Bolanet Goes to Bundesliga: Tentang Mimpi Besar RB Leizig

Bolanet Goes to Bundesliga: Tentang Mimpi Besar RB Leizig
Jurnalis Bolanet Asad Arifin bersama dengan rombongan media visit Bundesliga 2019 (c) Asad Arifin

Bola.net - - Bolanet tiba di Leipzig pada hari ketiga Bundesliga Media Visit 2019 (24/2/2019). Kami sampai di Leipzig setelah menempuh perjalanan lebih dari tiga jam dari kota Munich dengan moda transportasi kereta. Meskipun cukup lama, perjalanan teras nyaman karena pemandangan sekitar yang cukup indah.

Leipzig punya banyak perbedaan jika dibanding dengan Munich. Tentu saja Munich jauh lebih ramai. Apalgi, kami tiba di Leipzig pada hari Minggu. Jadi, nampak pusat kota cukup sepi. Satu hal lagi yang berbeda adalah cuaca. Kami mendapat cahaya matahari yang cukup pada hari pertama di Leipzig.

Dengan kondisi cuaca yang lebih bagus [setidaknya bagi saya], kami penuh semangat menjalani rangkaian acara Bundesliga Media Visit 2019 di Leipzig. Pada kesempatan ini, kami diberi waktu untuk berkunjung di kantor dan pusat latihan salah satu klub Bundesliga yakni RB Leipzig.

Apa saja cerita menarik yang didapatkan dari perjalanan di markas klub berjuluk Banteng Merah tersebut? Simak lebih lengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.

1 dari 3 halaman

Klub Baru dengan yang Mewah

RB Leipzig mungkin masih belum cukup familiar bagi para pencinta sepak bola di Indonesia. Wajar. Sebab, RB Leipzig memang belum punya nama besar seperti Bayern Munchen, Borussia Dortmund atau Bayer Leverkusen. Namun, RB Leipzig punya sebuah prestasi yang tidak bisa dibilang remeh meskipun tergolong klub kemarin sore.

Bicara soal RB Leipzig, hal pertama yang perlu diketahui adalah akronim RB. Banyak yang mengira jika RB adalah akronim dari Red Bull, sebuah perusahaan minuman enegri. Tidak salah memang, sebab klub ini memang cukup identik dengan minuman tersebut. Hal itu bisa dilihat dari logo, motif jersey, julukan klub hingga nama stadion yang dipakai.

Namun, RB di sini adalah kepanjangan dari Rasen Ballsport yang dalam bahasa Indonesia berarti 'bola rumput'.

RB Leipzig didirikan pada tahun 2009 yang lalu. Menariknya, tim ini tidak begitu saja jadi peserta Bundesliga. Mereka harus melewati proses panjang dan bertahap untuk bisa menjadi bagian dari Bundesliga. Pada tahun 2009, RB Leipzig harus berkompetisi di NOFV-Oberliga Sud [kasta kelima sepak bola Jerman].

Selain para investor, ada dua nama penting yang menjadi kunci di balik sukses RB Leipzig. Nama pertama adalah Ralf Rangnick yang menjabat sebagai Direktur Olahraga. Nama kedua adalah Felix Magath. Dia adalah pelatih sohor di Jerman dan turut membantu konsep pendirian Leipzig.

Nama Felix Magath punya tempat yang spesial di klub RB Leipzig. Bahkan, untuk mengenang jasanya di klub, salah satu tempat di pusat latihan klub. Nama Magath diabadikan sebagai nama sebuah bukit sintetis yang ada di pusat latihan RB Leipzig. Bukit itu dipakai untuk meningkatkan kondisi fisik pemain dan proses pemulihan cedera.

Carolin Dietrich, Head of Internatinal RB Leipzig, mengakui jika dua sosok tersebut sangat penting bagi klub. Mereka punya jasa besar mengembangkan visi dan membangun klub. Terutama dalam pengembangan akademi dengan fasilitas yang cukup lengkap. Bahkan, paling unggul dalam hal pemakaian teknologi.

Carolin merangkan bahwa satu satu tempat tempat fasilitas yang hanya dimiliki oleh RB Leipzig. Fasitas itu berbentuk sebuah ruangan tertutup dan melingkar. Ruang itu kemudian dibagi menjadi panel-panel dengan lebar 1 meter. Fasilitas ini dioperasikan secara modern dengan menggunakan komputer.

"Jadi, pelatih akan membuat analisa soal kemampuan pemain dalam bergerak dan memberi umpan. Komputer akan memberi analisis ke mana pemain cermat dan akurat dalam mengumpan dan ini bisa membuat pemain punya pandangan lebih luas saat mendapat bola. Perkembangan hasil latihan juga terekam di komputer," ucap Carolin.

Carolin menyebut jika RB Leipzig adalah satu-satunya klub asal Jerman yang punya fasilitas tersebut. "Kami yang pertama dan satu-satunya. Ada beberapa klub yang coba menirunya. Tapi, tentu saja dengan konsep yang berbeda dan hasil berbeda. Dua klub dari Inggris juga coba membangun hal yang sama," imbuhnya.

Selain fasilitas latihan spesial itu. RB Leipzig juga punya beberapa fasilitas lain seperti ruang kebugaran, lapangan basket dalam ruangan, lapangan futsal, lintasan lari untuk mengukur Vo2 Max dan tempat khusus yang dipakai oleh tim pelatih untuk melakukan analisis strategi lawan.

"Kami juga punya sembilan lapangan, dua diantaranya adalah lapangan sintetis. Satu lapangan dipakai untuk tim RB Leipzig U-16, U-17 dan U-19 saat bermain. Lapangan ini juga punya tribun dengan kapasitas 140 tempat duduk. Ini tempat favorit para pemandu bakat kami," papar Carolin.

Hanya saja, karena alasan rahasia, Bolanet tidak mendapatkan akses untuk mengambil foto area kantor dan fasilitas latihan RB Leipzig. "Kami sangat menjaga kerahasiaan dari fasilitas ini. Jadi, kami minta maaf tidak boleh mengambil gambar apa pun selama berada di sini," kata Carolin.

2 dari 3 halaman

Ambisi Besar RB Leizig

RB Leipzig akan berusia 10 tahun pada 19 Mei yang akan datang. Usia yang cukup muda bagi sebuah klub sepak bola. Tapi, RB Leipzig sudah punya sebuah ambisi yang besar. Mereka tidak puas dengan apa yang sudah dicapai saat ini. Ada proyek besar yang kini sedang disusun oleh si Banteng Merah.

Carolin Dietrich menerangkan jika RB Leipzig sudah mengeluarkan investasi mencapai 35 juta euro [sekitar Rp 556 miliar] untuk membangun kantor, pusat latihan dan juga akademi klub. Namun, itu hanya investasi permulaan saja. Masih ada rencana yang lebih besar lagi di RB Leipzig.

"Kami sudah punya sembilan lapangan, tapi itu masih kurang karena banyak tim bermain di sini. Kami berencana untuk membangun beberapa lapangan lagi di sini. Kami juga akan melengkapinya dengan fasilitas penunjang lainnya. Itu akan kami lakukan dalam dua atau beberapa tahun ke depan," ucap Carolin.

Selain itu, RB Leipzig juga berencana untuk mengintegrasikan kantor dan pusat latihan mereka dengan stadion Red Bull Arena. Sebagai informasi, jarak antara markas latihan RB Leipzig dengan Red Bull Arena hanya berkisar 1 km saja. Tidak jauh dan bisa ditempuh dengan jalan kaki.

"Jadi, untuk melengkapi apa yang sudah kami bangun sekarang, kami juga punya rencana untuk membangun toko resmi klub dan sebuah museum atau sebuah tempat yang bisa dikunjungi oleh suporter. Kami ingin ada koneksi dengan stadion kami," papar Carolin.

Bukan hanya pembangunan insfrastuktur, RB Leipzig juga serius dalam peningkatan kualitas pemainnya. Tim muda RB Leipzig, di semua kelompok usai, menjadi salah satu yang paling ditakuti di Jerman. Prestasi di level senior juga tidak kalah bagus. Belum genap berusia 10 tahun, RB Leipzig sudah menembus kompetisi di Eropa. Pada musim 2018/19 ini mereka bermain di Liga Europa.

RB Leipzig juga sudah membuat langkah yang strategis untuk musim kompetisi 2019/20 yang akan datang. RB Leipzig telah mencapai kata sepakat dengan Julian Nagelsmann untuk menjadi pelatih baru. Nagelsmann adalah pelatih yang disebut punya prospek paling cerah di Bundesliga. Banyak klub yang tertarik pada sosok yang kini melatih TSG Hoffenheim tersebut.

Pelatih berusia 31 tahun akan menjadi pengganti Rafl Rangnick sebagai pelatih bagi Timo Werner dan kawan-kawan pada musim depan.

3 dari 3 halaman

Video Menarik

Berita video vlog kali ini laporan langsung jurnalis Bola.net, Asad Arifin, langsung dari Jerman untuk berkunjung ke markas Bayern Munich dalam acara media visit Bundesliga.