Bicara Soal Istirahat Melatih, Jose Mourinho Nyaris Menangis

Bicara Soal Istirahat Melatih, Jose Mourinho Nyaris Menangis
Jose Mourinho. (c) AP

Bola.net - Sejak pertama kalinya sejak memulai karier sebagai pelatih Benfica pada tahun 2000, Jose Mourinho telah memulai musim baru tanpa pekerjaan kepelatihan. Ternyata, kondisi ini sulit bagi Mourinho.

Usai berpisah dengan Manchester United akhir tahun lalu, sosok 56 tahun ini mengambil keputusan ekstrem. Dia tidak mau terburu-buru bekerja lagi dan hanya mau menerima klub dengan visi yang pasti.

Sebab itu, sembari menunggu klub yang tepat, saat ini Mourinho bekerja bersama Sky Sports sebagai analis Premier League. Tentu analisis yang diberikan Mourinho jauh lebih baik dari lainnya, mengingat timbunan pengalaman pelatih Portugis tersebut.

Kini, bicara soal masa-masa tenang ini, Mourinho mengaku merindukan sepak bola. Baca komentar selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 2 halaman

Nyaris Menangis

Pada satu sesi wawancara dengan Gazzetta dello Sport, Mourinho tampak nyaris menangis ketika membahas kehidupan tanpa melatih. Dia sudah melewati 18 tahun tanpa henti sebagai pelatih, dan kini tiba-tiba harus berhenti.

"Pada saat saya memasuki sepak bola profesional, itulah saat saya merasakan klik itu," kata Mourinho.

"Itu adalah hal yang serius dan tetap serius sampai saat ini - tanpa henti. Lalu, sekarang saya harus berhenti, alih-alih menikmatinya, saya tidak bisa benar-benar bersantai. Saya merindukan sepak bola."

2 dari 2 halaman

Harus Bersabar

Bagaimanapun, hanya masalah waktu sampai Mourinho menangani klub besar lainnya. Dia tetaplah salah satu pelatih terbaik di dunia meski punya riwayat buruk bersama MU.

"Kapan saya berkata 'tidak'? Saya berkata sepeti itu karena tawaran itu bukan level tantangan yang saya inginkan," sambung Mou.

"Ini adalah soal: 'oke, saya mendapatkan tawaran bagus dan saya akan menerimanya'."

"Saya harus bersabar dan menunggu kesempatan yang tepat, dan kesempatan tepat itu adalah satu yang berada di ukuran serta level yang sama dengan saya sebagai pelatih," tutupnya.

Sumber: Gazzetta dello Sport