
Bola.net - 6 Mei 2009, tepat hari ini 11 tahun lalu, Chelsea tersingkir dari semifinal Liga Champions dengan cara menyakitkan. Menjamu Barcelona di Stamford Bridge, skor akhir 1-1 tidak cukup mengantar The Blues ke partai final.
Pertandingan itu dianggap sebagai salah satu pertandingan kontroversial dalam sejarah Liga Champions. Pasalnya, wasit Tom Henning Ovrebo yang memimpin duel leg kedua di kandang Chelsea dianggap berat sebelah memihak Barca.
Banyak keputusan Ovrebo yang merugikan Chelsea, khususnya tentang beberapa penalti yang tidak pernah dihadiahkan. Nahas, Chelsea harus tersingkir meski berhasil menahan imbang Barca 0-0 di Camp Nou pada leg pertama.
Advertisement
Selain karena kontroversinya, pertandingan itu pun terus diingat karena dua gol indah yang dicetak Michael Essien dan Andres Iniesta. Masih ingat?
Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
The Blues Dirampok
Kala itu, tepat setelah pertandingan berakhir, Didier Drogba tidak bisa mengontrol emosinya. Striker terbaik Chelsea ini melontarkan kalimat protes ke depan kamera, menunjukkan rasa frustrasinya.
"Are you watching this? It's a disgrace!" kurang lebih begitulah komentar Drogba. Dia tahu pertandingan itu memalukan, bukan untuk Chelsea atau tim tamu, tapi untuk UEFA dan wasit yang memimpin pertandingan tersebut.
Betapa tidak, setelah bermain imbang 0-0 di Camp Nou, Chelsea hanya butuh kemenangan di Stamford Bridge untuk melangkah ke final. Mereka terbukti bisa melakukannya dengan unggul 1-0 lewat Michael Essien.
Lalu, entah mengapa wasit Ovrebo mengabaikan tiga pelanggaran yang seharusnya berhadiah penalti untuk Chelsea. Keputusannya untuk mengusir Eric Abidal pun terbilang lambat.
Nahas bagi Chelsea, Barca bisa membalas satu gol lewat Andres Iniesta dan pada akhirnya merekalah yang berhasil melangkah ke final.
Gol Indah Essien
Terlepas dari kontroversi pertandingan ini, dua gol yang tercipta merupakan gol langka. Sudah sewajarnya partai panas antara dua tim kuat di semifinal melahirkan gol-gol berkelas dunia.
Pertama, ada Michael Essien yang menyuguhkan kemampuannya dengan tembakan voli keras dari luar kotak penalti. Essien berada di level terbaiknya pada tahun itu.
Bermula dari serangan Chelsea, bola membentur bek Barca dan memantul tepat di depan kotak penalti. Essien melihat kesempatan itu, mengambil ancang-ancang, dan langsung menyambut bola dengan tembakan keras.
Bola menghujam mistar bagian dalam gawang Victor Valdes lalu melesak melewati garis.
🔵 Michael Essien with a first-time volley #OTD in 2009 🔥🔥🔥#UCL | @MichaelEssien | @ChelseaFC pic.twitter.com/Ia2SuiKfZd
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 6, 2020
Gol Indah Iniesta
Gol Essien membuat Chelsea kian percaya diri. Unggul satu gol sudah cukup bagi mereka untuk melangkah ke final. Harapan Chelsea melambung, sampai akhirnya dihempaskan kembali oleh Andres Iniesta.
Menit ke-90, menit-menit terakhir bagi Barca untuk menyamakan kedudukan. Pertahanan Chelsea mungkin mulai kelelahan, Essien gagal membuang bola, yang kemudian tiba di kaki Lionel Messi.
Berada di sisi kiri, Messi melihat Iniesta berada di posisi bebas tepat di depan kotak penalti. Umpan Messi sempurna, tembakan Iniesta lebih baik lagi.
Iniesta begitu tenang, menyambut bola dengan tembakan kaki luar yang tidak bisa dijangkau Petr Cech.
🔵🔴 Andrés Iniesta #OTD in 2009 at Stamford Bridge 🎯#UCL | @andresiniesta8 | @FCBarcelona pic.twitter.com/Em6actFsAp
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 6, 2020
Handball Pertama
Chelsea akhirnya tersingkir, tapi pertandingan ini akan selalu diingat sebagai kesalahan wasit. Meski mencoba sebaik mungkin untuk memimpin pertandingan dengan objektif, hari itu jelas buruk bagi Ovrebo.
Buruknya kepemimpinan Ovrebo terbukti pada kasus handball pertama. Seharusnya situasinya sangat jelas, saat itu Nicolas Anelka menerima bola di depan, berduel dengan Abidal, dan akhirnya terjatuh di tepi kotak penalti.
Entah bagaimana, Ovrebo mengabaikannya begitu saja. Kejadian itu tidak terlalu jauh dari posisinya, seharusnya terlihat jelas.
Sepertinya Ovrebo bimbang karena standar yang sempat dia ubah-ubah sepanjang laga. Misalnya ketika tidak memberikan penalti untuk Drogba, tapi memberikan pelanggaran untuk Anelka.
Handball Kedua
Bayangkan kejadiannya. Tim kesayangan Anda tampil lebih baik sepanjang pertandingan, melawan 10 pemain tim tamu, dan merasa kecewa karena tidak mendapatkan minimal satu penalti.
Lalu lawan Anda mendapatkan kesempatan menyerang dan ternyata bisa mencetak gol, serta rasanya bakal lolos ke partai final kompetisi klub terbaik.
Kemudian tim Anda mendapatkan tendangan sudut, lalu ada salah satu pemain yang melepas tendangan apik dari luar kotak penalti. Bola itu ternyata membentur lengan salah satu pemain lawan di dalam kotak penalti, yang berdiri tepat di depan hidung wasit.
Yang membuat situasi ini semakin buruk adalah karena insiden terjadi tepat di depan wasit. Seharusnya penalti itu jelas, Chelsea seharusnya bisa membalikkan kedudukan.
Apa Kata Mereka
Bos Chelsea saat itu, Guus Hiddink, mendeskripsikan penampilan Ovrebo sebagai yang terburuk sepanjang kariernya.
"Pemain bisa membuat banyak kesalahan, pelatih membuat banyak kesalahan, wasit pun membuat kesalahan -- karena itulah kita bicara tentang memberinya kelonggaran soal keraguan," ujar Hiddink.
"Namun, jika Anda melihat tiga dari empat pelanggaran diabaikan begitu saja maka jelas performa wasit adalah yang terburuk yang pernah saya lihat."
Pada pertandingan itu, Michael Ballack bahkan sempat mengejar Ovrebo, mencengkeram kerah bajunya karena keputusan-keputusan aneh. Kendati demikian, Ovrebo tidak memberikan teguran apa pun pada Ballack, mungkin dia pun merasa ragu-ragu.
Hari Terburuk
Uniknya, beberapa tahun kemudian, Ovrebo mengakui kesalahan-kesalahannya pada pertandingan tersebut. Dia tahu penampilannya buruk dan merugikan Chelsea.
"Sungguh itu bukan hari terbaik saya," ujar Ovrebo kepada Marca. "Terkadang Anda tidak berada di level yang seharusnya. Tidak, saya tidak bisa bangga terhadap performa itu."
Seperti biasa, penyesalan datang terlambat. Andai Ovrebo tampil baik pada pertandingan itu, Chelsea mungkin bisa mencapai final Liga Champions kedua beruntun mereka, dan mungkin berakhir sebagai juara.
Susunan Pemain Chelsea vs Barcelona (6 Mei 2009)
Chelsea (4-4-1-1): Cech; Ashley Cole, John Terry, Alex, Bosingwa; Essien, Ballack, Malouda, Anelka; Frank Lampard; Drogba
Pelatih: Gus Hiddink
Barcelona (4-3-3): Valdes; Abidal, Toure, Pique, Dani Alves, Busquets, Keita, Xavi; Iniesta, Eto'o, Messi
Pelatih: Josep Guardiola
Statistik Chelsea - Barcelona
Gol: 1 - 1
Shots: 9 - 11
On target: 4 - 1
Blok: 3 - 3
Corners: 6 - 6
Offsides: 5 - 0
Kartu kuning: 4 - 3
Kartu merah: 0 - 1
Fouls: 16 - 17
Sumber: UEFA, Marca
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 5 Mei 2020 21:40
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 03:58
-
Liga Spanyol 20 Maret 2025 03:15
-
Liga Inggris 19 Maret 2025 23:55
-
Liga Inggris 19 Maret 2025 23:43
-
Liga Inggris 19 Maret 2025 23:03
-
Tim Nasional 19 Maret 2025 22:57
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...