Kisah Serge Gnabry, Pesakitan di Inggris Jadi Pahlawan di Jerman

Kisah Serge Gnabry, Pesakitan di Inggris Jadi Pahlawan di Jerman
Serge Gnabry (c) Bundesliga

Bola.net - Menjadi pemain yang bisa diandalkan baik di level klub maupun di Tim Nasional merupakan keinginan dari setiap pemainb sepakbola di seluruh dunia. Namun bagaimana rasanya jika anda disebut tidak cukup bagus untuk bermain di klub dan negara anda? Itulah yang terjadi pada Serge Gnabry.

Gnabry memiliki perjalanan karir yang cukup panjang. Disebut-sebut sebagai salah satu bakat besar di Jerman membuat bakatnya diendus Arsenal dan diboyong ke Inggris pada tahun 2011 silam.

Berharap menjadi rising star baru di Inggris, namun segalanya tidak berjalan lancar baginya. Jalan karirnya penuh tanjakan dan lika-liku sehingga ia hampir dilabeli sebagai pemain gagal.

Namun berkat keteguhan hatinya, Gnabry akhirnya membuktikan bahwa semua yang orang-orang katakan mengenainya adalah salah besar.

1 dari 3 halaman

Pembuktian untuk Mereka

Pembuktian untuk Mereka

Serge Gnabry (c) Bundesliga

Melangkah empat tahun lebih cepat dan Gnabry tampaknya tak terjinakkan. Dia mencetak empat gol untuk Bayern saat melawan Tottenham Hotspur dalam kemenangan 7-2 yang mengejutkan di Liga Champions UEFA baru-baru ini.

Kecemerlangannya berlanjut bersama Timnas Jerman kala mempermalukan Argentina di Dortmund pada Oktober lalu, dan mencetak hat-trick dalam kemenangan kualifikasi Euro 2020 atas Irlandia Utara pada jeda internasional November kemarin.

Tak berhenti di sana, karena pemain berusia 24 tahun itu telah mencatatkan sembilan gol dalam tujuh pertandingan untuk Die Mannschaft pada tahun ini, lebih banyak dari pemain lain dalam skuad Joachim Löw.

Ia juga mencatat rekor luar biasa di level internasional dengan torehan 13 gol dalam 13 pertandingan senior, prestasi yang hanya mampu dicapai oleh satu pemain lain dalam sejarah Jerman: Gerd Müller.

2 dari 3 halaman

Prestasi dan Pencapaian Individu

Prestasi dan Pencapaian Individu

Serge Gnabry (c) Bundesliga

Gnabry terpilih sebagai ‘Pemain Bayern Musim Ini’ bersama kampanye debutnya bersama Die Bayern pada musim 2018/19, menyingkirkan nama-nama besar seperti Robert Lewandowski, Thomas Müller dan Joshua Kimmich dalam persaingan setelah mencatatkan 6 assist dan 13 gol dalam 42 pertandingan kompetitif.

Dia juga memenangkan penghargaan sebagai ‘Pemain Bundesliga Bulan Ini’ untuk periode Oktober tahun 2019. Jadi, bagaimana winger bernomor punggung 22 tersebut bisa berada di levelnya sekarang setelah
dianggap tidak berguna oleh West Brom?

Ya, bisa dibilang semua berkat pengalaman bahwa penyerang kelahiran Stuttgart itu telah berkembang menjadi pemain hebat seperti sekarang ini.

3 dari 3 halaman

Pengalaman adalah Pembelajaran Paling Berharga

Pengalaman adalah Pembelajaran Paling Berharga

Serge Gnabry saat masih memperkuat Hoffenheim (c) Bundesliga

Kekuatan baru Gnabry lahir ketika mengambil keputusan yang sulit di akhir masanya bersama West
Midlands pada musim 2015/16, saat dia memilih untuk mengesampingkan Arsenal dan bergabung
dengan Werder Bremen - dia tidak menoleh ke belakang sejak itu.

Pemain dengan tinggi 175 sentimeter tersebut mencatatkan 11 gol dalam 27 pertandingan Bundesliga untuk Die Grün-Weißen pada musim berikutnya, cukup membujuk Bayern untuk segera mengamankan tanda tangannya.

Namun, penyerang lincah itu sadar bahwa dia baru punya satu tahun penuh untuk pengalaman
bermain di tim utama dan akhirnya meminta dipinjamkan ke Hoffenheim untuk lebih mempersiapkan dirinya terhadap tantangan dalam persaingan dengan nama-nama besar seperti Arjen Robben, Franck Ribery dan Kingsley Coman di Allianz Arena.

Itu terbukti menjadi keputusan bijak dan tepat, serta bekerja di bawah pelatih yang cerdas -Julian Nagelsmann pada musim 2017/18- kemampuan Gnabry terus berkembang. Dia belajar bermain di berbagai macam posisi - termasuk penyerang, gelandang tengah dan bahkan sebagai bek sayap, dan mampu sekali lagi mencapai raihan dua digit gol dengan mencetak 10 gol dalam 22 pertandingan, termasuk satu gol jarak jauh yang sensasional saat melawan RB Leipzig.

Kegemilangan tersebut diteruskan dengan musim pertamanya di Bayern, di mana ia menjadi pemain ketiga dalam sejarah Bundesliga yang mencetak dua digit gol untuk tiga klub yang berbeda dalam beberapa musim berturut-turut.

(Bundesliga)