4 Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Final Liga Champions Tottenham vs Liverpool

4 Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Final Liga Champions Tottenham vs Liverpool
Liverpool, Juara Liga Champions 2018/19. (c) AP Photo

Bola.net - - Liverpool berhasil meraih gelar Liga Champions keenam mereka setelah mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0 pada partai final di Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (2/6) dini hari WIB. Dua gol kemenangan Liverpool lahir lewat aksi Mohamed Salah dan Divock Origi.

Trofi itu sangat berharga bagi The Reds. Setelah gagal menjuarai Premier League musim ini - dan gagal jadi juara Liga Champions musim lalu - akhirnya mereka mampu mewujudkan mimpi di Eropa.

Liverpool membuktikan diri sebagai tim terbaik di Eropa. Perkembangan mereka akhirnya berbuah. Jurgen Klopp bakal jadi Ayah yang sangat bangga.

Sesuai prediksi, final Liga Champions selalu menyimpan kejutan. Hanya kejutan di final kali ini tidak begitu menyenangkan: gaya bermain pragmatis Liverpool, cenderung defensif.

Pun demikian, bagaimanapun taktik parkir bus itu sukses melahirkan trofi. Liverpool jadi juara, tidak penting bagaimana caranya. Juga, laga itu menghasilkan 4 pelajaran berharga yang wajib bolaneters pahami di bawah ini:

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 4 halaman

Origi, Pemain untuk Panggung Besar

Divock Origi bukan bagian dari trio penyerang utama Liverpool, dia juga tidak bermain sejak menit awal pada pertandingan tersebut. Namun, perannya sangat final dalam klimaks Liverpool di laga pamungkas.

Dia mencetak dua gol yang dalam comeback impresif atas Barcelona di semifinal. Itu sudah luar biasa, tetapi dia menambah catatan impresifnya di final melawan Tottenham.

Origi datang dari bangku cadangan, bermain, dan mencetak gol kedua Liverpool. Gol itu tiba di menit ke-87, yang berarti mengunci kemenangan Liverpool dan mengakhiri perlawanan Tottenham.

2 dari 4 halaman

All-English Final yang Layu

Saat Liverpool dan Tottenham memastikan satu spot di partai final, semua menduga laga bakal berjalan sepanas Premier League. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Final kali ini merupakan salah satu final paling membosankan.

Hal ini lantaran pendekatan Liverpool demi trofi. The Reds bermain defensif, pragmatis, khususnya selah mencuri gol cepat di awal. laga.

Bagaimanapun, permainan seperti itu berhasil mempersembahkan trofi. Tak ada yang salah dengan parkir bus.

3 dari 4 halaman

Pertaruhan Kane Merugikan

Harry Kane baru saja pulih dari cedera, dia belum pernah bermain dalam pertandingan yang sesungguhnya sejak kondisinya pulih. Namun, Mauricio Pochettino bertaruh dengan memainkan kane sejak awal.

Perjudian itu harus dibayar mahal, Kane tampil di bawah standar. Dia sulit mendapatkan bola, dan sulit memanfaatkannya ketika diberi kesempatan.

Kane tidak berkutik di bawah kawalan Virgil van Dijk. Dia bahkan tidak terlibat pada ancaman-ancaman terbaik Liverpool. Hanya Son Heung-Min yang berulang kali mengancam gawang Alisson Becker.

4 dari 4 halaman

Pembalasan Salah

Mohamed Salah meninggalkan lapangan bersama cucuran air mata pada final Liga Champions musim lalu. Kala itu, dia hanya bisa bermain 30 menit sebelum tabrakan dengan Sergio Ramos yang berakibat pada cedera bahu. Liverpool gagal jadi juara.

Kini, Salah berhasil membayar kekecewaan itu dengan gol pembuka di final melawan Tottenham. Benar, gol itu hanya gol penalti, Salah mungkin tidak terlibat pada proses penalti tersebut.

Biar begitu, gol tetaplah gol. Gol di menit ke-2 itu mengubah segalanya. Mentalitas skuad Tottenham goyah, Liverpool memanfaatkannya dengan baik.