Lee Yong-dae Lempar 6 Pujian untuk Bulu Tangkis Indonesia

Lee Yong-dae Lempar 6 Pujian untuk Bulu Tangkis Indonesia
Lee Yong-dae (c) Bola.com

Bola.net - Pebulu tangkis Korea Selatan, Lee Yong-dae, melemparkan berbagai pujian kepada para atlet bulu tangkis Indonesia, yang ia yakini punya kelebihan yang tak dimiliki atlet dari negara lain. Hal ini ia nyatakan kepada YouTuber senegaranya, Jang Hansol pada Kamis (21/11/2019).

Dalam video itu, Lee bicara banyak soal atmosfer bulu tangkis di Indonesia. Atlet 31 tahun peraih medali emas Olimpiade 2008 itu juga buka-bukaan perihal atlet bulu tangkis favoritnya. Ternyata, ia mengidolakan Tony Gunawan.

Bukan hanya itu, curahan hati Lee perihal pebulu tangkis Indonesia juga menjadi sorotan. Lee berkali-kali memuji prestasi dan kemampuan atlet asal Indonesia. Nah, apa saja sih pujiannya? Simak yang berikut ya.

1 dari 6 halaman

Atlet Junior Indonesia Mengagumkan

Lee melayangkan sederet pujian kepada idolanya, Tony Gunawan. Menurut Lee, Tony adalah satu di antara pebulu tangkis cerdas di dunia. Tony disebut mampu menutupi kekurangannya dengan strategi baru.

Pujian Lee bukan hanya sebatas pada pemain senior bulu tangkis Indonesia. Ia juga mengakui banyak pemain junior yang mulai unjuk kemampuan. Alasan itulah yang membuat Indonesia selalu meraih medali Olimpiade.

"Tony itu luar biasa. Indonesia rutin meraih medali Olimpiade, termasuk Tony. Namun yang menarik, generasi berikutnya juga sama luar biasanya. Prestasi yang ditorehkan Indonesia di kancah dunia dimulai dari perkembangan atlet junior yang sangat pesat itu," ujar Lee.

2 dari 6 halaman

Indonesia Kuat di Asian Games

Lee juga mengakui kekuatan Indonesia pada Asian Games. Lee sudah tiga kali dikalahkan atlet Indonesia dalam ajang olahraga antarnegara Asia tersebut. "Pada ajang Asian Games, Indonesia juaranya. Saya sudah tiga kali dikalahkan atlet Indonesia dalam ajang itu," kata Lee.

Lee pernah dikalahkan oleh ganda putra Indonesia, Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto di Asian Games 2006. Kemudian Markis Kido/Hendra Setiawan juga mengalahkannya di Asian Games 2010. Lee juga dipecundangi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di Asian Games Incheon pada 2014.

3 dari 6 halaman

Indonesia Jago di Permainan Ganda

Saat Hansol bertanya tentang apa yang membuat Lee selalu kalah dari atlet Indonesia, Lee kembali melontarkan pujiannya. "Intinya, Indonesia itu jago di permainan ganda. Titik," kata Lee.

Pernyataan Lee itu bukan isapan jempol semata. Berdasar BWF World Ranking, Indonesia memang mendominasi dua besar peringkat ganda putra dunia.

Pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi ganda putra ada di peringkat satu dunia. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di peringkat kedua.

4 dari 6 halaman

Pergelangan Tangan Atlet Indonesia Itu Beda

Lee juga mengaku kagum dengan ciri khas para atlet bulu tangkis Indonesia. Menurut Lee, setiap negara memiliki ciri khas masing-masing. Misal, Korea yang tak terlalu bagus dalam permainan net, lalu ada China dan Jepang yang lebih mengutamakan teknik dasar dalam permainan.

Namun, atlet Indonesia memiliki teknik yang unik. Lee menilai pukulan atlet asal Indonesia itu sulit ditebak. Lee merasa pergelangan tangan atlet Indonesia lebih lentur dari atlet negara lain. "Pukulan mereka itu sulit ditebak. Saya rasa karena pergelangan tangan mereka lentur sekali," ujarnya.

5 dari 6 halaman

Jago dalam Teknik Apa pun

Lee mengklaim atlet Indonesia sangat diuntungkan pergelangan tangan yang lentur itu. Pergelangan yang lentur bisa membuat atlet Tanah Air jago dalam teknik apa pun.

Permainan net atlet Indonesia, menurut Yong-dae, begitu detail dan lembut. Power atlet Indonesia pun sangat bagus. Pebulu tangkis Indonesia juga memiliki drive yang sangat hebat.

"Mereka sangat diuntungkan dengan pergelangan lentur. Atlet Indonesia melakukan semua teknik bulutangkis dengan baik. Jadi tak heran jika Indonesia hampir selalu berjaya di pertandingan besar," tambah Lee.

6 dari 6 halaman

Atlet Indonesia Punya Ketenangan di Atas Rata-Rata

Lee juga mengakui bahwa gaya permainan atlet Indonesia itu tenang. Mereka mampu meraih skor karena bisa menyembunyikan rasa panik dengan baik.

"Banyak atlet negara lain suka panas, namun pemain seperti itu justru mudah diserang. Tapi entah mengapa, pemain indonesia itu kalem, bahkan sampai pertandingan selesai. Mereka tidak memberi saya kesempatan untuk mengacaukan permainan mereka," tutup Lee.

Disadur dari: Bolacom/Penulis: Hesti Puji Lestari/Editor: Wiwig Prayugi/Dipublikasi: 24 November 2019