Jurgen Klopp, Sosok Ayah dan 'Guru yang Buruk' bagi Lewandowski

Jurgen Klopp, Sosok Ayah dan 'Guru yang Buruk' bagi Lewandowski
Striker Bayern Munchen, Robert Lewandowski (c) AP Photo

Bola.net - Robert Lewandowski tidak cukup berterima kasih pada Jurgen Klopp, salah satu pelatih terpenting dalam perkembangan kariernya. Dia menyebut Klopp sebagai "guru yang buruk" baginya pribadi.

Tidak ada yang mengenal nama Lewandowski sampai Borussia Dortmund merekrutnya dari Lech Poznan pada tahun 2010 silam. Di sanalah awal mula Lewandowski bertemu dengan Jurgen Klopp.

Tentu awalnya berjalan sulit. Dia memainkan peran berbeda di bawah Klopp. Kontribusinya minim, tim meraih hasil buruk, sampai akhirnya Lewandowski menghadap langsung pada Klopp, bicara empat mata.

Saat itulah dia menjumpai betapa hebatnya visi Klopp sebagai pelatih. Baca kisahnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 2 halaman

Sosok ayah dan guru yang buruk

Sederhana saja, bagi Lewandowski, Klopp adalah sosok ayah yang membimbingnya jadi pemain top. Di saat yang sama Klopp pun berperan sebagai guru yang buruk, yang memaksa muridnya berdisiplin keras.

"Jurgen bukan hanya sosok ayah bagi saya. Sebagai pelatih, dia pun berperan seperti 'guru yang buruk'. Dan saya bermaksud mengatakannya dalam nada yang terbaik," kata Lewandowski dikutip dari Daily Mail.

"Coba saya jelaskan. Pikirkan kembali masa-masa Anda bersekolah. Guru seperti apa yang paling Anda ingat? Bukan guru yang membuat segalanya mudah bagi Anda dan tidak pernah mengharapkan apa pun, bukan."

2 dari 2 halaman

Menutut yang terbaik

Singkatnya, Lewandowski tidak bisa bersantai di bawah Klopp. Dia harus terus berjuang memberikan yang terbaik, berlatih semaksimal mungkin dan selalu dituntut berkembang.

"Anda akan mengingat guru yang buruk, yang bersikap keras kepada Anda. Yang memberikan tekanan pada Anda dan melakukan segalanya untuk memaksimalkan potensi Anda," lanjut Lewandowski.

"Itulah guru yang membuat Anda jadi lebih baik, bukan begitu? Dan Jurgen persis seperti itu."

"Dia tidak puas membiarkan Anda jadi siswa dengan nilai B. Jurgen menginginkan nilai A+. Dia tidak menuntut itu untuk dirinya, tapi untuk diri Anda sendiri," tutupnya.

Sumber: Daily Mail