbeda yang pernah mengangkat Trofi Si Kuping Besar di Italia. Siapa sajakah mereka? Berikut 7 Tim yang pernah memenangkan Liga Champions di Italia.[initial]

 (bola/dub)

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 8 halaman

Inter Milan, 1965

Inter Milan, 1965

Partai Final European Cup yang pertama digelar di Italia adalah Partai Final musim 1964/1965. Kali itu, Inter Milan yang ditangani oleh Helenio Herrera berhadapan dengan wakil dari Portugal, SL Benfica yang ditangani oleh Elek Schwartz di San Siro, Milan.

Bermain di depan publik mereka sendiri, Nerrazurri berhasil keluar sebagai pemenang European Cup musim 1964/1965 setelah gol Jair da Costa pada menit 43 menjadi satu-satunya gol yang tercipta dari 90 menit partai final digelar. Gelar ini merupakan gelar Liga Champions perdana yang diraih Nerrazurri sepanjang masa.
2 dari 8 halaman

Feyenoord, 1970

Feyenoord, 1970

Lima tahun pasca Final European Cup digelar perdana di Italia, UEFA selaku federasi Sepakbola Eropa kembali menggelar Final European Cup di Italia. Kali ini San Siro kembali ditunjuk untuk menghelat partai akbar ini antara wakil dari Belanda, Feyenoord dan Wakil dari Skotlandia, Celtic.

Pada 90 menit waktu normal, tidak ada pemenang diantara kedua tim setelah gol Tommy Gemmell di menit 30 berhasil dibalas oleh Feyenoord dua menit berselang melalui Kaki Rinus Israel, sehingga wasit Concetto Lo Bello harus melanjutkan pertandingan 2 x 15 menit waktu tambahan waktu. 4 menit jelang babak tambahan berakhir, Ove Kindvall muncul sebagai pahlawan Feyenoord dengan mencetak gol penentu ke gawang Evan Williams dan membawa Feyenoord menjadi juara European Cup musim 1969/1970.
3 dari 8 halaman

Liverpool, 1977

Liverpool, 1977

Partai Final European Cup ketiga yang pernah digelar di Italia terjadi 7 tahun pasca partai final European Cup 1970 antara Feyenoord vs Celtic. Kali ini UEFA menunjuk markas AS Roma, Estadio Olimpico sebagai venue dari partai final European Cup 1970 yang mempertemukan wakil Inggris Liverpool menghadapi Wakil Jerman, Borussia Monchengladbach.

Liverpool yang kala itu ditangani oleh pelatih legendaris mereka, Bob Paisley tidak kesulitan untuk mengatasi perlawanan Monchengladbach setelah tiga gol dari Terry McDermott, Tommy Smith, dan Tendang Penalti Phil Neal hanya mampu dibalas oleh gol Allan SImonsen di menit 52. Gelar ini merupakan gelar pertama dari lima gelar Liga Champions yang pernah diraih oleh Klub asal Merseyside tersebut.
4 dari 8 halaman

Liverpool, 1984

Liverpool, 1984

Setelah memenangkan gelar Liga Champions pertama mereka di Estadio Olimpico pada tahun 1977, Liverpool berkesempatan besar mengulangi pencapaian tersebut pada tahun 1984 saat mereka berhasil menembus partai Final European Cup yang kembali digelar di Estadio Olimpico. Namun pada kali ini mereka harus berhadapan dengan sang tuan rumah, AS Roma yang berhasil lolos ke babak Final Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Selama 90 menit waktu normal berjalan, tidak ada pemenang antara The Reds dan Giallorossi, setelah gol Phil Neal pada menit 13 dibalas oleh gol Roberto Pruzzo di menit 42. Kondisi imbang ini tidak berubah hingga waktu tambahan digelar, sehingga wasit Erik Fredriksson harus meneruskan pertandingan pada babak penalti.

Di babak penalti Liverpool sempat tertinggal setelah eksekutor pertama mereka Steve Nicol gagal mengeksekusi penalti. Namun Bruce Grobbelaar selaku penjaga gawang The Reds berhasil menggagalkan dua eksekusi penalti AS Roma, yaitu tendangan Bruno Conti dan Francesco Graziani, sehingga Liverpool berhasil meraih meraih gelar Liga Champions ke empat mereka sepanjang sejarah
5 dari 8 halaman

Red Star Belgrade, 1991

Red Star Belgrade, 1991

Tujuh tahun pasca pertandingan antara Liverpool menghadapi AS Roma, partai final European Cup kembali digelar di Italia pada tahun 1991. Jika pada empat partai final sebelumnya selalu digelar di antara San Siro dan Stadio Olimpico, untuk Final European Cup tahun 1991 ini digelar di Stadio San Nicola yang merupakan markas dari FC Bari.

Pada partai final tahun 1991 ini mempertemukan dua tim yang kurang diperhitungkan di ajang sepakbola Eropa, yaitu Red Star Belgrade yang merupakan wakil dari Yugoslavia, dan Olympique Marseille dari Prancis. Pada 90 menit waktu normal dan 2x15 waktu tambahan tidak ada pemenang diantara dua tim sehingga wasit Tullio Lanese melanjutkan pertandingan pada babak adu penalti.

Di babak penalti ini hanya satu penendang yang gagal melakukan tugasnya, yaitu pemain Marseille Manuel Amoros yang penaltinya berhasil digagalkan oleh Stevan Stojanovic. Alhasil Red Star Belgrade berhasil keluar sebagai juara dan meraih satu-satunya trofi European Cup mereka sepanjang sejarah hingga hari ini.
6 dari 8 halaman

Juventus, 1996

Juventus, 1996

Setelah 12 tahun tidak ditunjuk sebagai venue partai final European Cup (Yang pada tahun 1993 berubah menjadi Liga Champions), Estadio Olimpico kembali mendapat kepercayaan dari UEFA untuk menggelar parti Final Liga Champions tahun 1996. Kali ini Markas AS Roma tersebut menjadi saksi dari pertempuran wakil Belanda, Ajax Amsterdam menghadapi Wakil dari Italia, Juventus.

Si Nyonya Tua sejatinya sempat unggul cepat di menit 13 berkat gol dari Fabrizio Ravanelli, namun Jari Litmanen berhasil menyamakan kedudukan di menit 41 sehingga kedua tim sama kuat hingga 90 menit waktu normal dan 2x15 menit waktu tambahan digelar. Untuk menyelesaikan pertandingan ini, Wasit Manuel Diaz Vega melanjutkan pertandingan ke babak adu penalti.

Pada babak adu penalti ini, penjaga gawang Juventus Angelo Peruzzi tampil sebagai pahlawan Si Nyonya Tua dengan menggagalkan eksekusi penalti Edgar Davids dan Sonny Silooy, sehingga Juventus keluar sebagai juara Liga Champions 1995/1996 dengan skor akhir 4-2.
7 dari 8 halaman

Bayern Munchen, 2001

Bayern Munchen, 2001

Setelah terakhir kali menggelar partai final European Cup pada tahun 1970, Stadion San Siro butuh waktu sekitar 30 tahun untuk kembali menggelar partai paling bergengsi antar Klub-Klub di tanah Eropa. Pada tahun 2001 markas AC Milan dan Inter Milan kembali dipercaya UEFA untuk menggelar partai final Liga Champions yang kali ini mempertemukan wakil Jerman, Bayern Munchen menghadapi wakil Spanyol Valencia.

Entah kebetulan atau tidak, pemenang pada partai final kali ini tidak bsia ditentukan dalam 90 menit waktu normal, setelah gol penalti Gaizka Mendeita pada menit 3 dibalas oleh Gol Stefan Effenberg melalui tendangan penalti juga pada menit 50. Setelah digelar 2x15 menit waktu tambahan, tidak ada gol yang tercipta sehingga wasit Dick Jol melanjutkan pertandingan pada babak penalti.

Babak penalti pada partai final 2001 ini tergolong sengit, karena dari lima penendang pertama kedua tim, hanya tiga pemain yang berhasil mengeksekusi penalti dengan baik. Namun Oliver Kahn berhasil membuktikan kelasnya sebagai penjaga gawang top Dunia setelah ia menggagalkan eksekutor penalti ketujuh Valencia, Mauricio Pellegrino sehingga The Bavaria keluar sebagai juara Liga Champions mereka yang ke empat sepanjang sejarah.
8 dari 8 halaman

Barcelona, 2009

Barcelona, 2009

Partai Final Terakhir yang digelar di Italia terjadi pada tahun 2009. Pada pertandingan yang digelar di Stadio Olimpico tersebut, Manchester United berusaha untuk mempertahankan gelar Liga Champions mereka dari raksasa Spanyol Barcelona di partai Final Liga Champions 2008/2009.

Namun misi Sir Alex Fergusson untuk menjadi tim pertama dalam sejarah yang berhasil meraih dua gelar Liga Champions secara beruntun harus kandas setelah duo gol dari Samuel Eto'o dan Lionel Messi tidak mampu dibalas oleh Setan Merah hingga 90 menit pertandingan usai. Gelar tersebut merupakan gelar Liga Champions ketiga Barcelona sepanjang sejarah.