Lebih Dekat dengan Kuartet Trengginas RB Leipzig

Lebih Dekat dengan Kuartet Trengginas RB Leipzig
Timo Werner (kiri) dan Yussuf Poulsen. (c) DFL

Bola.net - RB Leipzig menatap kampanye Bundesliga keempat mereka dengan rasa optimisme baru saat era baru dimulai dalam kendali nakhoda Julian Nagelsmann.

Tidak lepas dari itu adalah dengan kembalinya kuartet andalan mereka di musim ini; Yussuf Poulsen, Emil Forsberg, Marcel Sabitzer, dan yang terakhir adalah Timo Werner.

Cikal Bakal

Awal terbentuknya kuartet trengginas RB Leipzig terjadi pada musim 2016/17 saat Timo Werner datang melengkapi kepingan lini depan Die Roten Bullen yang dibangun oleh Ralf Rangnick. Semusim sebelumnya, trio Forsberg-Poulsen-Sabitzer sukses mengoyak pertahanan klub-klub divisi dua Bundesliga dan menghadiahi Rangnick dkk. dengan promosi ke kasta teratas Bundesliga untuk yang pertama kalinya.

Setibanya Werner di Leipzig, formasi 4-4-2 dengan sayap ofensif pun diterapkan. Dengan Forsberg di sisi kiri dan Sabitzer di sisi kanan mendampingi duet striker Werner-Poulsen, mereka hampir saja menorehkan sejarah saat Leipzig finis sebagai runner-up pada musim debut mereka di Bundesliga.

Bagaimana tiap kepingan puzzle dari kuartet tersebut menemukan kecocokan satu dengan yang lain hingga membentuk satu skema yang sempurna? Yuk, kita telusuri dari mereka satu-persatu.

1 dari 5 halaman

Yussuf Poulsen

Yussuf Yurary Poulsen bergabung dengan Leipzig pada musim 2013/14. Ia menjadi pemain Leipzig pertama yang mencetak hat-trick di Bundesliga dan dalam prosesnya juga ikut membantu klub mencatatkan kemenangan ke-50 mereka dalam kompetisi sepak bola paling bergengsi di Jerman tersebut.

Striker jangkung dengan tinggi 193 sentimeter itu menjadi pemain Denmark ketiga, setelah Ebbe Sand dan Allan Simonsen yang mampu mencetak lebih dari 14 gol dalam satu musim Bundesliga. Dalam skemanya, Poulsen menjadi target-man yang banyak membantu rekan kuartet-nya dalam membangun serangan.

2 dari 5 halaman

Emil Forsberg

Kepingan kedua datang dari pemain internasional Swedia yang bergabung dengan Leipzig pada Januari 2015. Catatan manis dalam kariernya bersama The Red Bulls ada pada musim 2016/17, dimana Forsberg menempatkan dirinya sebagai pemain dengan torehan assist tertinggi baik di Bundesliga maupun 5 liga top Eropa lainnya dengan total 22 assist.

Penyerang sayap ini dikenal mampu mendominasi sisi kiri lapangan dengan kecepatan dan kelincahannya yang mampu melewati hadangan pemain lawan dengan mudah - membuatnya terlihat sebagai figur tercepat di lapangan.

3 dari 5 halaman

Marcel Sabitzer

Marcel Sabitzer (c) DFLMarcel Sabitzer (c) DFL

Bergabung dengan Leipzig pada musim 2015/16, Sabitzer melengkapi duo Forsberg- Poulsen menjadi sebuah trio. Lahir tahun 1994 di kota Graz, Austria - pemain bernomor punggung 7 tersebut adalah pemain unik yang memiliki banyak kualitas yang diperlukan sebagai gelandang tengah. Ia dikenal sebagai Mezzala yang mampu mendikte permainan dengan tempo tinggi.

4 dari 5 halaman

Hah, Mezzala? Apa sih Mezzala itu?

Mezzala adalah playmaker penjelajah yang beroperasi di setengah lapangan dan merupakan peleburan dari gelandang tengah dan pemain sayap. Sabitzer memiliki pengalaman bermain sebagai pemain sayap saat masih berseragam Rapid Vienna dan FC Salzburg.

Dari sana, ia memaksimalkan potensinya di Leipzig dengan menggabungkan dua gaya permainan tersebut. Terbukti efektif dengan statistik menterengnya bersama Die Roten Bullen dalam beberapa tahun terakhir ini.

5 dari 5 halaman

Timo Werner

Datang melengkapi kepingan lini depan Leipzig pada musim 2016/17, Timo Werner -lahir di Stuttgart, 6 Maret 1996- tak lagi terhentikan sejak saat itu.

Werner sudah on fire awal musim ini - membawa RB Leipzig ke puncak klasemen Bundesliga dengan lima gol yang dihasilkan hanya dalam tiga pertandingan! Luar biasa dalam membaca alur permainan juga dengan gerakan yang tepat dan cepat menjadi senjata andalannya menghadapi lawan setangguh apapun di lapangan hijau.

Keberadaannya sekarang melengkapi penghuni trio sebelumnya; Poulsen, Forsberg dan Sabitzer. Berempat, mereka akan jadi momok menakutkan bagi tim Bundesliga lain, tak terkecuali untuk sang juara bertahan Bayern Munchen.