Hebatnya Indonesia, Sebar Pelatih Bulu Tangkis Kelas Dunia di 9 Negara

Hebatnya Indonesia, Sebar Pelatih Bulu Tangkis Kelas Dunia di 9 Negara
Pelatih asal Indonesia, Muamar Qadafi, mengabadikan momen saat anak didiknya yakni pebulu tangkis asal Guatemala, Kevin Cordon, merayakan kemenangannya di babak perempat final bulu tangkis tunggal putra Olimpiade Tokyo 2020 pada 31 Juli 2021. (c) AP Photo

Bola.net - Indonesia tak cuma dikenal memiliki atlit-atlit bulu tangkis yang sangat hebat namun juga merupakan produsen pelatih olahraga tepok bulu kelas dunia.

Atlet bulu tangkis Indonesia memiliki tradisi kuat menyumbang medali emas di Olimpiade sejak 1992 silam. Namun, kontribusi Indonesia untuk dunia bulutangkis bukan hanya pemain-pemain hebat, tetapi juga barisan pelatih andal.

Baru-baru pelatih asal Indonesia yang mencuat namanya adalah Muamar Qadafi. Dia pelatih pemain Guatemala, Kevin Cordon, yang tampil luar biasa di Olimpiade Tokyo 2020, hingga menembus semifinal, tapi gagal dalam perebutan medali perunggu kontra tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting.

Pencapaian Cordon itu tidak datang dengan mudah. Ia akhirnya sampai pada titik tersebut pada usia 35 tahun, di olimpiadenya yang keempat. Yang jelas, Indonesia punya peran pada pencapaian bersejarahnya.

1 dari 3 halaman

Kisah Muamar Qadafi

Muamar Qadafi adalah pelatih Indonesia asal Solo, Jawa Tengah. Baginya, Guatemala bukan negara yang asing. Dia sudah periode melatih di sana. "Periode pertama dari 2009 hingga 2010. Periode kedua dari 2017 sampai sekarang," kata Qadafi, seperti dikutip dari Badminton Asia.

Cerita bermula ketika dua rekannya di PB Djarum, Roy Purnomo dan Agustinus Sartono, menjadi sparring partner di Peru.

''Saat itu, pelatih Peru asal China ingin mengundurkan diri. Sang pelatih memberi tahu kedua temannya bahwa ia membutuhkan seseorang untuk melanjutkan tugasnya,'' kenang pria kelahiran 30 Oktober 1981 itu.

Akhirnya pada 2005 Qadafi memutuskan keluar dari PB Djarum dan terbang ke Peru. Pada awalnya, namanya tidak diketahui.

''Setelah saya membawa Peru ke Kejuaraan PanAm Junior 2006, kompetisi seperti Kejuaraan Junior Asia di Asia, orang-orang perlahan mulai mengenali saya,'' kata Qadafi, yang kini tinggal di Yogyakarta saat kembali ke Indonesia.

Saat menjadi lebih terkenal, ia menerima tawaran untuk melatih di Guatemala. Namun, dia hanya di sana selama satu musim.

Pada periode pertama, Qadafi melakukan perjalanan ke berbagai negara. Hingga akhirnya tawaran kedua kembali datang kepadanya pada 2017.

“Saya kembali ke Peru dan juga melatih di Meksiko,” lanjutnya. Dengan pengalaman yang lebih matang, Qadafi membuat Guatemala menjadi kekuatan bulutangkis di Amerika Latin.

2 dari 3 halaman

Tangan Dingin Flandy Limpele

Tangan dingin pelatih Indonesia juga ada di Malaysia. Kehadiran Flandy Limpele mengantarkan negara itu meraih perunggu di nomor ganda putra Olimpiade Tokyo 2020 melalui pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang mengalahkan ganda senior Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada rubber game 17-21, 21-17, 21-14.

Flandy baru bergabung dengan tim Malaysia baru-baru ini. Namun, bahkan dalam waktu yang relatif singkat, sentuhannya membuahkan hasil.

Flandy dulunya adalah pemain bulutangkis ganda. Dia memenangkan medali perunggu di ganda putra di Olimpiade Athena 2004 ketika dipasangkan dengan Eng Hian. Di Tokyo 2020, Eng Hian melatih ganda putri Indonesia dan membawa timnya, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, meraih medali emas.

Sebelum menangani Malaysia, Flandy adalah pelatih India. Dia membawa Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty ke posisi 10 besar dunia. Pencapaian itu sudah lama tidak dibukukan pasangan ganda India.

3 dari 3 halaman

Daftar Pelatih Indonesia di Luar Negeri

Saat ini, setidaknya ada 12 pelatih Indonesia di sembilan negara berbeda di berbagai penjuru dia.

1. Hendrawan - Malaysia

2. Flandy Limpele - Malaysia

3. Paulus Firman - Malaysia

4. Indra Wijaya - Malaysia

5. Mulyo Handoyo - Singapura

6. Rexy Mainaky - Thailand

7. Namrih Suroto - India.

8. Imam Teguh - Finladia

9. Davis Efraim - Irlandia

10. Didi Purwanto - Hungaria

11. Indra Bagus - Belgia

12. Muamar Qadafi - Guatemala.

Sumber Asli: Badminton Asia
Disadur dari: Bola.com/Penulis Yus Mei Sawitri
Published: 03/08/2021

Ajang multievent Olimpiade Tokyo 2020 bisa pembaca Bola.net saksikan melalui TV teresterial INDOSIAR dan O Channel. Selain itu juga bisa di layanan over the top (OTT) VIDIO baik gratis maupun berbayar dengan 12 channel tambahannya, serta channel Champions TV 1, 2 dan 3 yang dikelola IEG (Indonesia Entertainment Group), salah satu anak perusahaan di Emtek Group. Yuk nikmati sajian live streamingnya dengan mengklik tautan ini.