
Bola.net - Pencinta bulu tangkis Indonesia mungkin kini sedang dilanda kecemasan. Sebab, PB Djarum, yang selama ini dikenal sebagai gudang atlet bulu tangkis nasional, berhenti menggelar audisi beasiswa.
Hal tersebut diumumkan Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, dalam acara konferensi pers, di Hotel Aston, Purwokerto, Sabtu (7/9/2019). Tahun 2019 akan menjadi tahun terakhir Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis Djarum.
Berita ini mendapat respon yang besar dari pecinta bulu tangkis di Indonesia. Begitu juga dengan para mantan atlet, baik jebolan PB Djarum maupun yang bukan. Mereka sedih dengan keputusan tersebut.
Advertisement
"Saya jelas prihatin. Di saat kita semua sedang berjuang mencari mencari prestasi, berusaha mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia, dan menjaga tradisi emas olimpiade, malah ujung tombak pencarian bibit dihentikan, karena ada sebagian pihak yang tidak suka," kata Susy Susanti.
Susy Susanti adalah legenda dalam pentas bulu tangkis Indonesia. Peraih medali emas Olimpiade tahun 1992 tersebut ikut sedih, meskipun bukan jebolan PB Djarum, dengan berhentinya Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis Djarum.
Tentu saja bukan tanpa alasan mengapa berhentinya Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis Djarum disesali oleh publik. Sebab, selama ini PB Djarum menjadi salah satu klub penghasil atlet bulu tangkis terbaik di Indonesia.
Simak perjalanan PB Djarum hingga menelurkan 11 perah medali Olimpiade di bawah ini ya Bolaneters.
Bermula dari Liem Swie King Hingga The Minions
Dirintis pada tahun 1969 oleh CEO PT Djarum, Budi Hartono, Djarum punya sumbangsih besar dalam bulu tangkis Indonesia. Pada masa awal, ada nama Liem Swie King yang dididik oleh Djarum.
Liem Swie King menunjukkan prestasi yang cukup bagus, hingga mampu menjadi juara Munadi Cup pada tahun 1972. Setelah itu, Djarum mulai serius terjun ke dunia bulu tangkis. Pada tahun 1974, PB Djarum [Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum] didirikan. Saat itu Setyo Margono menjadi ketuanya.
Perkembangan PB Djarum dari tahun ke tahun terus menanjak. Selain memunculkan Liem Swie King, sang peraih gelar All England tiga kali, PB Djarum juga menelurkan pasangan Ganda putra Kartono/Heryanto. Mereka meraih All England 1981.
Sejak 2006, Bakti Olahraga Djarum Foundation tak berhenti menjaring calon bintang bulu tangkis masa depan, lewat Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis. Ajang inilah yang melahirkan nama Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir.
Setelah itu, PB Djarum terus menghasilkan nama-nama top dalam pentas bulu tangkis Indonesia. Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon (yang dikenal dengan julukan The Minions) dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga merupakan pemain hasil didikan PB Djarum.
Kiprah pemain didikan PB Djarum juga acap kali mengharumkan nama Indonesia. Sebab, selama 50 tahun berkecimpung di dunia bulu tangkis, mereka telah melahirkan 11 atlet yang mampu meraih medali di Olipiade.
Nama-nama jebolan PB Djarum yang menyumbangkan medali Olimpiade untuk Indonesia antara lain:
- Alan Budikusuma (emas Olimpiade Barcelona 1992)
- Eddy Hartono/Gunawan (perak Olimpiade Barcelona 1992)
- Ardy B. Wiranata (perak Olimpiade Barcelona 1992)
- Antonius B. Ariantho/Denny Kantono (perunggu Olimpiade Atlanta 1996)
- Trikus Haryanto/Minarti Timur (perak Olimpiade Sydney 2000)
- Maria Kristin Yulianti (perunggu Olimpiade Beijing 2008)
- Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir (emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016).
Polemik Berhentinya Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis Djarum
Legenda bulu tangkis Indonesia, Liliyana Natsir, ikut sedih dengan berhentinya Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis Djarum. "Turut menyayangkan, sedih. Saya merasakan dulu sebelum ada audisi di Manado. Susah. Orang tua harus mampu," kata Liliyana.
Keputusan PB Djarum dipicu tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) soal mengeksploitasi anak. KPAI mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi citra merek dalam kegiatan audisi tersebut.
"Kami sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau. Tahun lalu kami dapat penghargaan sebagai Institusi Olahraga of the Year dari Menpora. Itu bukti nyata kami bukan produk rokok," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin.
Advertisement
Berita Terkait
-
Bulu Tangkis 8 September 2019 20:17
Menpora Imam Nahrawi Soal Audisi Djarum: Mestinya Jalan Terus
-
Bulu Tangkis 8 September 2019 19:20
Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis Djarum Dihentikan, Susy Susanti Prihatin
-
Bulu Tangkis 6 September 2019 17:45
Greysia/Apriyani Lolos ke Semifinal, Gregoria Mariska Tersingkir
-
Bulu Tangkis 6 September 2019 09:55
-
Bulu Tangkis 5 September 2019 16:25
Shesar Hiren Melaju ke Perempat Final Chinese Taipei Open 2019
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:54
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:49
-
Liga Champions 20 Maret 2025 23:44
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:40
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:00
-
Asia 20 Maret 2025 22:49
BERITA LAINNYA
-
bulutangkis 20 Maret 2025 08:35
-
bulutangkis 20 Maret 2025 08:35
-
bulutangkis 20 Maret 2025 08:28
-
bulutangkis 19 Maret 2025 16:40
-
bulutangkis 19 Maret 2025 08:35
-
bulutangkis 19 Maret 2025 08:35
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...