5 Pelajaran Kemenangan Telak Chelsea: Fleksibilitas Strategi Graham Potter, Kepa Semakin Aman?

5 Pelajaran Kemenangan Telak Chelsea: Fleksibilitas Strategi Graham Potter, Kepa Semakin Aman?
Selebrasi gol Pierre-Emerick Aubameyang pada laga Chelsea vs AC Milan di Liga Champions 2022/2023, Kamis (6/10/2022) dini hari WIB (c) AP Photo

Bola.net - Chelsea akhirnya menang juga. Kemenangan 3-0 atas AC Milan pada pekan ke-3 Grup E Liga Champions 2022/2023 di Stamford Bridge, Inggris, Kamis (6/10/2022) dini hari WIB jadi kemenangan perdana di fase grup.

Tiga gol Chelsea dicetak oleh tiga pemain berbeda. Para pencetak gol adalah Wesley Fofana (23’), Pierre-Emerick Aubameyang (56’), dan Reece James (62’).

Kemenangan ini memperlihatkan prospek yang bagus bersama Graham Potter. Setelah hanya bisa seri pada laga debutnya, Potter kini telah mencatatkan dua kemenangan beruntun.

Kebetulan di kemenangan keduanya ini, Chelsea menang dengan skor meyakinkan. Sudahlah meyakinkan, melawan tim besar sekelas Milan pula.

Kemenangan ini juga memberikan lima pelajaran yang dapat dipetik. Apa saja? imak ulasan selengkapnya di bawah, ya, Bolaneters~

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 6 halaman

Sistem Pressing Mulai Rapi

Aspek paling mencolok dalam laga tersebut adalah sistem pressing yang mulai rapi. Dengan mengandalkan tiga presser di depan, Chelsea sukses menyulitkan Milan untuk mengembangkan permainan.

Meski begitu, mulai rapi bukan berarti sudah sempurna. Ada sejumlah permasalahan kecil, terutama koordinasi trisula Chelsea dalam memberikan tekanan yang kerap menyebabkan error.

Kesuksesan pressing Chelsea tidak lepas dari keunggulan jumlah 3v2 saat menghadapi dua bek tengah Milan. Situasi ini seringnya membuat Milan menurunkan satu gelandangnya turun menjemput bola dan membuat situasi di tengah jadi sama 2v2.

2 dari 6 halaman

Peran Baru Auba

Diapit dua pemain dari kedua sisi di half-space membuat ruang gerak Pierre-Emerick Aubameyang jadi sempit. Ia hanya bisa fokus di koridor sentral dan tidak bisa bergerak terlalu bebas.

Untungnya Aubameyang tampil baik di laga ini. Peran barunya untuk hanya statis di tengah, entah itu sebagai pemantul, pencipta kombinasi, ataupun penyelesai akhir, dijalankannya dengan sempurna.

Untuk penyerang sekelas Aubameyang, rasanya agak mubazir jika hanya mengandalkannya seperti itu. Tapi selama ia bisa menjalankannya dengan baik dan Chelsea mendapatkan hasil maksimal, tentu saja hal itu layak dipertahankan.

3 dari 6 halaman

Double Overlapping Center Back

Hal mencolok lain dalam skema tiga bek Chelsea bersama Potter adalah, terdapat dua bek tengah yang melakukan overlap (Double Overlapping Center Back). Namun, kondisi ini bisa dilihat sebelum Wesley Fofana ditarik keluar karena cedera.

Ya, dengan adanya Fofana di kanan, ia bisa memerankan tugas yang biasa diemban oleh Cesar Azpilicueta. Meskipun, ia belum sefasih itu. Progresinya pun masih terkesan nanggung dan tidak banyak berdampak ke sektor ofensif.

Di sisi kiri ada Kalidou Koulibaly yang memerankan tugas yang sama. Eks Napoli ini justru lebih fasih menjalankan tugas tersebut.

4 dari 6 halaman

Kepa Semakin Aman

Tiga laga beruntun Chelsea bersama Potter, posisi Kepa Arrizabalaga sebagai kiper utama semakin aman. Ia selalu bermain sejak menit awal.

Bagi Kepa, sinyal ini tentu jadi pertanda bagus. Setelah dua musim terakhir berada di bawah bayang-bayang Edouard Mendy, akhirnya penantiannya yang sabar berbuah manis.

Namun dengan indikasi Potter bakal mengganti-ganti kiper utama sampai sebelum Piala Dunia 2022, maka Kepa harus menunjukkan kemampuan terbaiknya.

5 dari 6 halaman

Tiga Formasi Dasar Berbeda

Tiga pertandingan dan tiga formasi dasar berbeda sudah dilakukan oleh Potter. Di laga melawan Salzburg dan Crystal Palace, Chelsea menurunkan formasi empat bek, yaitu 4-2-3-1 dan 4-4-2. Namun di pertandingan melawan Milan, Chelsea turun dengan formasi 3-4-3.

Sejauh ini karena seluruh hasilnya tidak ada yang mengecewakan, tidak ada formasi yang sebaiknya digunakan di laga selanjutnya. Tiga formasi berbeda ini juga jadi sinyal bahwa Potter tidak kaku soal taktik di dalam tim.

Fleksibilitas strategi telah jadi ciri khasnya selama menangani Brighton. Hal yang sama juga mulai tampak bersama Chelsea walaupun baru tiga laga pertama.