Hari Ini 4 Tahun Lalu: Awal Dominasi Real Madrid, Cristiano Ronaldo Raih Trofi UCL Ketiga

Hari Ini 4 Tahun Lalu: Awal Dominasi Real Madrid, Cristiano Ronaldo Raih Trofi UCL Ketiga
Cristiano Ronaldo (c) AFP

Bola.net - 28 Mei 2016, hari ini tepat empat tahun lalu, Cristiano Ronaldo meraih trofi Liga Champions ketiganya yang juga menandai awal kejayaan Real Madrid. Inilah trofi pertama dalam era keemasan tiga trofi UCL beruntun Los Blancos.

Madrid harus menghadapi rival sekota pada duel pemungkas kali ini, Atletico Madrid. Laga ini merupakan laga ulangan dua musim sebelumnya, ketika Madrid menghajar Atletico 4-1 untuk menjuarai Liga Champions 2014.

Dimainkan di San Siro, tentu Madrid diprediksi bakal menang, tapi Atletico tidak boleh dipandang remeh. Misi balas dendam yang diusung pasukan Diego Simeone itu bisa jadi motivasi besar untuk menggulingkan Madrid.

Terbukti, laga sebenarnya berjalan ketat. Skor 1-1 bertahan selama 120 menit dan harus dilanjutkan ke babak adu penalti. Pada saat inilah Madrid membuktikan mental mereka dan memetik kemenangan 5-3.

Masih ingat apa saja yang terjadi sebelum dan pada pertandingan itu? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 7 halaman

Status

Final ini merupakan final keenam yang melibatkan dua tim dari liga yang sama, juga final kedua yang melibatkan rival sekota -- sama persis dengan edisi tahun 2014. Madrid masuk ke final dengan percaya diri, status juara Eropa mereka tidak bisa dibantah. Namun musim itu sebenarnya Los Blancos bermain buruk.

Madrid terseok-seok di La Liga, Rafael Benitez pun dipecat. Lalu Zinedine Zidane ditunjuk sebagai pengganti, awalnya sebagai interim. Saat itu, hanya trofi Liga Champions yang tersisa bagi madrid.

Atletico masih sedikit lebih baik di kompetisi domestik, meski tidak jadi juara. Terlebih, Atleti bermain di final dengan motivasi berlebih. Jika menang, mereka bakal menyusul Juventus, Ajax, Bayern Munchen, dan Chelsea sebagai klub-klub yang pernah menjuarai tiga kompetisi utama klub Eropa.

Sayangnya Atleti kalah, dan jadi tim pertama yang menelan kekalahan pada tiga final Piala Eropa.

2 dari 7 halaman

Rute ke final - Real Madrid

Los Blancos tidak menghadapi halangan berarti di fase grup. Meski buruk di La Liga, Madrid jelas masih sangat kuat di Liga Champions dengan 16 poin dari 6 pertandingan. Mereka lolos sebagai juara Grup A, mengungguli PSG, Shakhtar Donetsk, dan Malmo.

Lalu, di babak 16 besar Madrid menghajar AS Roma dengan agregat 4-0. Saat itu Madrid sudah dibimbing Zidane dan beruntung punya pemain ajaib di Liga Champions, Cristiano Ronaldo.

Melangkah ke perempat final, Madrid sempat menelan hasil mengejutkan ketika takluk 0-2 pada laga tandang ke markas Wolfsburg. Beruntung Zidane bisa memperbaiki masalah timnya, memetik kemenangan 3-0 di kandang, dan lolos ke semifinal.

Di semifinal, laga sulit kontra Manchester City sudah menunggu Madrid. Nyaris gagal, Madrid hanya menang agregat 1-0 dengan kemenangan kandang. Partai final pun menanti, asa untuk memperbaiki musim yang telanjur buruk.

3 dari 7 halaman

Rute ke final - Atletico Madrid

Perjalanan Atletico tidak jauh berbeda dari Madrid. Mereka menjuarai Grup C dengan 13 poin dari 6 pertandingan, unggul dari Benfica, Galatasaray, dan Astana.

Namun, perjalanan Atletico berikutnya sungguh tidak mudah. Fase grup sangat sulit, pasukan Simeone terseok-seok.

Mereka harus melewati babak adu penalti untuk menyingkirkan PSV di 16 besar. Setelahnya, Atleti harus menghadapi Barcelona di perempat final. Jelas mereka bukan favorit.

Kendati demikian, Atleti terbukti bisa mengalahkan Barca dengan agregat 3-2, meski takluk 1-2 pada laga tandang ke Camp Nou. Kemenangan besar.

Lolos dari terkaman Barca, Atleti harus menghadapi Bayern Munchen di semifinal. Laga sulit lainnya, tapi mereka berhasil lolos dengan berkat agresivitas gol tandang meski skor akhir sama skuat 2-2.

4 dari 7 halaman

Jalannya Pertandingan

El Derbi Madrileno terulang, kali ini di San Siro. Sejak awal Atletico terlihat bermain keras, misi balas dendam menggerakkan pasukan Diego Simeone.

Kendati demikian, justru Madrid yang berhasil unggul terlebih dahulu. Di menit ke-15, Toni Kroos melepaskan tendangan bebas ke dalam kotak penalti Atleti, yang dibelokkan oleh Bale.

Lalu, saat kemelut membingungkan pemain, Sergio Ramos mendorong bola ke gawang Jan Oblak untuk mencetak skor. Saat itu tayangan ulang memperlihatkan Ramos berada dalam posisi offside, tapi wasiit gagal melihatnya dengan baik.

Lalu di menit ke-46, Fernando Torres mendapatkan penalti untuk Atletico Madrid usah dijatuhkan Pepe dari belakang. Griezmann maju sebagai algojo, tapi tembakannya melenceng dan gagal berbuah gol.

Ketika tampak akan mengulangi kegagalan di tahun 2014, Atletico berhasil medapatkan harapan ketika Yannick Carrasco mencetak gol balasan di menit ke-79. Sisa waktu 10 menit tidak bisa dimaksimalkan Madrid, pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan.

5 dari 7 halaman

Berbeda dengan tahun 2014, kali ini dua kali 15 menit babak tambahan tidak banjir gol. Skor masih 1-1, adu penalti pun dilangsungkan dan Madrid sempat diduga bakal kalah karena Atleti punya kiper sekuat Jan Oblak.

Kendati demikian, Madrid harus bangga punya Keylor Navas. Lalu kesempatan itu tiba ketika penendang keempat Atleti, Juanfran, gagal menunaikan tugasnya. Tentu, berikutnya giliran Ronaldo yang mengeksekusi.

Memikul beban begitu besar, Ronaldo menyelesaikan tugasnya dengan baik. Tembakannya keras menghujam gawang Oblak. Madrid pun merayakan gelar ke-11 mereka dan Ronaldo merayakan trofi UCL ketiganya.

6 dari 7 halaman

Susunan Pemain

Real Madrid (4-3-3): Navas; Marcelo, Pepe, Ramos, Carvajal (52' Danilo); Casemiro, Kroos (72' Isco), Modric; Ronaldo, Bale, Benzema (77' Lucas Vazquez)

Pelatih: Zinedine Zidane

Atletico Madrid (4-4-2): Oblak, Filipe Luis (109' Lucas Hernandez), Godin, Savic, Juanfran; Gabi, Fernandes (46' Carrasco), Koke (116' Thomas), Saul; Griezmann, Torres

Pelatih: Diego Simeone