Ngeri! Julian Nagelsmann Dapat 450 Ancaman Pembunuhan Usai Bayern Tersingkir dari Liga Champions

Ngeri! Julian Nagelsmann Dapat 450 Ancaman Pembunuhan Usai Bayern Tersingkir dari Liga Champions
Julian Nagelsmann pada laga perempat final Liga Champions 2021/2022 (c) AP Photo

Bola.net - Pelatih Bayern Munchen Julian Nagelsmann mengungkapkan bahwa dirinya mendapat 450 ancaman pembunuhan di media sosial setelah tim asuhannya tersingkir dari Liga Champions.

Bayern kalah 0-1 pada leg pertama perempat final Liga Champions melawan Villarreal. Mereka takluk berkat gol tunggal Arnaut Danjuma.

Namun, Bayern tidak mampu membalas kekalahan tersebut dalam pertemuan kedua di Allianz Arena, Rabu (13/4/2022). Thomas Muller dkk hanya mampu bermain imbang 1-1.

Bayern akhirnya tersingkir dari Liga Champions dengan agregat 1-2. Maka dari itu banyak penggemar Bayern yang kesal.

1 dari 4 halaman

Sejumlah oknum pendukung Bayern rupanya melampiaskan kemarahannya kepada Nagelsmann. Sampai-sampai mereka melayangkan ancaman pembunuhan kepada sang pelatih di media sosial.

"Saya sadar akan mendapat kritik dari segala sisi. Itu normal dan saya bisa menghadapinya," kata Nagelsmann dikutip The Independent.

"Tapi dengan 450 ancaman pembunuhan di Instagram, itu tidak mudah."

2 dari 4 halaman

Keluarga juga Diserang

Sayangnya, ancaman pembunuhan tidak hanya ditujukan kepada Nagelsmann saja. Menurut pengakuan Nagelsmann, keluarganya juga mendapat ancaman yang kelewat batas.

"Jika orang-orang ingin membunuh saya itu ada hubungannya, tapi mereka juga ingin menyerang ibu saya yang bahkan tidak peduli dengan sepak bola. Saya tidak mengerti," lanjutnya.

"Sesaat setelah mereka mematikan televisi, seketika mereka kehilangan kesadaran. Mereka hanya berpikir yang benar [versi mereka], dan itu gila."

3 dari 4 halaman

Bukan Barang Baru

Nagelsmann yang menggantikan Hansi Flick pada musim lalu mengatakan perundungan di media sosial bukanlah hal baru yang ia terima selama berkecimpung di dunia sepak bola Jerman.

"Saya mendapatkannya di setiap pertandingan, entah apakah kami menang atau kalah," tuturnya.

"Ada lebih banyak ancaman pembunuhan ketika kami bermain dengan [formasi] tiga bek atau empat bek, terlebih lagi ketika kami kalah."