Kai Havertz Bisa Segera Pindah ke Chelsea, Ini Penyebabnya

Kai Havertz Bisa Segera Pindah ke Chelsea, Ini Penyebabnya
Pemain Bayer Leverkusen Kai Havertz. (c) AP Photo

Bola.net - Sebuah kabar gembira datang bagi Chelsea. Proses transfer Kai Havertz dari Bayer Leverkusen diklaim bisa dituntaskan lebih cepat dalam beberapa hari ke depan.

Seperti yang sudah diketahui, Havertz merupakan salah satu playmaker muda terbaik di Bundesliga. Ia menunjukkan performa yang sangat impresif di lini serang Die Werkself musim ini.

Chelsea diberitakan jatuh hati terhadap pemain 21 tahun itu. Frank Lampard ingin menjadikan Havertz sebagai playmaker baru timnya untuk musim depan.

Evening Standard mengklaim bahwa Chelsea bisa lebih cepat untuk mendapatkan jasa Havertz. Sang playmaker bisa pindah ke Inggris beberapa hari ke depan.

Simak situasi transfer Havertz selengkapnya di bawah ini.

1 dari 3 halaman

Laga Terakhir

Menurut laporan tersebut, Chelsea saat ini sudah bisa memproses transfer sang playmaker.

Ini dikarenakan Bayer Leverkusen tersingkir dari Liga Europa. Dini hari tadi mereka harus tumbang di tangan Inter Milan di babak perempat final Liga Europa.

Leverkusen sudah berjanji bahwa mereka baru akan bernegosiasi kembali terkait transfer Havertz setelah perjalanan mereka di Liga Europa berakhir. Jadi Chelsea sudah bisa memulai negosiasi kembali untuk transfer sang playmaker.

2 dari 3 halaman

Bakal Alot

Laporan yang sama mengklaim bahwa transfer Havertz ke Chelsea pada musim panas ini diberitakan masih berlangsung dengan alot.

Hal ini dikarenakan Bayer Leverkusen tetap bersikukuh dengan pendirian mereka. Mereka hanya mau menjual Havertz di angka 100 juta Euro.

Sementara Chelsea hanya mau membayar maksimal 80 juta Euro untuk jasa Havertz sehingga kedua tim saat ini mencoba untuk berkompromi akan hal itu.

3 dari 3 halaman

Cetak Gol

Meski kalah dari Inter Milan, Kai Havertz bersinar di laga perempat final Liga Europa dini hari tadi.

Ia mencetak satu-satunya gol Die Werkself ke gawang Nerrazurri dini hari tadi.

(Evening Standard)