6 Alasan Mengapa Zlatan Ibrahimovic Gagal di Barcelona

6 Alasan Mengapa Zlatan Ibrahimovic Gagal di Barcelona
Zlatan Ibrahimovic (c) AFP
Bola.net - Zlatan Ibrahimovic bukanlah pesepakbola yang terbiasa dengan kegagalan. Di mana pun ia bermain, ia selalu menikmati kesuksesan bersama tim yang ia bela. Namun pengecualian terjadi saat ia membela Barcelona.

Penyerang internasional Swedia itu memang mengalami tahun yang penuh gejolak di Spanyol pada musim 2009-2010, sebelum akhirnya pindah ke AC Milan. Tengah pekan ini, Ibrahimovic akan kembali ke Camp Nou menghadapi mantan timnya itu.

Menarik untuk melihat, mengapa Ibrahimovic yang mendapatkan banyak kesuksesan di setiap tim yang ia bela, justru 'gagal' di Barcelona? (tlg/dzi)

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 6 halaman

Lionel Messi

Lionel Messi

Ini adalah adil untuk mengatakan bahwa hubungan Zlatan dengan Lionel Messi jauh dari kata hangat. Dua bakat besar dan dua ego besar bertemu dalam satu jalur yang membuat keduanya 'bertabrakan'. Dan itu membuat Zlatan harus melihat pintu keluar dari Nou Camp, meskipun utamanya karena Messi diduga meminta bermain di posisi Zlatan pada taktik Josep Guardiola.

"Saya memulai dengan baik, tapi kemudia Messi mulai berbicara," klaim Ibrahimovic dalam bukunya 'I am Zlatan' pada 2011. "Dia ingin bermain di tengah, bukan di sayap, jadi sistem diubah dari 4-3-3 menjadi 4-5-1. Saya dikorbankan dan tak lagi punya kebebasan di lapangan yang saya butuhkan untuk sukses."
2 dari 6 halaman

Josep Guardiola

Josep Guardiola

Perbedaan ego lainnya terjadi. Kali ini Ibrahimovic marah dengan keputusan Guardiola itu. Bukan hanya itu, Ibra juga beberapa kali terlibat perselisihan dengan mantan pelatihnya itu, baik di sesi latihan maupun saat pertandingan berlangsung, seperti saat ia hanya bermain lima menit saat menang 4-1 melawan Villarreal.

"Saya berpikir bahwa ia adalah musuh saya," ujarnya. "Saya berteriak kepadanya, 'anda tak punya kemaluan!' dan banyak yang lebih buruk dari itu. "Saya benar-benar gila. Saya kemudian melemparkan sebuah kotak penuh peralatan latihan di dalam ruang, itu jatuh ke lantai dan Pep tak berkata apa-apa, hanya menempatkan kembali barang-barang ke dalam kotak." "Saya tak melakukan kekerasan, tapi andai saya Guardiola, saya sudah takut."
3 dari 6 halaman

Taktik

Taktik

Sistem Barcelona selama berada di sana tak pernah cocok dengan talenta Ibrahimovic. Klub-klub sebelumnya yang ia bela selalu memanjakan strikernya, menyesuaikan takttik mereka demi kekuatannya dan memungkinkan ia bebas berada di posisi manapun. Di Barca, sistem permainan dibangun lewat poros Xavi, Iniesta dan Messi.

Di Barca, Ibrahimovic sering ditempatkan jauh melebar di mana ia merasa kemampuannya tak akan maksimal dan talentanya akan sia-sia. Ibra pun akhirnya menemui Guardiola.

"Saya bilang bahwa saya dimainkan dengan cara yang salah dan bahwa mereka tak harus mendatangkan saya bila ingin pemain dengan tipe lainnya. Saya mengatakan kepadanya apa yang teman-teman saya bilang kepada saya, 'anda membeli Ferrari, tapi mengendarainya seperti Fiat'.
4 dari 6 halaman

Munculnya Bojan

Munculnya Bojan

Tampak aneh bila nama pemain yang kini membela Stoke City itu muncul sebagai alasan kegagalan Ibra di Barcelona. Namun pada saat Bojan muncul, namanya sudah disebut-sebut sebagai alasan mengapa Barca tak lagi butuh Ibra.

Apalagi saat itu Bojan disebut-sebut sebagai salah pemain muda dengan prospek terpanas di dunia setelah gemilang bersama akademi La Masia. Dan akhirnya, Bojan pun mengisi posisi Ibrahimovic, yang akhirnya dipinjamkan ke Italia.
5 dari 6 halaman

Kurangnya Rasa Sopan

Kurangnya Rasa Sopan

Ibrahimovic tak pernah bisa memahami budaya penghormatan yang muncul di skuat Barcelona saat ini. Secara khusus, ia kurang bisa memahami perlakuan kepada pemain-pemain senior seperti Xavi dan juga Iniesta.

"Saya telah mendapatkan kesan bahwa Barcelona adalah sedikit seperti di Ajax, rasanya seperti berada kembali di bangku sekolah. Tak ada satu pun pemain yang bertingkah seperti superstar, dan itu aneh. Semua pemain seperti anak sekolah. Pemain terbaik di dunia berdiri di sana dengan kepala tertunduk, dan saya tak mengerti semua itu. Itu konyol," tulisnya dalam bukunya.
6 dari 6 halaman

Seleranya kepada mobil

Seleranya kepada mobil

Salah satu aturan di Barcelona adalah tak ada satu pun pemain yang diizinkan untuk mengendarai mobil mewahnya ke tempat latihan. Dan Ibrahimovic, yang memang gemar mengendarai mobil sport tak mengerti dengan adanya aturan seperti itu.

"Omong kosong apa itu? Saya akan mengambil mobil apapun yang saya inginkan. Saya melompat ke Ferrari saya, meletakkan kaki saya di gas dan kemudian parkir tepat di depan pintu pelatihan."