Wali Kota Solo Anggap KPAI Rugikan Bulu Tangkis Indonesia

Wali Kota Solo Anggap KPAI Rugikan Bulu Tangkis Indonesia
Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum 2019 (c) PB Djarum

Bola.net - Dukungan bagi Djarum Foundation untuk tetap menggelar Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis oleh PB Djarum terus mengalir. Banyak pihak berharap PB Djarum membatalkan keputusan ini demi keberlanjutan masa depan bulu tangkis Indonesia.

Seperti diketahui, terjadi polemik usai Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menganggap adanya eksploitasi terhadap anak yang dilakukan oleh Djarum. KPAI mendesak Djarum menghentikan penggunaan anak sebagai promosi citra merek dalam kegiatan audisi.

Setelah pengurus dari Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) daerah mengecam sikap KPAI, giliran Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengutarakan pendapat senada. Pria yang juga tokoh olahraga nasional ini memberikan pembelaan penuh kepada Djarum Foundation.

1 dari 2 halaman

Pertanyakan Tuduhan KPAI

Pria yang sering dikenal dengan nama Rudy ini mengakui jika kerugian besar dialami olahraga Indonesia jika ajang pencarian bakat oleh Djarum harus terhenti. Terutama begitu besarnya peran PB Djarum dalam mencetak atlet bulu tangkis masa depan Indonesia.

"Sebenarnya dasar KPAI menganggap eksploitasi anak yang dilakukan Djarum itu apa? Eksploitasi di bagian mana? Kecuali jika ada anak dipekerjakan untuk melinting rokok, itu baru namanya eksploitasi," ungkap Rudy, Selasa (10/9/2019).

"Jelas KPAI sangat merugikan dengan adanya penghentian Audisi PB Djarum. Dunia akan menilainya dan prestasi juga akan jeblok," ungkap mantan anggota normalisasi PSSI ini.

2 dari 2 halaman

Anggap KPAI Salah Sasaran

Menurutnya, KPAI salah sasaran jika menuding Djarum melakukan eksploitasi terhadap anak. Ia juga meminta kepada KPAI agar tidak tendensius terhadap satu merek dagang saja. Menurutnya, banyak merek dagang yang juga melakukan hal hampir serupa.

"Jangan tendensius pada satu merek dagang saja. Seharusnya KPAI tidak hanya mengurusi soal eksploitasi terhadap anak. Tetapi, juga pada kelangsungan nasib anak setelah lulus sekolah itu yang harus ikut dipikirkan," ujarnya.

Disadur dari: Bolacom/Penulis: Vincentius Atmaja/Editor: Wiwig Prayugi/Dipublikasi: 10 September 2019